Pidato Pertama sebagai Ketum PBNU, Yahya Staquf Singgung 2 Agenda Besar Halaman all - Kompas.com
Pidato Pertama sebagai Ketum PBNU, Yahya Staquf Singgung 2 Agenda Besar
Editor: Krisiandi
JAKARTA, KOMPAS.com - Yahya Cholil Staquf menyampaikan pidato pertamanya usai terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar NU (PBNU) periode 2021-2026.
Pidato itu Yahya sampaikan dalam penutupan Muktamar ke-34 NU yang digelar di Lampung, Jumat (24/12/2021),
Dalam kesempatan itu, Yahya menyinggung dua agenda besar PBNU yakni membangun kemandirian warga dan mewujudkan perdamaian dunia.
4+
"Yang pertama adalah agenda membangun kemandirian warga dan yang kedua adalah meningkatkan peran dalam pergulatan Nahdlatul Ulama untuk mendukung perdamaian dunia," kata Yahya dalam tayangan YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Jumat.
Dalam dua agenda tersebut, kata Yahya, NU sudah memiliki rintisan-tintisan yang sangat kuat dan berharga.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email
Selanjutnya, yang diperlukan adalah bagaimana menjahit berbagai macam inisiatif yang sudah dilakukan dalam pengembangan ekonomi rakyat, pemajuan pendidikan, pengembangan layanan kesehatan, dan lainnya menjadi satu agenda nasional.
Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup warga NU dan rakyat banyak.
Sementara, dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia, Yahya mengklaim, NU telah berhasil melakukan berbagai inisiatif yang diapresiasi oleh masyarakat internasional.
Langkah berikutnya adalah bagaimana melakukan akselerasi lebih jauh sekaligus melakukan sinergi dengan inisiatif-inisiatif pemerintah.
"Karena apabila kita melihat lanskap dinamika internasional hari ini tidak ada yang memiliki posisi paling tepat untuk berkontribusi bagi perdamaian dunia lebih dari negara kesatuan Republik Indonesia," kata dia.
Lebih lanjut, Yahya pun mengaku lega seluruh rangkaian Muktamar telah berakhir. Biasanya, Muktamar berlangsung selama 3-4 hari.
Namun kini gelaran itu tuntas dalam waktu kurang dari 3 hari saja.
"Seolah-olah kami ini makan belum kenyang, harus sudah berhenti," kata Yahya.
Kendati demikian, Yahya mengaku maklum pada situasi saat ini bahwa seluruh pihak, termasuk NU, ikut bertanggung jawab menjaga keselamatan warga dari ancaman pandemi virus corona sehingga Muktamar harus dipadatkan.
Komentar
Posting Komentar