Pegiat Antikorupsi Nilai Program Napi Eks Korupsi Jadi Penyuluh Rasuah Sulit Dilakukan
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/951910/original/054247100_1439262197-kpk-2.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyeleksi sejumlah narapidana rasuah yang hendak habis masa tahanannya. Seleksi dilakukan untuk mempersiapkan mereka untuk diperbantukan sebagai penyuluh ke masyarakat agar tidak terjerumus korupsi.
Menanggapi hal itu, pegiat antikorupsi sekaligus pendiri Lingkar Madani, Rangkuti mengatakan hal itu akan sulit. Selain efek dari revisi UU KPK yang lalu, juga karena visi dan pendekatan kepemimpinan komisioner yang sekarang terlihat tidak meyakinkan.
Menurut Rangkuti, sejak KPK menggunakan model Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) untuk merekrut staf yang penuh dengan kontroversi dan mendapat penilaian negatif dari dua institusi independen negara, harapan KPK akan lebih baik semakin jauh.
"Jangan terheran bila program KPK berwujud seperti saat ini. Merekrut mantan koruptor jadi penyuluh anti korupsi itu berangkat dari ke dangkalan visi tadi," kata Ray saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (21/8/2021).
Rencana KPK Dinilai Miris
Ray menambahkan, rencana KPK juga dinilainya memiriskan sebab mengikuti trend menggandeng mantan kriminal jadi duta anti kejahatan. Selain aspek subtantif, secara teknis program tersebut juga dipertanyakan efektivitasnya.
"Apalagi dikaitkan misalnya dengan biaya program yang terkait dengan rencana ini. Bagaimana pembiayaannya, apakah para duta ini mendapatkan honor atau tidak, dalam acara apa mereka dilibatkan," tambah Ray menandasi.
Baca Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar