Pakar ITB: 28 Persen Wilayah Jakarta pada 2050 Bakal Tenggelam - tempo - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Pakar ITB: 28 Persen Wilayah Jakarta pada 2050 Bakal Tenggelam - tempo

Share This

 

Pakar ITB: 28 Persen Wilayah Jakarta pada 2050 Bakal Tenggelam

Reporter:

Tempo.co

Editor:

Iqbal Muhtarom

Rabu, 22 September 2021 20:57 WIB
Kawasan wisata Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Kamis, 13 Agustus 2020. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat ayau NASA menyebut Jakarta dan pulau reklamasi menjadi salah satu kota pesisir yang terancam tenggelam. Dimana banjir telah menjadi masalah besar karena Jakarta terletak di sepanjang beberapa sungai dataran rendah yang meluap selama musim hujan. ANTARA

TEMPO.COJakarta - Pernyataan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden yang menyebutkan bahwa kota Jakarta berpotensi tenggelam dalam waktu 10 tahun membuat publik gempar. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato Biden di Kantor Direktur Intelijen Nasional, AS, pada Selasa, 27 Juli 2021.

Biden menyebutkan bahwa jika pemanasan global tidak segera diatasi, maka dapat berdampak pada mencairnya es di kutub sehingga permukaan air laut naik. Hal ini menyebabkan adanya potensi Jakarta dapat tenggelam dalam waktu 10 tahun mendatang.

Menanggapi hal ini, Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Wilayah BPPT, Agustan mengatakan bahwa Jakarta memang memiliki masalah banjir yang disebabkan oleh beberapa hal seperti penurunan muka tanah dan kenaikan muka laut. Namun, ia menegaskan bahwa Jakarta tidak akan tenggelam, melainkan hanya tergenang.

Selajan dengan Agustan, Heri Andreas, dosen Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika ITB menjelaskan bahwa Jakarta sebenarnya tidak akan tenggelam “Kata Jakarta tenggelam hanya clickbait untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Andreas menjelaskan bahwa penurunan muka tanah di Jakarta telah terjadi sejak tahun 1997. Kondisi ini diketahui dari pemodelan penurunan muka tanah menggunakan teknologi LIDAR atau Light Detection and Ranging.

Dari pemantauan ini, terlihat ada penurunan tanah di beberapa daerah. “Ada yang mencapai 20 cm per tahun. Namun, dalam beberapa tahun terakhir terlihat pengurangan laju penurunan muka tanah,” kata Andeas seperti yang dikutip Tempo dari laman milik ITB, Selasa, 21 September 2021.

Dengan menambahkan kenaikan muka laut dan penurunan muka tanah terhadap topografi, bisa diketahui wilayah mana yang berpotensi berada di bawah permukaan laut per satuan waktu.

Pada tahun 2012 dibuat skenario penurunan muka tanah dan didapat bahwa potensi tenggelamnya Jakarta mencapai 31 persen. Setelah skenario tersebut diperbarui terdapat penurunan potensi menjadi 28 persen. Andreas menuturkan bahwa walau terlihat berkurang, tetapi potensi tenggelamnya Jakara masih ada.

Saat ini, 14 persen wilayah di Jakarta sudah berada di bawah laut. Diperkirakan pada tahun 2050 jumlahnya bertambah menjadi 28 persen. Di beberapa daerah seperti Muara Baru penurunan muka tanah terjadi sejauh 1 meter. “Jika usaha kita tidak maksimal, maka pada tahun 2050 penurunannya akan mencapai 4 meter,” ujar Andreas.

Dari model potensi yang dibuat Andreas dan tim, diketahui bahwa jika hanya dipengaruhi oleh kenaikan muka laut, maka hanya 292 hektare lahan saja yang akan tergenang dan tenggelam. Namun, jika ditambah pengaruh penurunan muka tanah, maka akan bertambah menjadi 9000 hektare. Selain kedua hal tersebut, perubahan iklim di pesisir bisa membuat 16000 hektare lahan terendam.

Andreas menambahkan bahwa untuk mencegah Jakarta tenggelam, perlu dilakukan monitoring dan early warning, menentuka faktor penyebab, dan memetakan risiko bencana. Hal ini bisa dilakukan dengan pembuatan tanggul, pembuatan pompa, serta mencari alternative air tanah karena eksploitasi air tanah menyebabkan penurunan muka tanah. “Masyarakat juga tidak perlu paranoid. Jakarta tenggelam hanya clickbait. Jakarta memang berpotensi tenggelam, tetapi tidak akan tenggelam,” tutup Andreas.

MAGHVIRA ARZAQ KARIMA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages