Taliban Menang di Afghanistan, Biden Diminta Mundur

 

Taliban Menang di Afghanistan, Biden Diminta Mundur

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
News
Senin, 16/08/2021 08:59 WIB
Foto: Biden gelar pesta di gedung putih. (AP/Patrick Semansky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, buka suara mengenai kondisi di Afghanistan. Ia menyebut bahwa penerusnya, Joe Biden, merupakan pihak yang bertanggung jawab atas kemenangan kelompok Taliban yang telah menguasai negara itu dan meminta Biden untuk mundur.

Mengutip AFP, Trump mengatakan bahwa Biden telah melakukan sesuatu yang memalukan di Afganistan. Ia juga menyebut bahwa Biden telah membuat AS terlihat lemah dan kalah.

Pilihan Redaksi

"Apa yang telah dilakukan Joe Biden dengan Afghanistan sangat legendaris. Ini akan menjadi salah satu kekalahan terbesar dalam sejarah Amerika!" katanya dalam pernyataan pada hari Minggu (15/8/2021).

"Sudah waktunya bagi Joe Biden untuk mengundurkan diri dalam aib atas apa yang dia biarkan terjadi di Afghanistan," tambahnya.

Di bawah Trump, AS menengahi kesepakatan dengan Taliban di Doha pada tahun 2020. Kesepakatan itu berisi bahwa AS menarik semua pasukannya pada Mei 2021 dengan imbalan berbagai jaminan keamanan dari para militan.

Saat Biden mengambil alih kekuasaan awal tahun ini, ia mendorong mundur batas waktu penarikan hingga Agustus 2021. Selain itu, Biden tidak menetapkan persyaratan khusus bagi Taliban dalam penarikan itu.

Trump telah berulang kali mengecam Biden atas langkah itu. Presiden yang juga pengusaha properti itu mengatakan misi penarikan di Afghanistan akan menjadi "penarikan diri yang jauh berbeda dan jauh lebih sukses" jika dia masih menjadi presiden.

Pemerintahan Biden dengan cepat menunjukkan bahwa Trump merundingkan kesepakatan Doha tentang penarikan dan bahwa mayoritas publik AS mendukung Biden dalam mengakhiri "perang tak berujung" di negara Asia Tengah itu.

Taliban sendiri saat ini sudah berhasil menguasai seluruh kota strategis seperti Kandahar dan Ghazni. Bahkan saat ini kelompok itu telah memasuki ibukota Kabul dan sedang berupaya menguasainya secara penuh.

Hal ini membuat beberapa negara mengevakuasi staf keduataannya bdari negara itu. Tak hanya itu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani juga ikut mengevakuasi dirinya ke Tajikistan.

Baca Juga

Komentar