Utang Garuda Indonesia Rp189 Triliun, Erick Thohir: Diusulkan Hanya Bayar 19 Persen

JAKARTA, iNews.id - Kementerian BUMN mengusulkan pembayaran utang PT Garuda Indonesia Tbk kepada debitur hanya sebesar 19 persen dari total Rp189 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut usulan itu bertujuan memulihkan (recovery) keuangan Garuda Indonesia akibat terjerat utang dengan nilai jumbo.
Saat ini, proses restrukturisasi melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) masih berlangsung.
"Ya, tentu yang sudah diusulkan kemarin (pembayaran utang) kan 19 persen recovery secara rata-rata (jumlah utang)," ujar Erick usai rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, dikutip Rabu (26/1/2022).
Dia mengungkapkan, Kementerian BUMN menargetkan hasil restrukturisasi utang Garuda Indonesia mencapai lebih dari 50 persen.
Persentase itu menggambarkan persetujuan lessor atau perusahaan penyewa pesawat untuk restrukturisasi utang Garuda Indonesia sebesar Rp189 triliun.
Menteri BUMN menjelaskan, jika target restrukturisasi minimal 50 persen tercapai, maka emiten dengan kode saham GIAA itu akan memasuki fase pemulihan keuangan.
Untuk mencapai target, Kementerian BUMN selaku pemegang saham dan manajemen harus memperoleh persetujuan tujuh lessor besar atas restrukturisasi utang yang diproses melalui skema PKPU di pengadilan, salah satunya Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Erick mencatat, persetujuan tujuh lessor besar global akan menjadi mayoritas karena mampu merepresentasikan angka 50 persen sesuai dengan target. Hingga pekan ketiga Januari 2022, baru empat lessor yang memberikan persetujuan tersebut. Sementara, tiga lessor lainnya pada tahap negosiasi. Secara keseluruhan ada 35 lessor yang dibidik pemerintah.
"Namanya kita juga usaha. Jadi gini, dari 35 lessor Garuda Indonesia, kalau kita bisa dapat tujuh lessor yang besar itu udah lebih dari 50 persen. Nah, empat lessor yang besar sudah setuju jadi kalau kita dapat tiga lagi itu akan mayoritas," ungkap Erick Thohir.
Sebelumnya Erick mengungkapkan ada 7 lessor yang membentuk komite Ad Hoc perihal restrukturisasi utang Garuda Indonesia. Erick berharap komite tersebut dapat mengarahkan lessor lainya untuk menyepakati restrukturisasi yang diajukan.
Menurut dia, beberapa anggota Komite Ad Hoc memiliki komitmen untuk mendukung penyelesaian utang Garuda Indonesia.
Sementara Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengklaim proses restrukturisasi terus mendapat respon positif. Bahkan, keseluruhan lessor sudah mendaftarkan diri dalam PKPU.
Meski demikuan, tahapan-tahapan negosiasi masih terus dilakukan. Pasalnya, baru sebagian lessor yang baru menandatangani isi persetujuan restrukturisasi tersebut.
"Kita sekarang masih negosiasikan dengan semua lessor dan kreditur yang lain. Sejauh ini, tidak ada perkembangan negatif malah positif, dianggap kita serius menangani bukan hanya ke depan tapi juga masa lalu," ungkap Irfan.
Dia mengungkapkan optimisme akan mencapai satu keputusan positif antara pihaknya dengan perusahaan penyewa pesawat. Sikap itu didasari pada respon baik yang diberikan lessor dalam setiap sesi negosiasi.
"Selama ini boleh dibilang kita sih positif diskusinya dengan semua lessor dengan tadi yang disampaikan Pak Erick, betul memang beberapa lessor terbesar tersebut mengindikasikan sangat kuat, terus tujuannya sudah kita detailkan mudah-mudahan tidak ada halangan melintang dan kalau melihat nanti ada yang sudah tanda tangan rasanya semua pihak akan mencapai suatu kesepakatan," tutur Irfan.
Editor : Jeanny Aipassa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar