Kapal Tiongkok Teror Laut Natuna, TNI AL Tegaskan Tak Toleransi Pelanggaran Kapal Perang China - TRIBUNNEWS - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kapal Tiongkok Teror Laut Natuna, TNI AL Tegaskan Tak Toleransi Pelanggaran Kapal Perang China - TRIBUNNEWS

Share This

 

Kapal Tiongkok Teror Laut Natuna, TNI AL Tegaskan Tak Toleransi Pelanggaran Kapal Perang China - Halaman all

Editor: Dedy Qurniawan
Perairan Laut Natuna Utara, kepulauan Riau yang sering didatangi kapal asing China. Tampak kapal perang korvet TNI AL, KRI John Lie (358) menangkap kapal pencuri ikan di laut Natuna Utara belum lama ini.
Perairan Laut Natuna Utara, kepulauan Riau yang sering didatangi kapal asing China. Tampak kapal perang korvet TNI AL, KRI John Lie (358) menangkap kapal pencuri ikan di laut Natuna Utara belum lama ini.

BANGKAPOS.COM - Keberadaan kapal china di perairan Laut Natuna disorot.

TNI AL pun ikut merespons.

Seperti diketahui, keberadaan sejumlah Kapal perang China yang lalu lalang di Perairan laut Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, membuat para nelayan ketakutan.

Hendri, Ketua Aliansi Nelayan Natuna, menunjukkan sejumlah video yang diambil oleh nelayan pada koordinat 6.17237 Lintang Utara dan 109.01578 Bujur Timur.

Dalam video yang diperlihatkannya itu, terlihat ada enam kapal perang asal China yang berada di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.

Peristiwa itu diketahui terjadi di Laut Natuna Utara pada Senin, 13 September 2021.

Adapun kapal yang terlihat paling jelas adalah destroyer Kunming-172.

”Nelayan merasa takut gara-gara ada mereka di sana, apalagi itu kapal perang," kata Hendri saat dihubungi, Rabu (15/9/2021), dikutip dari Kompas.id.

"Kami ingin pemerintah ada perhatian soal ini supaya nelayan merasa aman saat mencari ikan."

Pemerintah pun didesak sejumlah pihak untuk segera bertindak atas kenekatan kapal perang China di kawasan Indonesia.

Melansir kompas.com, Komando Armada I (Koarmada I) TNI Angkatan Laut tak menoleransi pelanggaran kapal perang China yang melakukan aktivitas di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, Senin

"TNI AL tidak menoleransi segala bentuk pelanggaran di Laut Natuna Utara," ujar Kepala Dinas Penerangan Koarmada I Letnan Kolonel Laode Muhammad kepada Kompas.com, Kamis (16/9/2021).

Laode menjelaskan, Laut Natuna Utara merupakan wilayah operasi prioritas TNI AL, dalam hal ini Koarmada I.

Di lokasi ini setidaknya terdapat empat kapal perang Republik Indonesia untuk melaksanakan penegakan kedaulatan dan hukum di Laut Natuna Utara.

Ia menegaskan, klaim sepihak China atas sebagian besar Laut Cina Selatan, tidak termasuk Laut Natuna Utara, yang melibatkan Filipina dan Vietnam, di mana posisi Indonesia sampai saat ini tidak termasuk dalam negara yang mengklaim non claimant state (negara bukan penggugat).

"Di sisi lain Indonesia masih belum ada kesepakatan dengan Vietnam terkait batas Zona Ekonomi Eksklusif di Laut Natuna Utara," kata dia.

Ia mengatakan, kedua hal tersebut memberikan dampak pada intensitas kehadiran kekuatan Angkatan Laut maupun Coast Guard negara asing yang memiliki kepentingan di wilayah perairan tersebut.

Untuk itu, ia menegaskan, sikap TNI AL di Laut Natuna Utara sangat tegas mendukung kebijakan pemerintah, dalam hal pelaksanaan hak berdaulat dan melindungi segenap kepentingan nasional di wilayah yurisdiksi Indonesia.

"Sesuai ketentuan perundang-undangan nasional dan hukum internasional yang berlaku atau telah diratifikasi," kata dia.

Beli 2 Unit Kapal Perang

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia di bawah kementerian pertahanan telah menegaskan pembelian dua unit kapal perang baru dari Inggris.

Kapal perang jenis Frigat Type 31 atau dengan nama lain frigat Arrowhead 140 berhasil diboyong ke Tanah Air.

Tak sampai di situ saja, amunisi baru bagi TNI AL ini juga tengah dirakit di dalam negeri.

Melansir dari Kontan, Babcock Internasional sebagai produsen kapal akan merakit dua unit kapal perang jenis kapal Frigat Type 31 atau dengan nama lain frigat Arrowhead 140 ini di galangan kapal milik BUMN yakni PT PAL di Surabaya Jawa Timur.

Namun demikian sampai saat ini belum jelas kapan dimulainya pemotongan pelat pertama sebagai tanda pembangunan kapal tersebut.

Dua kapal perang canggih ini dikabarkan dibeli dengan harga kisaran 240 juta poundsterling atau setara dengan Rp 4.906.885.397.500.

Hal itu diketahui setelah Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto secara langsung menghadiri penandatanganan kontrak.

Penandatanganan kontrak pembuatan kapal Frigat Type 31 pesanan TNI AL ini dilaksanakan saat pameran DSEI di London, Inggris (16/9/2021) lalu.

Penandatanganan lisensi Frigat Type 31 atau Arrowhead 140 dilakukan di atas kapal HMS Argyll, oleh Chief Executive Officer (CEO) Babcock International David Lockwood Babcock dan Direktur Utama PT PAL Kaharuddin Djenod.

Selain disaksikan oleh Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan Inggris, Rt Hon Ben Wallace MP juga hadir langsung menyaksikan acara tersebut.

Tak sampai di situ saja, pembangunan kapal perang jenis Frigat Type 31 ini diperbolehkan untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan TNI AL.

Chief Executive Officer (CEO) Babcock International David Lockwood Babcock menyatakan, produk ekspor Babcock desainnya mudah dialihkan yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan

"Ini sebagai bagian dari portofolio frigat Arrowhead kami yang kuat. Terlebih lagi, lisensi desain dan program pembangunan selanjutnya akan menjadi katalis yang signifikan bagi kemakmuran di Indonesia," katanya.

"Kami menantikan kesempatan lebih lanjut untuk mendukung PAL saat program ini matang," katanya.''

(*/kompas.com) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages