Langsung ke konten utama

Pilihan

BNPT: Millennial dan Gen Z Berpotensi Tinggi Terpapar Radikalisme - idntimes

 

BNPT: Millennial dan Gen Z Berpotensi Tinggi Terpapar Radikalisme

Lia Hutasoit 02/02/2022
4-4 minutes

Jakarta, IDN Times - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid, menyebut ada sebanyak 12,2 persen masyarakat Indonesia berpotensi terpapar paham radikalisme. Dari jumlah tersebut, mayoritas merupakan generasi millennial dan generasi Z.

"Yang harus diwaspadai dari 12,2 persen, 85 persennya adalah generasi millennial dan generasi Z," kata Nurwakhid dalam wawancara khusus bersama IDN Times, Selasa (1/2/2022).

Nurwakhid pun menjelaskan indikator yang menyebabkan millenial dan generasi Z disebut berpotensi terpapar radikalisme.

1. Indikatornya sudah anti-Pancasila dan intoleran

BNPT: Millennial dan Gen Z Berpotensi Tinggi Terpapar Radikalisme © Disediakan oleh IDN Times BNPT: Millennial dan Gen Z Berpotensi Tinggi Terpapar Radikalisme

Dia mengatakan indikator pertama adalah generasi Millennial dan gen Z diduga sudah anti-Pancasila, pro khilafah atau pro ideologi transnasional. Indikator kedua, kata Nurwakhid, dua generasi ini sudah punya paradigma intoleran terhadap keragaman dan perbedaan.

"Mereka sikapnya sudah ekslusif terhadap perubahan atau pun dengan lingkunganya, mereka memiliki klaim kebenaran, yang paling agamis," kata dia.

2. Antipemerintahan yang sah dan budaya lokal

BNPT: Millennial dan Gen Z Berpotensi Tinggi Terpapar Radikalisme © Disediakan oleh IDN Times BNPT: Millennial dan Gen Z Berpotensi Tinggi Terpapar Radikalisme

Indikator ketiga, kata dia, generasi millennial dan gen Z dinilai sudah antipemerintahan yang sah. Ia menyebut, anti dalam hal ini bukan kritis dan bukan oposisi.

"Kita kritis wajib dong, kalau melihat sesuatu yang gak baik kita kritis, oposisi di era demokrasi boleh, anti di sini adalah sikap membenci dengan membangun distrust atau ketidakpercayaan masyarakat kepada negara atau pemimpin atau pemerintahan yang sah dengan sebaran hoaks, hate speech, konten-konten adu domba fitnah dan sebagainya," kata Nurwakhid.

Dua generasi ini, kata dia, juga diduga antibudaya dan kearifan lokal keagamaan. Contohnya, seperti kasus pria yang menendang dan membuang sesajen di desa terdampak erupsi Gunung Semeru.

"Itu sudah intoleransi termasuk dalam indeks potensi radikalisme," katanya.

3. Duta damai dari generasi muda cegah narasi intoleran dan radikalisme

BNPT: Millennial dan Gen Z Berpotensi Tinggi Terpapar Radikalisme © Disediakan oleh IDN Times BNPT: Millennial dan Gen Z Berpotensi Tinggi Terpapar Radikalisme

Nurwakhid menilai, anak-anak generasi millennial dan gen Z yang berpotensi radikal, perlu menjadi kewaspadaan bersama. Generasi muda harus dikembalikan dengan sebutan vaksinasi ideologi agar tak terpapar terhadap radikalisme dan terorisme.

BNPT, kata dia, membangun duta damai di dunia maya yang sudah tersebar di 13 provinsi di Indonesia.

"InsyaAllah tahun ini akan kita kembangkan minimal 25 provinsi, terdiri dari anak muda yang anak millennial, anak-anak generasi Z, tetapi yang mereka militan di dunia maya dan mereka selalu menggelorakan konten-konten persatuan, perdamaian, toleransi cinta Tanah Air, cinta Pancasila, dan harmoni bangsa, dan lain sebagainya. Dan mereka intens di dalam melawan ujaran kebencian, hoaks, hate speech, dan lain sebagainya," kata dia.

Microsoft dan mitra dapat memperoleh kompensasi jika Anda membeli sesuatu melalui link yang direkomendasikan di halaman ini.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek