Pilihan

Kapolda Jateng Perintahkan Aparat Keluar dari Desa Wadas By CNN Indonesia

 

Kapolda Jateng Perintahkan Aparat Keluar dari Desa Wadas

By
CNN Indonesia
t.co
2 min
Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Ahmad Luthfi mengklaim sudah menarik pasukan dari Desa Wadas seiring proses pengukuran oleh BPN rampung hari ini. Foto: CNN Indonesia/Damar Sinuko
Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Ahmad Luthfi mengklaim sudah menarik pasukan dari Desa Wadas seiring proses pengukuran oleh BPN rampung hari ini. Foto: CNN Indonesia/Damar Sinuko
Semarang, CNN Indonesia --

Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Ahmad Luthfi telah memerintahkan untuk menarik seluruh personelnya dari Desa Wadas, Purworejo mulai hari ini, Jumat (11/2).

"Hari ini seluruh personel sudah kita tarik dari Wadas seiring selesainya proses pengukuran oleh BPN", ujar Luthfi di Mapolda Jateng.

Disinggung masih adanya Polisi Brimob yang datang dengan anjing pelacak, Luthfi menjelaskan bila hal tersebut adalah langkah penetrasi terhadap tempat-tempat yang rawan dan sifatnya hanya beberapa jam saja.

"Itu hanya penetrasi bilamana ada gangguan kamtibmas. Tidak permanen kok, hanya beberapa jam saja. Saat ini dah clear, posko pun tidak ada", kata Luthfi.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Iqbal Alqudussy mengatakan bahwa anggota yang tersisa di Wadas hanya mereka yang bertugas di wilayah tersebut.

"Sudah sejak kemarin selesai. Untuk 250 anggota pendampingan pengamanan BPN ukur tanah sudah selesai dan sudah kembali ke satuan asal," kata Iqbal saat dikonfirmasi.

Menurut Iqbal, anggota kepolisian yang tersisa di Wadas saat ini berada di bawah kendali Kapolres untuk pemeliharaan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di sana.

Meski demikian, Iqbal mengakui bahwa anggota kepolisian juga masih mencoba melakukan komunikasi dengan warga desa yang menerima ataupun menolak pembangunan Bendungan di wilayah tersebut.

"Keberadaan (anggota polisi) disesuaikan dengan hakikat karakteristik kerawanan di wilayah tersebut," jelasnya.

Iqbal pun mengatakan bahwa polisi melakukan kegiatan bakti sosial untuk melakukan pendekatan terhadap warga setempat.

"Tolong jangan diplintir-plintir lagi dan percaya dengan medsos, akun provokatif," tandas dia.

Perwakilan Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa), Insin Sutrisno mengatakan bahwa warga setempat tak berani meninggal rumah sejak Selasa (8/2) lalu aparat mengepung desa tersebut.

Warga, kata dia, memilih bersembunyi di dalam rumah dan tak dapat beraktivitas normal. Bahkan, warga pun kesulitan memenuhi kebutuhan hingga tak bisa merawat lahan pertanian serta hewan ternak seperti biasa.

Desa Wadas menjadi sorotan nasional usai kepolisian diterjunkan ke desa itu pada Selasa (8/2). Pasukan polisi bersenjata lengkap itu dikerahkan untuk mengawal pengukuran lahan tambang batu andesit proyek Bendungan Bener.

Namun, selama proses pengamanan itu polisi juga menangkap warga Desa Wadas yang dianggap memprovokasi penolakan rencana penambangan pada Selasa (8/2). Keseluruhannya langsung dipulangkan keesokan harinya.

(dmr/gil)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek