Memahami Gerakan Revolusi Bulan Mengelilingi Bumi dan Durasinya
KOMPAS.com - Bulan adalah satelit alami Bumi. Bulan sama seperti benda langit lainnya, mengalami rotasi dan revolusi. Hal ini terlihat dari fase-fase bulan yang berubah, karena posisinya yang bergerak mengelilingi Matahari.
Rotasi dan revolusi Bulan
Dilansir dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gerakan revolusi bulan mengelilingi bumi ditempuh selama 27, 55455 hari atau tepatnya 27 hari 13 jam 18 menit 33 detik. Revolusi ini terjadi dalam orbit Bulan yang berbentuk elips.
Orbit yang berbentuk elips menunjukkan bahwa jarak Bulan ke Bumi berbeda-beda. Terdapat jarak terjauh Bulan dari Bumi yang disebut apoge dan jarak terdekat Bulan dari Bumi disebut dengan perige.
Uniknya, waktu rotasi Bulan terhadap aksisnya sendiri hampir sama dengan waktu revolusi Bulan terhadap Bumi. Sekali Bulan berotasi memakan waktu 27 hari. Inilah yang menyebabkan seolah-olah Bulan tidak berputar atau seperti menampilkan sisi yang sama kepada Bumi.
Rotasi Bulan ini akan melambat ketika Bulan berada di perige. Ini membuat bagian Timur bulan terlihat lebih banyak sebanyak 8 derajat. Sedangkan ketika Bulan berada di apoge, rotasinya akan menjadi lebih cepat dan menambah pandangan bulan sebanyak 8 derajat di bagian Barat.
Fase Bulan
Walaupun satu kali berevolusi Bulan membutuhkan waktu 27,55455 hari, jarak fase bulan antara Bulan baru ke Bulan baru berikutnya lebih lama, yaitu 29,5 hari.
Hal ini disebabkan karena Bumi dan Bulan secara bersamaan juga berevolusi mengelilingi Matahari. Orbit Bumi terhadap Matahari juga berbentuk elips. Ini akan mempengaruhi cahaya Matahari yang menyinari Bulan dan terlihat dari Bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar