Jubir Satgas Covid-19 : Penghapusan Indikator Angka Kematian Covid-19 Hanya Sementara - TRIBUNNEWS - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Jubir Satgas Covid-19 : Penghapusan Indikator Angka Kematian Covid-19 Hanya Sementara - TRIBUNNEWS

Share This

 

Jubir Satgas Covid-19 : Penghapusan Indikator Angka Kematian Covid-19 Hanya Sementara

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Jubir Satgas Covid-19 : Penghapusan Indikator Angka Kematian Covid-19 Hanya Sementara
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Jubir Satgas Covid-19 : Penghapusan Indikator Angka Kematian Covid-19 Hanya Sementara

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyatakan, penghapusan indikator angka kematian karena Covid-19 hanya bersifat sementara.

Nantinya jika evaluasi dan perbaikan telah rampung, maka data terkait kematian segera kembali masuk dalam sistem pelaporan nasional.

"Tidak dilibatkannya perhitungan indikator kematian hanya sementara saja, paralel dengan upaya perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan nasional," ujar Wiku saat dikonfirmasi, Kamis (12/8/2021).

Menurutnya, kebijakan ini diharapkan dapat menghasilkan data yang valid dengan kondisi riil di lapangan.

"Hal ini demi kebijakan yang tepat melalui data yang valid," imbuhnya.

Sebelumnya Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Jodi Mahardi menjelaskan, perihal tak dimasukkannya angka kematian dalam asesmen level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 

“Bukan dihapus, hanya tidak dipakai sementara waktu karena ditemukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang, sehingga menimbulkan distorsi atau bias dalam penilaian,” kata dia di Jakarta pada Rabu (11/8/2021).

Pemerintah lanjut Jodi, menemukan banyak angka kematian yang ditumpuk-tumpuk, atau dicicil pelaporannya, sehingga dilaporkan terlambat.

Hal itu menyebabkan analisis kondisi suatu daerah menjadi bias.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages