173 Kabupaten/Kota Tak Kena Migrasi Siaran TV Digital, Tapi... - detik - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

173 Kabupaten/Kota Tak Kena Migrasi Siaran TV Digital, Tapi... - detik

Share This

 

173 Kabupaten/Kota Tak Kena Migrasi Siaran TV Digital, Tapi...

Foto: Internet
Foto: Internet

Jakarta-

Rupanya tidak semua wilayah Indonesia kena suntik mati TV analog. Ternyata ada 113 wilayah siaran di 173 kabupaten dan kota yang kebanyakan ada di Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T) belum akan mencicipi siaran TV digital dalam waktu dekat.

Menteri Komunikasi dan Informatika (MenkominfoJohnny G. Plate menjelaskan 341 kabupaten/kota yang saat ini terlayani televisi terestrial analog.

Wilayah tersebut akan jadi sasaran dilakukannya migrasi TV analog ke digital atau Analog Switch Off (ASO) yang dibagi dalam tiga tahap, mulai 30 April hingga 2 November 2022.

"Terdapat 113 wilayah siaran di 173 kabupaten/kota yang tidak tercakup wilayah ASO yang nantinya akan jadi sasaran Digitalization Broadcasting System (DBS) berikutnya," kata Johnny.

Wilayah-wilayah yang tidak tercakup ASO ini sebelumnya untuk mendapatkan siaran televisi, masyarakat di sana mesti menggunakan antena parabola atau melakukan TV berlangganan.

"Selama ini tidak ada televisi terestrial di sana, sehingga tidak bisa dilakukan ASO. Tidak masuk digital di situ, karena tidak ada. Masyarakat di situ terlayani dengan beban mereka sendiri dengan menggunakan antena parabola dan berlangganan. Mereka tertinggal. Dengan tidak adanya layanan televisi teresterial, maka tidak perlu ASO," tuturnya.

Mendengar ada wilayah di Indonesia yang tidak terdampak ASO, Menkominfo sempat dicecar. Salah satunya dikritik oleh Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar Nurul Arifin.

"Bapak tadi mengatakan solusinya dengan menggunakan parabola? pertanyaanya siapa saja yang bisa membeli parabola. Ini bukan perangkat yang murah, pak," kata Nurul.

"Kemudian, TV berlangganan yang tidak terjangkau ASO. Jawaban bapak justru menjadi bumerang buat saya, karena dengan memasang parabola, TV berlanggan, itu jawabannya yang non sense, artinya itu daerah yang eksklusif," sambungnya.

Setelah itu Menkominfo merespon dengan tidak adanya layanan televisi terestrial di sana, ia mengajak untuk menghadirkan keadilan di daerah tersebut.

"Realitnya masyarakat di situ ingin menonton televisi dan mereka melakukan usaha sendiri, itulah ketidakadilan selama ini di Indonesia yang harus kita akhiri itu dengan membangun siaran televisi di sana," ucap Menkominfo.

Simak Video "Migrasi RI ke TV Digital Ditunda!"
[Gambas:Video 20detik]
(agt/afr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages