Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Tidak Ada Kategori

    Pasien Spinocerebbral Ataxia Wajib Olahraga, Ini Alasannya - detikHealth

    2 min read

    Pasien Spinocerebbral Ataxia Wajib Olahraga, Ini Alasannya 
    - detikHealth
    ilustrasi (Foto: Thinkstock)
    Jakarta - Spinocerebbral ataxia menyerang otak kecil yang mengatur koordinasi motorik seseorang. Besar kemungkinan penyakit inilah yang menyerang keluarga Ridwan Gunawan di Sumedang yang ayah dan kedua kakaknya lumpuh.

    dr Yuda Turana, SpS dari FK Atmajaya menuturkan bahwa Spinocerebbral Ataxia (SCA) tidak bisa disembuhkan. Satu-satunya jalan yang dapat dilakukan oleh pasien adalah menghambat perkembangan penyakit dengan rutin melakukan olahraga.

    "Karena itu penyakit genetik ya, saya rasa tidak bisa disembuhkan, dalam artian kembali seperti semula fungsi motoriknya. Ibarat kata seperti penuaan tubuh saja, kan tidak bisa dicegah dan terus maju, tapi bisa dihambat," tutur dr Yuda ketika berbincang dengan detikHealth, Kamis (22/1/2015).

    Olahraga teratur dapat menghambat tingkat progresif penyakit. Sebabnya, beberapa jenis SCA diketahui tak hanya mengacaukan sistem koordinasi motorik tubuh, namun juga melemahkan atau mengecilkan otot.

    Dijelaskan dr Yuda bahwa olahraga akan memperlambat proses pelemahanan otot. Jika tak olahraga, tentu saja otot akan mengecil dan melemah dengan cepat. Ia juga menepis penggunaan obat-obatan yang diklaim dapat memperlambat laju penyakit tersebut.

    "Sama saja seperti pasien stroke, harus tetap latihan. Kalau pakai obat-obatan dan vitamin saja yang ada malah gemuk, harus latihan agar sistem motoriknya terjaga," paparnya lagi.

    Spinocerebbral Ataxia memang merupakan penyakit saraf genetik yang dapat menyebabkan kelumpuhan, kesulitan bicara hingga tremor. Beberapa jenis penyakit ini juga diketahui dapat menyebabkan kematian dan gangguan jiwa.

    Gejala awalnya adalah kehilangan kemampuan koordinasi motorik. Dari susah memegang bolpoin hingga tiba-tiba kehilangan kemampuan berjalan dan menggerakkan tangan, dokter mengatakan tidak ada yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit ini.

    "Namanya penyakit genetik, saya kira nggak bisa dihindari. Soalnya belum pasti kita kena kan, meskipun ayah atau ibu ada yang kena. Tidak ada juga bukti yang menunjukkan bahwa gen penyakit ini lebih kuat berasal dari ayah daripada ibu, ataupun sebaliknya," pungkasnya.



    (mrs/ajg)
    Share:

    Komentar
    Additional JS