Sosok Sandiah Ibu Kasur yang Jadi Google Doodle, Ungkap Keprihatinan Sebelum Meninggal By Tribunnews
Sosok Sandiah Ibu Kasur yang Jadi Google Doodle, Ungkap Keprihatinan Sebelum Meninggal
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sandiah Ibu Kasur adalah seorang seniman dan tokoh pendidikan Indonesia.
Namun, sosok Sandiah Ibu Kasur telah meninggal dunia pada 19 tahun lalu.
Beliau menghembuskan nafas terakhir pada 22 Oktober 2002 pada usia 76 tahun.
Tanggal 16 Januari menjadi tanggal istimewa sebab merupakan tanggal kelahiran beliau.
Sebenarnya, Sandiah adalah nama asli beliau, sedangkan Ibu Kasur merupakan nama sapaan akrabnya.
Kasur diambil dari nama suaminya, Pak Kasur, pengasuh Taman Putra dan Taman Pemuda di Jakarta.
Panggilan Kasur berasal dari kata Kak Sur, sebutan akrab Pak Kasur, yang bernama Suryono.
Mereka sering mengadakan siaran untuk anak-anak di RRI Jakarta.
HarianKompas, 23 Oktober 2002, memberitakan, Ibu Kasur yang menamatkan sekolah lanjutan setingkat sekolah menengah pertama (SMP) di zaman Belanda, Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) pada akhir tahun 1930-an itu, mendirikan Taman Kanak-kanak (TK) Mini pada tahun 1968.
Setelah Pak Kasur meninggal pada 1992, lembaga pendidikan anak itu berubah menjadi TK Mini Pak Kasur yang memiliki beberapa cabang di Jakarta.
Bersama suaminya, Bu Kasur mengasuh siaran anak-anak di RRI Jakarta.
Ketika TVRI berdiri pada 1962, Ibu Kasur membawa acara serupa, yaitu Arena Anak-anak dan Mengenal Tanah Airku. Pada awal 1970-an, Bu Kasur dikenal sebagai pengasuh acara Taman Indria di TVRI.
Ketika televisi swasta muncul, ia juga hadir di acara Hip Hip Ceria di RCTI.
Selain itu, ia juga dikenal sebagai pencipta lagu.
Beberapa lagu ciptaannya yang terkenal adalah Kucingku, Bertepuk Tangan, dan Main Sembunyi.
Atas jasanya di dunia pendidikan anak-anak, Ibu Kasur pernah menerima sejumlah penghargaan, antara lain Bintang Budaya Para Dharma pada tahun 1992, penghargaan dari Presiden dalam rangka Hari Anak Nasional (1988), serta Centro Culture Italiano Premio Adelaide Ristori Anno II dari Pemerintah Italia pada tahun 1976.
Peran ibu dalam pendidikan anak
Beberapa bulan sebelum meninggal dunia, Bu Kasur sempat mengutarakan keprihatinannya atas kenakalan remaja yang kian brutal.
"Hati saya sedih melihat anak-anak berantem. Kok, tega-teganya mereka melukai temannya," kata Ibu Kasur, dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 25 Oktober 2002.
"Apakah ibunya tidak mendidiknya dengan budi pekerti yang baik? Apakah ini akibat anak-anak tidak ketunggon orangtua dan hanya diasuh pembantu?" lanjut dia.
Ia pun mengungkapkan pentingnya peran seorang ibu dalam mendidik anaknya.
Untuk mewujudkan peran pentingnya dalam mendidik anak, Ibu Kasur menunjukkan dua hal penting yang harus dilakukan seorang ibu.
Pertama, kasih sayang, yang tidak cukup hanya dikatakan, tetapi harus diwujudkan.
Membelai rambut, misalnya, secara tidak langsung sudah merupakan komunikasi intensif antara ibu dan anak. Jika si anak sudah menjadi nakal, semuanya menjadi tidak berguna meski diseminarkan atau didiskusikan.
Hal penting kedua adalah melakukan komunikasi dua arah, apalagi kini anak-anak amat kritis.
Pada umur tiga tahun pun, si anak sudah tahu apa yang diucapkan dan dilakukan orangtua.
Akhir hayat
Sampai menjelang akhir hayatnya, Bu Kasur selalu ingin berada di tengah anak-anak.
Meski tak lagi mengajar, ia secara rutin masih mengunjungi TK Muni Pak Kasur.
"Jika berada di tengah anak-anak, beliau selalu mengajak tos kepada anak-anak," kata salah seorang guru TK.
Bahkan, satu pekan sebelum meninggal dunia, ia masih menemani anak-anak dari TK Mini Pak Kasur bertamasya ke Taman Safari.
Pada Ahad, 20 Oktober 2002, Ibu Kasur diketahui muntah-muntah dan diperiksakan ke RS Cikini Jakarta.
Ia mengembuskan napas terakhir dua hari kemudian, 22 Oktober 2002.(*)
BERITA TERKINI TRIBUNMANADO:
Komentar
Posting Komentar