Ketakutan Meliputi Warga Ukraina, "Mau Lari Kemana? Rumah & Hidup Saya Ada di Sini" By Merdeka - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Ketakutan Meliputi Warga Ukraina, "Mau Lari Kemana? Rumah & Hidup Saya Ada di Sini" By Merdeka

Share This

 

Ketakutan Meliputi Warga Ukraina, "Mau Lari Kemana? Rumah & Hidup Saya Ada di Sini"

By
Hari Ariyanti
MERDEKA
5 min

Merdeka.com - Mikhailo Kulishov (34), lelah dengan perang.

Pria berkeluarga yang hobi fotografi ini dalam beberapa tahun terakhir terjun ke bidang pariwisata, khususnya memandu wisatawan mengeksplorasi bekas lokasi industri di Ukraina timur. Dia telah berusaha melupakan konflik yang berlangsung pada 2015, yang memaksanya harus pergi jauh dari rumahnya.

Di sebuah restoran di kota tempat tinggalnya sekarang di Bakhmut, Kulishov dengan lancar menjelaskan tambang garam lokal di wilayah Donetsk, yang salah satunya menggelar festival orkes simfoni, di antara beberapa agenda lainnya.

Advertisement

Dia terdiam dan menuangkan dirinya sendiri uzvar, minuman tradisional yang terbuat dari buah dan beri kering. Bahkan dengan adanya konflik separatis di perbatasan itu, masa depan Donetsk terlihat cerah, ujarnya dalam intonasi serius, ketika ketegangan antara Ukraina dan Rusia meningkat, nampaknya sejarah yang kelam itu mungkin terulang lagi.

"Saya telah berpengalaman meninggalkan rumah saya," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (6/2).

Jika peluru mulai mendarat di dekat rumahnya lagi, dia tidak akan ragu untuk pergi.

Kulishov sangat terikat dengan kampung halamannya, Horlivka, yang juga berada di kawasan Donetsk. Bahkan ketika separatis yang didukung Rusia menyerbu balai kota pada 30 April 2014, dia berusaha meyakinkan diri dan istrinya bahwa situasinya akan segera membaik.

Optimismenya tampak nyata pada awalnya.

Tentara Ukraina merebut kembali beberapa bagian Horlivka pada Juli 2014. Tapi para separatis memperkuat posisisnya dan menguasai Horlivka, mendorong kota tersebut ke dalam pertempuran sengit selama berbulan-bulan.

Hari demi hari, keadaan semakin memburuk. Kulishov, istri, dan bayinya berlindung di basement. Sebagai spesialis IT, dia bisa tetap bekerja jarak jauh, tapi ketika Ukraina menangguhkan layanan perbankan ke wilayah yang dikuasai pemberontak akhir tahun itu, dia tidak dapat menarik gajinya untuk membeli popok dan makanan untuk keluarganya.

Akhirnya, mereka tidak punya pilihan selain melarikan diri.

â€Å“Saya merasa sangat sedih dan kasihan, saya tidak ingin meninggalkan kota saya,†katanya.

"Tetapi ketika Anda membandingkan emosi ini dengan akal sehat, Anda tahu apa yang harus Anda pilih."

Kulishov sekarang hanyalah satu dari sekitar 1,5 juta orang yang mengungsi akibat konflik yang sedang berlangsung di Ukraina timur, yang telah menewaskan lebih dari 14.000 orang, dan pencaplokan Krimea pada tahun 2014.

Seperti banyak dari mereka yang mengungsi di Ukraina, Kulishov tidak pernah mengharapkan perpindahan ke Bakhmut menjadi permanen.

Dia sekarang bekerja untuk dewan wisata lokal, membimbing para pelancong yang suka berpetualang di kawasan itu, termasuk dua tumpukan besar limbah kapur yang disebut "piramida" Rayhorodok.

"Saya suka disini. Ini adalah rumah baru, dan saya sangat menyukai apa yang saya lakukan,†katanya.

Namun ketika dalam beberapa pekan terakhir Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di sepanjang perbatasannya dengan Ukraina, ketakutan akan invasi berada pada titik tertinggi sepanjang masa. Kulishov dan keluarganya kemungkinan harus berpindah lagi.

Di tengah ketegangan saat ini, penduduk yang tinggal di sepanjang perbatasan di Ukraina timur yang lelah dengan perang tampak kehilangan rasa panik. Setelah lebih dari tujuh tahun ancaman invasi terus-menerus, banyak yang memperlihatkan sikap apatis atas ketegangan terbaru ini. Tetapi di balik sikap apatis ini, muncul ketakutan dan ketidakpastian atas apa yang akan terjadi di kawasan ini dan kehidupan mereka dalam beberapa pekan mendatang.

2 dari 2 halaman

Siap berperang

Konflik di Ukraina timur mulai pada Februari 2014 setelah unjuk rasa anti pemerintah mendorong lengsernya Presiden Viktor Yanukovych yang pro Rusia. Rusia menanggapi dengan mengirimkan pasukan militernya dan mencaplok Krimea, semenanjung di Laut Hitam di selatan Ukraina. Lalu pada April 2014, separatis yang didukung Rusia merebut wilayah Luhansk dan Donetsk di Ukraina timur.

"Ada penangkapan, toko-toko dirampok, mal dihancurkan," kenang Maksym Khodushko (42) yang berasal dari kota Kramatorsk, Donetsk.

Setelah tiga bulan pertempuran sengit, militer Ukraina merebut kembali Kramatorsk dari milisi separatis.

Konflik tersebut membuat warga trauma sampai saat ini. Tak terkecuali bagi Khodushko. Suara kembang api bisa membuatnya kaget dan dia mulai gemetar.

Kramatorsk, sebuah pusat industri dan teknik, terletak sekitar 50 km dari garis depan saat ini. Namun, menurut Khodushko, dengan meningkatnya ketegangan baru-baru ini, daerah itu bisa jatuh kembali ke dalam konflik.

Dia yakin kotanya berada di "zona abu-abu" yang ingin dimanfaatkan Rusia sebagai penyangga antara mereka dan negara-negara anggota NATO seperti Polandia.

“Beberapa orang berpikir (Presiden Rusia Vladmir) Putin ingin membangun Moskow baru di sini, tetapi dia ingin ini menjadi tanah tak bertuan,” katanya.

Jika Rusia menyerang, Khodushko mengatakan dia akan berjuang untuk melindungi Kramatorsk dengan cara apa pun yang dia bisa, bahkan walaupun hanya dengan memasok amunisi atau makanan untuk tentara.

"Saya bodoh kalau saya bilang saya tidak takut," ujarnya.

“Tapi mau lari ke mana. Rumah saya, keluarga saya, hidup saya ada di sini.”

Khodushko merasa kali ini, invasi akan jauh lebih dahsyat dari pendudukan sebelumnya karena Rusia bisa bergerak dengan kekuatan penuh dari angkatan darat dan udara mereka.

“Setelah pengalaman kami selama pendudukan,” katanya.

"Saya tahu banyak orang di Kramatorsk akan melarikan diri jika ada invasi penuh."

Tidak ada pengerahan militer Ukraina skala besar di Kramatorsk, tetapi perubahan kecil menunjukkan tentara merasakan ada peningkatan ancaman invasi. Misalnya, dalam perjalanan baru-baru ini di luar kota, Khodushko melihat parit baru yang menghadap ke timur. Dengan parit yang ada lebih dekat ke garis depan, sekitar 45 km jauhnya, ini bisa menunjukkan tentara Ukraina telah menyiapkan garis pertahanan ekstra jika yang pertama dilanggar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages