Produsen Sebut Stok Minyak Goreng di Pasar Melimpah, Kok Harganya Bisa Mahal? By Kumparan - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Produsen Sebut Stok Minyak Goreng di Pasar Melimpah, Kok Harganya Bisa Mahal? By Kumparan

Share This

 

Produsen Sebut Stok Minyak Goreng di Pasar Melimpah, Kok Harganya Bisa Mahal?

By
Kumparan
today.line.me
3 min
Seorang pengunjung memilih minyak goreng kemasan di Supermarket. Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

Harga minyak goreng di pasaran masih terpantau tinggi. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), rata-rata harga minyak goreng curah nasional per hari ini, Rabu (29/12), sebesar Rp 18.250 per liter.

Adapun rata-rata harga minyak goreng kemasan bermerek 1 sekitar Rp 20.600 per liter, dan minyak goreng bermerek 2 sebesar Rp 20.050 per liter. Jika dilihat kenaikannya dari 28 Desember 2021 lalu kurang lebih mencapai 1,5 persen.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga, menuturkan stok minyak goreng di pasaran masih sangat melimpah. Sehingga, kenaikan harga minyak goreng ini bukan disebabkan kelangkaan stok.

"Yang jelas tidak ada kelangkaan minyak goreng di pasar. Stoknya itu luar biasa banyak minyak goreng itu," kata Sahat ketika dihubungi kumparan, Rabu (29/12).

Dia pun menjelaskan penyebab utama dari naiknya harga minyak goreng di pasaran. Penyebab tersebut di luar dari imbas harga crude palm oil (CPO) di pasar global yang saat ini memang sedang tinggi.

BACA JUGA

  • Pengusaha: Akan Jadi Bumerang Jika Pemerintah Beri Subsidi Minyak Goreng Curah

"Ada sempat orang berspekulasi memborong minyak untuk mendapatkan keuntungan sesaat, dan itu makanya industri oleh Kemendag spending control sebanyak mungkin di pasar. Itu sudah dilakukan jadi stok di lapangan itu cukup tinggi," jelasnya.

Terkait harga CPO dunia yang sedang tinggi, Sahat mengatakan sudah terlihat ada tren penurunan harga. Menurut dia, harga CPO dunia sempat menyentuh angka Rp 14.700 per kilogram di November 2021.

"Posisi terakhir yang kami dapat gambaran di lapangan itu per hari sebelum kemarin sudah turun di angka Rp 13.120 per kg, jadi sudah mulai relatif turun," ungkap Sahat.

Ilustrasi kelapa sawit. Foto: Rahmad/ANTARA FOTO

Dia yakin, harga CPO dunia tersebut akan terus stabil dan tidak akan ada kenaikan kembali sampai melebihi angka Rp 14.000 per kg seperti di bulan lalu. Walaupun begitu, harga tersebut tidak akan turun seperti di tahun 2010 silam.

"Tapi saya tidak yakin turun seperti harga di tahun 2010, itu hanya Rp 9.800 per kg. Dia steady tapi tidak setinggi November, harga itu relatif konstan di level Rp 13.000-an per kg," imbuhnya.

Dengan harga CPO dunia yang sudah mencapai Rp 13.000 per kg tersebut, Sahat mengelak jika harga minyak goreng di pasar bisa mencapai Rp 20.000 per liter. Menurut dia, harga tersebut tidak wajar.

"Menurut harga yang wajar curah itu dengan harga CPO di angka Rp 13.000 per kilogram, harga minyak goreng di pasar sekitar Rp 16.000-Rp 17.000 per liter, itu harga yang wajar," papar dia.

Selain itu, Sahat juga mengatakan pihaknya akan selalu memantau harga minyak goreng di awal tahun depan. Dia juga memprediksi akan ada kenaikan volume penjualan mendekati Idul Fitri.

"Kita lihat di Januari sampai nanti puasa di bulan April tahun depan, di bulan April itu mendekati lebaran akan ada kenaikan volume penjualan juga. Tapi di samping itu, harga minyak dunia sudah mulai turun," ucapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages