Luhut Sebut Omicron Hanya Dua Kali Lebih Parah daripada Flu
Dewi Nurita
Eko Ari Wibowo
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut penularan kasus Covid-19 varian Omicron memang lebih cepat, namun gejalanya jauh lebih ringan dan juga tidak lebih mematikan dibandingkan varian Delta.
Berdasarkan data yang diperoleh pemerintah, ujar Luhut, studi di luar negeri mengonfirmasi menurunnya tingkat kematian karena Covid-19. Misalnya pada pertengahan 2020, Covid-19 dideteksi 13 kali lebih mematikan dari flu biasanya. Namun pada awal 2022, Covid-19 diprediksi hanya dua kali lebih mematikan dari flu.
"Jadi Omicron ini hanya dua kali lebih parah daripada flu," ujar Luhut dalam konferensi pers, Senin, 14 Februari 2022.
Sudah sejak 44 hari sejak 1 Januari 2022, ujar Luhut, kasus puncak periode Omicron sampai dengan saat ini belum melebihi puncak Delta di tahun lalu. Padahal jika merujuk negara lain, puncak Omicron bisa sampai tiga hingga empat kali lebih tinggi dari puncak Delta. Tingkat rawat inap RS dan tingkat kematian juga masih lebih rendah daripada periode Delta.
ADVERTISEMENT
"Hal ini tidak mengurangi kehati-hatian kami. Tapi data ini hanya untuk menunjukkan agar kita tidak memperlakukan Omicron ini seperti Delta lalu," ujar Luhut.
Data Kemenkes pada periode 21 Januari hingga 8 Februari 2022 menunjukkan, ada 487 pasien Covid-19 yang meninggal. Kemarin, penambahan kasus kematian mencapai 111 kasus per hari.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi, mengatakan mayoritas pasien meninggal ini adalah warga yang belum divaksin dan pemilik penyakit penyerta alias komorbid.
"Dari 487 pasien yang meninggal pada periode 21 Januari hingga 8 Februari 2022, sebanyak 66 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap," ujar Nadia lewat keterangannya, Senin, 14 Februari 2022.
DEWI NURITA
Komentar
Posting Komentar