Dulu Di-Bully Wisata Jeglongan Sewu, Akhirnya Jalan Ini Dibeton

JawaPos.com – Jalan di Desa Kwangsan dan Desa Buncitan, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, kerap jadi bahan bully warga sebagai ’’wisata jeglongan sewu’’. Alasannya, di jalan itu banyak lubang alias jeglongan. Kondisi jalannya rusak parah sehingga membahayakan pengendara. Kini, dua jalan tersebut mulai dibeton.
Masing-masing dibeton dengan panjang sekitar 1 kilometer. Lebarnya 6 meter. Jalan Betro– Kalanganyar (Buncitan) punya nilai kontrak Rp 4,2 miliar. Sementara itu, jalan Betro–Damarsi (Kwangsan) memiliki nilai kontrak Rp 4 miliar. ’’Keduanya itu ditarget 31 Desember selesai,’’ kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Sigit Setyawan, kemarin (29/8).
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor yang kemarin meninjau lokasi meminta awal November pengerjaan jalan sudah selesai. Tepatnya sebelum masuk musim hujan. Sebab, dua jalan itu merupakan akses utama yang padat kendaraan. Sigit menyebutkan, sampai saat ini proyek tersebut masih sampai pada tahap pengerjaan drainase.
Tujuannya, saat hujan nanti, aliran pembuangan air di sana lancar. Sebab, selama ini yang memicu dua jalan itu rusak adalah tidak adanya saluran pembuangan air. Dengan begitu, air meluber ke jalan dan umur jalan pun jadi singkat. ’’Kalau dihitung persentase, progres dua jalan itu antara 25 sampai 30 persen,’’ kata Sigit.
Selama ini, yang cukup jadi kendala adalah lalu lintas di lokasi yang cukup padat. Sebab, jalan itu menjadi akses utama warga sekitar. ’’Jadinya mau menyetop pengendara agak susah. Tapi, kami yakin sesuai target,’’ katanya. Karena itu, pihaknya meminta masyarakat sabar sejenak selama pengerjaan. Pihaknya juga rutin mengecek. Baik memastikan pengerjaan sesuai jadwal maupun mengecek kualitas jalan.
Sigit menuturkan, selain dua jalan itu, proyek peningkatan jalan lainnya sedang dilakukan. Total ada 19 paket peningkatan jalan tahun ini. Hanya, ada dua paket jalan yang masih terkendala. ’’Di Taman dan Tanggulangin. Dua saja itu yang ada masalah,’’ ungkapnya. Masalahnya adalah putus kontrak dengan dua kontraktor yang akan menggarap jalan itu. ’’Yang di Tanggulangin selama 28 hari sejak tanda tangan kontrak ternyata tidak ada kegiatan. Kalau yang di Taman, ada kegiatan, tapi progresnya lambat,’’ kata Sigit.
Untuk yang di Taman, kontraktornya sudah diberi peringatan tiga kali. ’’Ada keterlambatan lebih dari 10 persen kami ingatkan. Seminggu lagi kami ingatkan kedua, lalu seminggunya lagi kami ingatkan sampai ketiga,’’ ujarnya. Setelah itu, putus kontrak. Namun, dia memastikan dua paket peningkatan tersebut tetap berjalan. ’’Tidak lelang lagi, tapi penunjukan pemenang kedua,’’ kata Sigit. Sementara itu, untuk 17 paket peningkatan jalan lainnya, menurut dia, tidak ada masalah. ’’Sudah on progress semua,’’ tandasnya.
Editor : M. Sholahuddin
Reporter : uzi/c7/any
Tidak ada komentar:
Posting Komentar