Telkom Tutup Blanja.com & Kejamnya Aksi Bakar Uang e-Commerce - CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk memutuskan untuk menutup Blanja.com mulai 1 September 2020. Blanja.com menjadi korban kesekian dari ganasnya strategi bakar uang di e-commerce.
Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (iDEA) Ignatius Untung menduga penutupan Blanja.com karena persaingan bisnis yang keras di e-commerce. Selama ini para pemain utama e-commerce cukup agresif menerapkan strategi bakar uang untuk memenangkan persaingan.
"Penutupan Blanja.com murni karena persaingan bisnis yang mungkin shareholder berhitung lagi untuk bersaing membutuhkan dana berapa dan tidak masuk dalam hitungan mereka sehingga layanan harus ditutup atau diganti dengan layanan yang baik," ujar Ignatius Untung kepada CNBC Indonesia, Rabu (2/9/2020).
Ignatius Untung mengungkapkan selama ini e-commerce di Indonesia banyak mendirikan perusahaan tanpa memikirkan profit. Mereka memikirkan cara untuk mendapatkan pendanaan. Dengan pendanaan ini diterapkan strategi bakar uang.
Para e-commerce ini membakar uang dengan memberikan diskon, cashback, atau gratis ongkos kirim untuk menarik pelanggan dan menguasai pasar. Model bisnis ini kemudian diterapkan oleh e-commerce lain yang sebenarnya tidak ingin menjalankan cara tersebut.
"Masalahnya siklus sudah dimulai. Mereka yang tidak ikut bakar uang akan berpotensi kehilangan pelanggan dan ditutup. Jadi mereka membakar uang karena ada peluang untuk bertahan di pasar," terang Ignatius Untung.
Masalahnya, aksi bakar uang ini bisa berdampak buruk. Pertama, mendidik konsumen untuk selain mencari diskon. Kedua, tidak jelas kapan akan berakhir dan kapan perusahaan bisa mencetak profit. Mereka yang memutuskan menghentikan bakar uang ketika kompetitor masih melakukannya dianggap sebagai aksi bunuh diri.
"Inilah dulu yang kami dikritisi. Pertumbuhan bisnis penting, tetapi lebih penting lagi pertumbuhan yang sehat. Untuk itu pelaku e-commerce harus cerdik menemukan keunikan dari layanannya," terangnya.
Namun menemukan keunikan ini cukup sulit. E-commerce tidak memproduksi barang. Mereka hanya tempat mempertemukan penjual dan pembeli. Soal layanan yang ditawarkan juga hampir sama saja. Selain itu, siklus bakar uang sudah terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar