Antrean Rapid Test di Lab Surabaya Membeludak, Calon Peserta UTBK Pingsan - detik

Antrean Rapid Test di Lab Surabaya Membeludak, Calon Peserta UTBK Pingsan - detik

Esti Widiyana - detikNews
Jumat, 03 Jul 2020 15:34 WIB
Ratusan peserta UTBK mengantre untuk menjalani rapid test. Bahkan di Lab Parahita Surabaya ada dua peserta yang pingsan karena kelelahan.
Peserta UTBK yang pingsan karena kelelahan saat mengantre rapid test/Foto: Esti Widiyana
Surabaya -

Ratusan peserta UTBK mengantre untuk menjalani rapid test. Bahkan di Lab Parahita Surabaya ada dua peserta yang pingsan karena kelelahan.

Kamis (2/7), Surat edaran (SE) Wali Kota Surabaya perihal syarat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), yang akan dilakukan di empat perguruan tinggi negeri (PTN) di Surabaya, dikeluarkan. Salah satu poin yang disebutkan dalam SE tersebut yakni mewajibkan seluruh peserta UTBK menunjukkan hasil nonreaktif rapid test atau swab test yang hasilnya negatif, yang dikeluarkan selambat-lambatnya 14 hari sebelum mengikuti ujian.

Namun SE ini terkesan mendadak bagi orang tua dan calon peserta UTBK. Bahkan di laboratorium Surabaya, calon peserta UTBK yang akan melakukan rapid test sampai membeludak.


Pantauan detikcom di lab Parahita, ada ratusan orang tua dan calon peserta UTBK yang mengantre untuk rapid test. Bahkan, ada dua calon peserta UTBK yang jatuh pingsan karena kelelahan menunggu.

"Eeh ada yang pingsan itu, kasihan kecapekan sampai pucat," kata orang tua yang juga menunggu anaknya rapid test di Parahita, Jumat (3/7/2020).

Orang tua calon peserta UTBK di ITS asal Sidoarjo, Titik (52) mengatakan, edaran wali kota ini terbilang mendadak. Sehingga bisa dibilang menyusahkan calon peserta UTBK.

"Kesannya mendadak sekali, menyusahkan, jadinya ngantre lama dan banyak, menyita waktu, anakku sampai belum sempat sarapan. Banyak orang gini kan ga boleh. Sampai ada yang pingsan dua. Aku kurang setuju rapid dadakan. Kalau langsung keterima nggak papa, kan ini cuman tes. Sebenarnya satu minggu sebelum tes," kata Titik kepada detikcom.

Titik mengatakan, dari pukul 09.00 WIB hingga 13.50 WIB, anaknya yang bernama Raja belum juga keluar ruangan. Sementara Direktur Marketing lab Parahita Dharmawangsa, Mizan Sulthon mengatakan, sejak Kamis (2/7) sore sudah ada 200 calon peserta yang rapid test. Hari ini sampai pukul 10.30 WIB ada 300 orang. Sebab, Parahita memberikan promo sejak 1 Juli menjadi Rp 199 ribu.

"Syaratnya KTP/kartu pelajar dan surat pendaftaran UTBK. Kita promo mulai tanggal 1 Juli, kita ndak tahu kalau ketentuan UTBK harus rapid test. Tiba-tiba sore banyak ke sini terus kita tanya dan kita baca harus rapid test. Langsung membeludak hampir di semua cabang kita," kata Mizan.

Jika di lab Parahita Dharmawangsa sudah overload, maka pihaknya akan mengarahkan calon peserta UTBK ke tiga cabang lab lainnya. Namun untuk jumlah kuota rapid test yang disediakan tidak terbatas.


"Kita ndak ada kuota, unlimited. Kalau tempatnya sudah penuh langsung diarahkan ke tiga cabang lain di Surabaya, biar tidak membeludak di satu tempat. Kemarin ada beberapa dari luar kota, dari Lamongan. Animonya cukup banyak," imbuhnya.

Hingga saat ini, Mizan mengatakan, belum ada yang reaktif. Jika terdapat peserta yang reaktif langsung dihubungkan ke Dinkes Surabaya untuk ditindaklanjuti.

"Biasanya kalau ada yang reaktif dilaporkan, kalau tidak ada laporan berarti tidak ada yang reaktif. Insyaallah 200 yang kemarin negatif. Kalau reaktif kita langsung hubungi dinkes untuk dilakukan PCR," pungkasnya.




(sun/bdh)

Baca Juga

Komentar