Daeng Koro Dipecat dari TNI AD Malah Jadi Teroris, Inilah Daftar Aksi Brutalnya: Otak MIT Poso - Halaman all
Editor: Putri Safitri
TRIBUNPALU.COM - Ingat Daeng Koro atau Sabar Subagio?
Mantan anggota pasukan elite TNI AD ini terkait dalam sejarah penyerangan Polisi dan masyarakat di Sulawesi Tengah.
Daeng Koro bukan orang sembarangan.
Ia pernah menjadi anggota Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) yang kini bernama Kopassus.
Nama Daeng Koro sempat menjadi sorotan lagi karena dia merupakan contoh pecatan TNI yang malah bergabung menjadi teroris.
Sepak terjang Daeng Koro memang sudah tamat.

Ia tewas saat Detasemen Khusus 88 Antiteror melesakkan peluru tajam ke tubuhnya dalam baku tembak, Jumat (3/4/2015) lalu di Pegunungan Sakina Jaya, Desa Pangi, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah.
Kepolisian memiliki catatan panjang soal aksi brutal Daeng Koro.
Catatan itu mulai dari keterlibatannya dalam pelatihan kelompok radikal hingga menjadi dalang dalam serangkaian pembunuhan Polisi dan masyarakat adat.
Berikut daftar aksi brutal Daeng Koro dilansir dari Kompas dalam artikel 'Sepak Terjang Daeng Koro, Teroris Pembunuh Polisi hingga Otak Gerakan Radikal'
1. Pelatih dan ketua pelaksana
Catatan yang pertama adalah Daeng Koro berperan sebagai pelatih dan ketua pelaksana beberapa kegiatan tadrib asyakari yang dilaksanakan di sejumlah wilayah di Sulawesi
"Catatan pertama, Daeng Koro adalah pelatih dan ketua pelaksana beberapa kegiatan tadrib asyakari yang dilaksanakan di sejumlah wilayah di Sulawesi," ujar Kepala Penerangan Divisi Humas Polri Kombes Rikwanto, Minggu (5/4/2015).
2. Aktor pembunuhan 2 Polisi
Kedua, Daeng Koro diduga sebagai aktor intelektual dalam pembunuhan dua personel Polisi, Briptu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman di pegunungan Tamanjeka, Poso.
Kedua Polisi itu menghilang pada 8 Oktober 2012 lalu.
Keduanya akhirnya ditemukan aparat Kompi B Batalyon Infanteri 714 Sintuwu Maroso, Selasa 16 Oktober 2012 dalam keadaan tewas mengenaskan di antara Dusun Weralulu di Desa Tokorondo, dan Dusun Tamanjeka di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.
Dua mayat itu ditemukan terkubur dengan luka gorok pada leher, di lubang dengan kedalaman sekitar satu meter dan lebar seukuran badan.
Polisi itu dikubur dengan posisi bertumpuk satu sama lain dengan posisi kepala satu orang berada di kaki yang lain, dan hanya menggunakan pakaian dalam. Kondisi mayat sudah bengkak dan seluruh tubuh tertutup lumpur.
3. Penembakan tiga brimob
Ketiga, Daeng Koro terlibat penghadangan dan penembakan yang mengakibatkan tewasnya tiga Brimob di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Kamis 20 Desember 2012.
Anggota Brimob yang tewas itu adalah Briptu Ruslan, Briptu Winarto, dan Briptu Wayan Putu Aryawan.
Insiden terjadi ketika petugas gabungan dari Resimen Kelapa Dua Mabes Polri dan Polda Sulteng yang sedang melakukan patroli motor diberondong tembakan dari arah perbukitan.
Personel kesulitan membalas lantaran arah tembakan berasal dari hutan.
4. Terlibat kontak senjata
Keempat, Daeng Koro dan rekan-rekannya juga sempat terlibat kontak senjata dengan personel Brimob di Gunung Gayatri, Desa Maranda, Poso pada pertengahan 2012 silam.
5. Tembak masyarakat
Kelima, Daeng Koro diduga terlibat dalam aksi penembakan kepada masyarakat biasa di Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir pada Juni 2014. Beruntung, tidak ada korban meninggal dunia.
6. Otak kejahatan KKB Poso
Rikwanto melanjutkan, Daeng Koro adalah otak kejahatan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB di Poso atau MIT Poso.
Ia merupakan ahli strategi KKB Poso yang bernama Mujahidin Indonesia Timur (MIT) atau MIT Poso.
Kelompok ini adalah saudara MIB (Mujahidin Indonesia Barat) yang diketuai Abubakar Ba'asyir.
"Daeng Koro mempertemukan MIT dengan kelompok Makassar, sehingga keduanya akhirnya terhubung," ujar Rikwanto.
Pria yang disebut-sebut pecatan Kopassandha tersebut memiliki keahlian berperang di hutan serta keahlian pembuatan bahan peledak.
Dia juga diketahui sebagai penyedia senjata api untuk kelompok radikal yang ingin melancarkan teror.(*)
(TribunManado.co.id / TribunPalu.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar