Jadi Pemasok Obat HIV hingga Covid-19, Pengusaha Farmasi India Ini Masuk Jajaran Miliarder Baru - inews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Jadi Pemasok Obat HIV hingga Covid-19, Pengusaha Farmasi India Ini Masuk Jajaran Miliarder Baru - inews

Share This
Responsive Ads Here

 

Jadi Pemasok Obat HIV hingga Covid-19, Pengusaha Farmasi India Ini Masuk Jajaran Miliarder Baru

Jeanny Aipassa
Pendiri dan CEO Laurus Labs, Satyanarayana Chava, bergabung di jajaran miliarder dunia, setelah mencetak kekayaan bersih lebih dari 1,1 miliar dolar Amerika Serikat. (Foto: Istimewa)

NEW DELHI, iNews.id - Sektor farmasi India, yang menjadi sorotan selama pandemi Covid-19, baru saja mencetak miliarder baru. Pendiri dan CEO Laurus LabsSatyanarayana Chava (60), bergabung di jajaran miliarder dunia, setelah mencetak kekayaan bersih lebih dari 1,1 miliar dolar Amerika Serikat, seiring lonjakan harga saham perusahaannya yang mencapai 176 persen dalam setahun terakhir. 

Laurus Labs adalah perusahaan farmasi dan biotek terintegrasi yang membuat segala sesuatu mulai dari bahan farmasi hingga enzim dan protein. Perusahaan farmasi ini memasok bahan-bahan farmasi untuk obat-obatan untuk mengobati HIV, kanker, asma, diabetes, bahkan Covid-19. 

Perusahaan mengatakan bahwa satu dari tiga pasien terinfeksi HIV di negara berpenghasilan rendah dan menengah itu, menggunakan obat-obatan dengan bahan yang dipasok oleh Laurus Labs. Perusahaan farmasi itu juga memiliki klien besar, termasuk beberapa pemain farmasi besar dunia, yang membeli perantara farmasi, obat generik, dan layanan riset manufaktur kontrak dari Laurus Labs.

Untuk tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2021, Laurus Labs mencatat kenaikan pendapatan sebesar 70 persen dan peningkatan laba bersih sebesar 286 persen menjadi 9,8 miliar rupee (135 juta dolar AS) yang didukung oleh meningkatnya permintaan bahan-bahan farmasi, perluasan kapasitas, dan efisiensi operasional yang lebih besar.

Meskipun telah masuk jajaran miliarder, Satyanarayana Chava, mengaku tidak terlalu terpikat dengan status tersebut. “Bagi saya itu hanya satu bagian dari kehidupan, dan itu bukan satu-satunya (tujuan, red),” katanya, seperti dikutip Forbes, Sabtu (4/9/2021). 

Satyanarayana Chava mengaku lebih senang dengan kehidupannya sebagai ilmuan dengan latar belakang yang sederhana. Dia dibesarkan di desa Munnaluru di tepi sungai Krishna di negara bagian Andhra Pradesh, India selatan. (Orang tuanya masih tinggal di sana). 

Setiap hari, Satyanarayana berjalan enam mil untuk bersekolah di desa tetangga. Dia kemudian menemukan hasratnya pada mata pelajaran kimia di perguruan tinggi, yang membawanya ke gelar Ph.D. untuk produk alam laut bioaktif dan karir awalnya sebagai dosen.

Pada 1993, ia mengambil pekerjaan perusahaan pertamanya sebagai asisten peneliti di Ranbaxy Laboratories, sebuah perusahaan yang akhirnya diakuisisi oleh Sun Pharmaceuticals, miliarder farmasi Dilip Shanghvi. 

Kemudian pada 1995, ia pindah ke Matrix Labs, pembuat bahan farmasi untuk obat HIV, di mana ia bekerja selama dekade berikutnya di berbagai divisi, akhirnya menjadi COO. Matrix diambil alih oleh global pharma major Mylan pada 2006.

Satyanarayana Chava mendirikan perusahaan farmasi miliknya pada 2002, saat berusia 44 tahun. Setelah menghabiskan lebih dari dua dekade dalam bisnis farmasi, dia memutuskan untuk mendirikan perusahaan R&D Farmasi dengan nama Laurus Labs, di kota kelahirannya, Hyderabad. 

Dengan mengumpulkan tabungan, meminjam uang dari teman dan keluarga, dan mengambil pinjaman bank, Satyanarayana Chava memodali berdirinya Laurus modal awal 600 juta rupee (14 juta dolar AS).

Dia memilih nama Laurus Labs sebagai nama botani untuk kelas semak dan pohon Mediterania serta tradisi Yunani untuk menghormati pemenang dengan karangan bunga laurel. “Kami ingin perusahaan mewakili kemenangan yang selalu hijau,” ujar Satyanarayana Chava. 

Strategi utamanya dalam menjalankan perusahaan farmasi adalah dengan dokus padapenelitian. Itu sebabnya meski sudah menjabat sebagai CEO Laurus Labs, Satyanarayana Chava masih menghabiskan 25 persen waktunya di laboratorium. 

“Saya seorang ilmuwan di hati. Saya sangat tertarik dengan kimia,” ujar Satyanarayana yang terdaftar sebagai penemu bersama beberapa ilmuan lainnya dalam 145 paten yang diberikan kepada Laurus Labs.

Laurus Labs sekarang memiliki unit R&D di Hyderabad, Visakhapatnam, serta delapan pabrik yang disetujui FDA di India selatan untuk pembuatan kontrak dan memproduksi bahan dan perantara farmasi aktif.

Satyanarayana Chava juga secara aktif terlibat dengan penelitian dan pengembangan produk baru. “Saya mengerjakan produk apa yang harus kita kejar karena pada akhirnya akan menentukan seberapa baik kinerja kita,” kata ilmuan telah membawa lebih dari 50 produk ke pasar dalam 15 tahun terakhir.

Kini, Satyanarayana Chava ingin Laurus Labs yang berusia 16 tahun untuk mempertahankan semangat kewirausahaan perusahaan. “Kami percaya bahwa kami adalah startup dalam pemikiran, tindakan, dan kecepatan eksekusi kami,” katanya. 

Saat perusahaan bersiap untuk ekspansi, dia mengatakan tantangan terbesar adalah manusia. Laurus kini bekerja sama dengan universitas lokal untuk merancang kursus yang relevan dengan industri.

“Kami punya uang, kami memiliki bisnis tetapi kuncinya adalah menarik, mengidentifikasi, melatih, dan mempertahankan bakat,” ujar Satyanarayana Chava.

Saat ditanya apa kegiatannya jika tidak memikirkan strategi bisnis atau bereksperimen dengan bahan-bahan kimia, Satyanarayana mengaku sering menghabiskan waktu di dapur menyiapkan persiapan khasnya, yakni biryani dan manisan India seperti gulab jamun, mysore pak, dan kheer. 

"Saya pikir semua ahli kimia adalah juru masak yang baik. Mungkin tidak semua miliarder bisa melakukannya," kata Satyanarayana Chava. 

Editor : Jeanny Aipassa

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages