Presiden Ukraina: Soal Keanggotaan NATO Harusnya Diputuskan Melalui Referendum - Tribunnews.com
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa warga Ukraina seharusnya pergi ke tempat pemungutan suara dan memberikan suara mereka untuk memutuskan apakah negaranya harus mengejar keanggotaan NATO.
Dalam tanggapannya yang disampaikan kepada wartawan dan dipublikasikan pada Kamis waktu setempat, pemimpin negara Eropa Timur itu mengemukakan pandangannya tentang tujuan lama Ukraina untuk bergabung dengan blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS).
Perlu diketahui, Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa masuknya bekas republik Soviet ke blok itu akan menjadi 'garis merah'.
"Saya umumnya meyakini bahwa masalah mengenai keanggotaan NATO harus diputuskan melalui referendum. Masalah seperti itu seharusnya hanya diputuskan oleh rakyat, dan baru kemudian ditulis ke dalam konstitusi," kata Zelensky.
Menurutnya, Prancis dan Jerman perlu berbuat lebih banyak untuk membawa Ukraina lebih dekat agar bisa bergabung dengan NATO.
"Mereka sendiri pasti tertarik dengan masalah ini dan yakin akan hal itu," tegas Zelensky.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (17/2/2022), pernyataan Zelensky muncul di tengah kebuntuan yang semakin memuncak antara Ukraina dan Rusia, saat Rusia berusaha untuk mendapatkan jaminan keamanan yang akan mengesampingkan ekspansi organisasi militer lebih dekat ke perbatasannya dan memblokir Ukraina dari keanggotaan.
Sebelumnya pada hari Minggu lalu, Duta Besar Ukraina untuk Inggris, Vadym Prystaiko mengisyaratkan bahwa negaranya dapat mempertimbangkan untuk membatalkan tawarannya bergabung dengan NATO, jika itu dapat menghindari konflik dengan negara tetangganya.
"Kami mungkin, anda tahu, yang telah diancam seperti itu, diperas oleh itu, dan didorong ke sana. Bangsa ini berusaha mencari jalan keluar terbaik, bahkan jika itu berarti membuat konsesi yang serius," kata Prystaiko.
Namun, ia kemudian menarik kembali pernyataannya dan menyebut ide bahwa bekas republik Soviet dapat menghentikan upaya untuk bergabung dengan NATO adalah kesalahpahaman.
Pada 2019, sebuah amandemen diadopsi ke dalam konstitusi Ukraina yang mengabadikan keanggotaan di blok militer sebagai salah satu tujuan strategis negara itu, dengan langkah yang didukung oleh parlemen nasional dan mantan Presiden Petro Poroshenko.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko pun turut angkat bicara menyusul komentar Prystaiko.
Nikolenko secara tegas mengatakan bahwa cara terbaik untuk memastikan keselamatan negaranya adalah 'penerimaan segera Ukraina ke dalam NATO'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar