Ulasan Film Anime Nakitai Watashi wa Neko wo Kaburu (Nakineko): Pentingnya Mengungkapkan Perasaanmu

Penantian lama saya akhirnya telah selesai. Ketika dahulu mengetahui bahwa Studio Colorido sedang membuat film anime orisinal berjudul Nakitai Watashi wa Neko wo Kaburu (Nakineko) (atau A Whisker Away dalam bahasa Inggris) pada awal tahun 2020, saya tertarik menantikan penayangan film tersebut. Terutama karena ketika melihat sinopsis singkat filmnya, hal yang saya langsung pikirkan adalah ini merupakan film yang cukup terinspirasi oleh film anime The Cat Returns oleh Studio Ghibli, namun dengan bumbu penceritaan ala Mari Okada. Sehingga saya sangat gembira dan semakin tidak sabar akan penayangan film ini nantinya di Indonesia (semoga) walau mungkin bisa sewaktu akhir tahun.
Namun karena pandemi COVID-19, akhirnya dikabarkan bahwa penayangan film ini akan ditunda. Saya sempat sedih mendengarkan berita tersebut, hingga pada akhirnya Netflix mengabarkan akan menayangkan film anime ini pada bulan yang sama di seluruh dunia, termasuk di region Indonesia! Hati saya langsung berbahagia mendengarkan kabar tersebut dan saya sangat tidak sabar menantikan perilisannya.
Hari telah tiba di mana saya dapat menonton film anime Nekineko di Netflix. Saya mencoba akan mengulas film ini dengan sisi netral, karena tidak dapat dipungkiri saya cukup menantikan film ini. Permulaan film ini dimulai langsung dengan premis cerita atas kisah drama yang akan dialami oleh Miyo. Banyak hal yang terjadi saat permulaan ini sehingga mungkin saja kalian akan bingung dalam narasi awalnya. Namun seiring waktu. premis yang sedikit berbelit itu akhirnya akan dapat membuat kisah ini menjadi lebih menarik. Apakah film Nakineko dapat menjadi pilihan tontonan kalian? Mari simak ulasan berikut ini.
Premis Cerita
Film Anime Nakineko menceritakan sosok gadis bernama Miyo Sasaki yang kerap disapa sebagai Muge oleh teman sekitarnya. Walaupun ia memiliki beragam konflik dalam hidupnya, namun semenjak Miyo bertemu dengan teman sekelasnya bernama Kento Hinode, hidup Miyo akhirnya berubah. Miyo mencoba segala cara agar diperhatikan oleh Kento, namun setiap usaha yang dilakukannya tidak berdampak apapun terhadap hubungan mereka berdua.
Hingga suatu saat Miyo mendapatkan sebuah topeng misterius oleh penjaga toko di suatu festival. Topeng tersebut memungkinan Miyo untuk berubah menjadi seekor kucing putih kecil bernama Taro. Kesempatan ini memungkinkan Miyo untuk mengenal lebih dekat dengan Kento. Ketika menjadi Taro, Kento sendiri menjadi sangat terbuka dan bahagia. Namun suatu saat, Miyo tidak dapat kembali menjadi wujud manusianya. Bagaimanakah cara Miyo untuk dapat kembali seperti semula?
Konflik Khas Mari Okada
Mengawali filmnya, kita disajikan dengan sebuah konflik akan seorang anak dengan ibunya yang sedang terjadi dalam suatu festival. Pada momen-momen awal ini terdapat banyak sekali informasi yang berbelit untuk dapat ditelan secara langsung, namun selepas dari momen tersebut akhirnya sudut film kembali menjadi sebuah anime slice of life. Pada momen awal tersebut, sudah terasa sekali unsur-unsur khas dari skenario yang ditulis oleh Mari Okada. Momen-momen seperti konflik antara ibu, keluarga, kesulitan untuk mengungkapkan rasa hati, hingga keputusaaan akan memenuhi kisah film ini dari awal hingga akhir.
Pada pertengahan filmnya langsung terlihat sekali bahwa film anime Nakineko merupakan kisah yang ditulis oleh Mari Okada, di mana konflik sudah terasa semakin panas yang menyebabkan berbagai situasi baru. Akan tetapi, eskalasi dari konflik baru ini terasa sangat cepat dan seketika porsi konfliknya sudah berubah lagi. Banyak sekali konflik yang memang disajikan dalam film ini, namun konflik-konflik tersebut terkadang bisa diselesaikan secara sekilas. Bila satu konflik telah selesai, tibalah konflik berikutnya dan seterusnya. Bagi saya, penceritaan seperti ini tampaknya memang lebih baik dalam bentuk serial episodik dibandingkan film, dikarenakan gaya penceritaannya malah lebih memberikan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban yang memuaskan bagi para penontonnya.
Kesan akan film Nakineko sendiri masih kurang kuat, dimana bagi saya film ini belum dapat mengunggah perasaan saya kepada cerita yang disajikan, seperti layaknya anime-anime yang ditulis oleh Mari Okada. Masih terlalu banyak konflik yang memang perlu diselesaikan daripada ditinggalkan. Namun bukan berarti film ini kurang cukup memberikan penceritaan yang baik, malah sebaliknya. Bila melihat film ini hanya sebagai film yang menceritakan drama romansa anak muda, maka dapat saya bilang film ini merupakan yang terbaik dalam kelasnya. Bobot cerita dan konflik yang disajikan cukup sederhana dan ringan untuk ditonton, walau memang tidak banyak konflik yang mampu memainkan emosi penontonnya, namun ceritanya yang ringan memberikan kesan yang lebih baik terutama untuk perkembangan karakternya.
Karakter yang Cukup Berkesan
Walaupun kisahnya masih kurang berkesan, satu hal yang begitu menarik dari film ini adalah karakternya, khususnya karakter utama Miyo dan Kento. Tidak dapat dipungkiri bahwa kedua karakter tersebut sangat dipoles sehingga muncul kesan tersendiri bagi penonton ketika melihat keduanya mulai untuk membuka perasaan masing-masing. Akan tetapi kembali lagi pada kisah yang kurang berkesan, masih terdapat cukup banyak celah dalam penceritaannya sehingga motivasi karakter tersebut terkadang terasa menjadi kurang kuat.
Terlepas dari kisah dua karakter utamanya, masih banyak sekali karakter yang cukup berkesan dalam film ini, terutama teman Miyo seperti Ayako dan Kaoru sang ibu tiri Miyo. Saya mengambil contoh kedua karakter tersebut karena mereka memiliki peran spesial dalam mengembangkan dan menelusuri perasaan dari Miyo. Potret mereka cukup memberikan kesan yang menarik karena mereka menginginkan yang terbaik kepada Miyo. Kehadiran teman masa kecil memberikan kesan yang spesial bahwa selalu terdapat dorongan bagi Miyo untuk melakukan segala hal dengan sebaik mungkin walaupun dengan senyuman yang dipaksakan. Begitu pula pada Kaoru sebagai ibu tiri, ia memberikan kesan susahnya untuk mengenal anaknya lebih dekat. Di sinilah penceritaan Mari Okada sangat berdampak. Terasa sekali keluh kesah dari Miyo yang merasa ibu tirinya begitu berbeda dengan ibu kandungnya, dan konflik akan keduanya semakin memanas ketika film sudah hampir di puncak.
Tentu saja, penceritaan dan perkembangan karakter di film anime Nakineko akan terasa semakin baik jika didukung dengan penggambaran visual yang ciamik.
Visual yang Memukau oleh Studio Colorido
Sebagai studio yang cukup muda, Studio Colorido tidak tanggung-tanggung dalam menampilkan keahlian visual mereka, terutama penggambaran latar belakangnya dan ekspresi para karakternya yang begitu menyentuh. Film Nakineko tersendiri menjadi film layar lebar kedua dari studio ini, di mana sebelumnya studio ini pernah juga memproduksi adaptasi film anime Penguin Highway. Satu sentuhan yang sangat terasa dalam karya Studio Colorido ialah pewarnaan yang adem beserta visual yang sangat indah. Walaupun tidak realis, namun gaya visual ini sudah dapat memberikan kesan yang indah dalam beragam konflik yang ada di dalamnya.
Salah satu momen yang begitu memanfaatkan visual ini adalah rasa keputusasaan menghampiri Kento ketika mengalami suatu kejadian serius. Momen genting tersebut digambarkan dengan begitu sedih dan begitu indah di bawah rintik-rintik hujan. Sebagai pentonton hal tersebut digambarkan dari jarak yang jauh hingga fokus pelan-pelan diarahkan ke wajah sedih Kento. Permainan visual sederhana ini memberikan kesan yang kuat untuk menimbulkan emosi sedih dari adegan tersebut.
Selain itu terdapat juga momen bahagia yang sangat indah, hal itu digambarkan ketika Miyo menemukan negeri kucing. Negeri tersebut dapat dibilang mengingatkan saya kembali kepada film The Cat Returns, di mana pada akhirnya elemen fantasi yang membuat saya tertarik menonton film ini disajikan dengan begitu indah dan hidup. Banyak sekali kehidupan yang berjalan dalam negeri kucing tersebut, begitu berbeda dengan penggambaran kehidupan normal Miyo yang terkadang lebih terfokus pada satu tokoh ataupun satu konflik saja sehingga suasana kehidupan di kotanya terasa sepi. Namun ketika cerita di filmnya menyentuh negeri kucing, semua hal itu berubah. Penonton disajikan oleh berbagai kehidupan yang menarik dari para kucing yang tinggal di sana, mulai interaksi sosial hingga perjalanan mereka. Akan tetapi kembali lagi, momen tersebut cukup digambarkan dengan begitu cepat dan seketika kisah sudah langsung berlalu kepada konflik yang lainnya.
Kesimpulan
Satu hal yang saya dapat katakan untuk film Nakinekko ini ialah “sebuah tontontan ringan untuk melepas keraguan pikiranmu”. Walau tidak seluruhnya sempurna, film anime ini merupakan salah satu film yang saya pikir bagus dalam berbagai aspek, mulai dari visual, musik, kisah, hingga penokohannya berhasil dieksekusi dengan cukup baik, sehingga film ini dapat dinikmati dengan santai tanpa perlu memikirkan terlalu serius dengan berbagai konflik yang terjadi pada saat itu.
Namun di sisi lain, karena film ini terlalu dieksekusi dengan singkat, akhir film ini tidak memberikan jawaban yang konkrit atas segala konflik yang dihadapi Miyo dan Kento dalam kehidupannya. Malah masih terdapat banyak pertanyaan yang hadir dibandingkan jawabannya. Walau benar beberapa konflik tersebut akhirnya diselesaikan dengan singkat pada bagian penutup, namun menurut saya harusnya film ini mampu memangkas berbagai konflik yang ada untuk terfokus pada satu hal dengan latar penceritaan yang begitu kuat. Latar belakang tersebut yang cukup saya soroti ialah alasan Miyo menyukai Kento, di mana tidak cukup banyak fondasi agar penonton juga ikut merasa peduli akan perkembangan kedua karakter tersebut.
Terlepas dari hal itu, bagi saya film Nakineko telah menampilkan suatu film yang begitu indah untuk ditonton dan diikuti. Sehingga saya akan sangat merekomendasikan film ini kepada seluruh kalangan terlepas mereka menyukai anime ataupun tidak. Dengan kisah drama dan porsi romansanya yang ringan, saya pikir film ini dapat memberikan momen spesial bagi penonton untuk dapat merasakan perjuangan Miyo dalam menyampaikan perasaannya kepada orang-orang di sekitarnya. Terdapat beragam momen indah untuk diapresiasi dan juga momen pedih yang begitu memainkan perasaan penontonnya.
Bagi para penonton yang masih muda ataupun yang sudah tua, pasti akan merasakan betapa spesialnya ketika fokus cerita film anime Nakineko beralih dari perjuangan Miyo dalam mengungkapkan perasaannya ke Kento menjadi konflik antara anak dan orangtua dari kedua karakter utamanya, terutama kisah antara Miyo dan ibu tirinya ataupun Kento dalam menghadapi dilema di keluarganya. Kedua plot tersebut berfokus akan kisah seorang ibu yang mencoba dan menginginkan yang terbaik kepada anaknya terlepas situasi yang dihadapinya saat ini. Sentuhan singkat dari Mari Okada sangat memberikan kesan spesial ketika melihat interaksi kasih sayang seorang ibu hingga konflik seorang anak dengan ibunya.
Sebagai penutup, bagi kalian yang ingin menyaksikan film Nakineko bisa menontonnya langsung di Netflix. Namun bagi saya sendiri, saya sangat berharap bahwa film ini nantinya juga akan tetap ditayangkan di bioskop dan sangat berharap bahwa film ini akan tayang juga di bioskop Indonesia.
Kelebihan
- Cerita ringan dan menarik untuk ditonton, di mana terrdapat berbagai konflik mulai dari romansa masa muda hingga antara konflik anak dan orang tua.
- Visual yang sangat indah untuk dilihat, baik dari karakter ataupun latar lingkungannya.
- Lantunan musik yang spesial pada berbagai adegan yang menyentuh emosi para penonton, serta dengan nyanyian spesial oleh Yorushika sebagai lagu tema yang disajikan pada akhir film.
Kekurangan
- Cerita yang menimbulkan lebih banyak pertanyaan dibandingkan jawaban
- Kurangnya sosok antagonis yang kuat dalam film ini. Sekalipun ada, karakter antagonis tersebut kurang memberikan kesan yang kuat.
Karya asli | – |
Judul lain | A Whisker Away |
Pengisi suara | Mirai Shida sebagai Miyo Sasaki Natsuki Hanae sebagai Kento Hinode Ayako Kawasumi sebagai MKaoru Mizutani Susumu Chiba sebagai Youji Sasaki Sayaka Ohara seabgai Miki Saitou |
Sutradara | Junichi Satou (Amanchu!, Kaleido Star, Magical Doremi) Tomotaka Shibayama (Ao no Exorcist, Uchuu Kyoudai) |
Penulis Naskah | Mari Okada (Anohana, Sayonara no Asa ni Yakusoku no Hana wo Kazarou) |
Lagu Pembuka | “Hana ni Bourei” oleh Yorushika |
Lagu Penutup | “Usotsuki” oleh Yorushika |
Studio | Colorido |
Situs resmi | https://nakineko-movie.com/ |
@nakineko_movie | |
Tanggal Rilis | 18 Juni 2020 |
KAORI Nusantara | Oleh Cakra Bhirawa
- TOPIK
Salam pembuka!!!
BalasHapusApakah Anda lelah meminjamkan dan menggadaikan, apakah Anda sudah kembali dari bank dan lembaga keuangan lainnya? Kami menawarkan segala jenis pinjaman kepada individu dan badan usaha dengan tingkat bunga rendah. Jika Anda tertarik untuk mendapatkan pinjaman, bebas untuk menghubungi kami hari ini, kami berjanji untuk menawarkan layanan terbaik yang pernah ada. Beri kami tes karena cobaan akan meyakinkan Anda. Apa kebutuhan keuangan Anda? Apakah Anda Membutuhkan Pinjaman Bisnis? Apakah Anda memerlukan pinjaman pribadi? mau beli mobil? Apakah Anda ingin membiayai kembali? Apakah Anda memerlukan pinjaman hipotek? Apakah Anda membutuhkan modal besar untuk meluncurkan proposal atau ekspansi bisnis Anda? Apakah Anda kehilangan harapan dan berpikir bahwa tidak ada jalan keluar, dan beban keuangan Anda masih berlanjut? Anda akan segera mengirimkan syarat dan ketentuan pinjaman ke perusahaan. Anda yakin bahwa aplikasi pinjaman Anda akan diperlakukan secara pribadi dan profesional dan akan mendapatkan tanggapan cepat untuk aplikasi Anda. Melalui email: (mariaalexander818@gmail.com) , Whatsapp (+1254 276-8384 ) ATAU MELALUI Situs web perusahaan: https://accessloanfirms.github.io
PINJAMAN YANG TERSEDIA YANG KAMI TAWARAN ADALAH
Pinjaman Pribadi
Pinjaman Perumahan,
Tagihan rumah sakit
Renovasi rumah
Pembesaran Usaha
Pembiayaan Kembali Penyuluhan Pertanian
Penambangan Emas
Membiayai proyek dengan kebutuhan keuangan yang lebih tinggi
Pinjaman Bisnis
Pinjaman Investasi.
Email: (mariaalexander818@gmail.com)
Nomor WhatsApp: (+1 254 276 8402)