Rusia Akan Serang Ukraina jika Ada Warganya yang Dibunuh Terang-terangan - inews - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Rusia Akan Serang Ukraina jika Ada Warganya yang Dibunuh Terang-terangan - inews

Share This

 

Rusia Akan Serang Ukraina jika Ada Warganya yang Dibunuh Terang-terangan

Rusia Akan Serang Ukraina jika Ada Warganya yang Dibunuh Terang-terangan
Anton Suhartono 

MOSKOW, iNews.id - Perwakilan Tetap Rusia di Uni Eropa Vladimir Chizhov menegaskan negaranya tak akan melakukan tindakan apa pun terhadap Ukraina jika tidak diprovokasi. 

Dalam wawancara dengan surat kabar The Guardian, Chizhov mengatakan pengerahan pasukan ke perbatasan Ukraina semata-mata karena sebagai alasan keamanan.

"Kami tidak akan menyerang Ukraina kecuali kami diprovokasi untuk melakukan itu," kata Chizhov, seperti dilaporkan kembali Sputnik, Selasa (15/2/2022).

Dia melanjutkan Rusia juga akan bertindak jika ada warganya di manapun, termasuk di wilayah pemberontak Ukraina Donbass, yang dibunuh secara terang-terangan.

"Anda tidak perlu terkejut jika kami melakukan serangan balik," tuturnya.

Pemberontak yang didukung Rusia itu mengatakan, pemerintah Ukraina sedang mempersiapkan serangan terhadap mereka. Di lain pihak, Ukraina mengatakan Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 pasukan dekat perbatasan dan berencana untuk menyerang negaranya.

Konflik Rusia dan Ukraina sebenarnya sudah terjadi sejak Uni Soviet pecah pada 1991. Rusia tidak rela Ukraina memisahkan diri menjadi negara berdaulat. Kedekatan budaya dan sumber daya alam menjadi salah satu alasan Rusia masih ingin menguasai Ukraina.

Ukraina sudah dua kali mengalami revolusi, yakni pada 2005 dan 2014 dan Rusia dituding berada di balik gejolak politik. Saat revolusi pada 2014, Presiden Ukraina Viktor Yanukovych dilengserkan. Kondisi kacau di Ukraina itu dimanfaatkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mencaplok Kremia, wilayah otonomi Ukraina yang terletak di semenanjung Laut Hitam. Perang pun tak terhindarkan antara pasukan Rusia dan kelompok-kelompok separatis Kremia yang didukung Ukraina.

Melalui referendum, Krimea pun jatuh ke pelukan Rusia. Namun hingga kini agresi Rusia itu tidak diakui PBB. Sejak itu pula berbagai perundingan digelar untuk mengakhiri konflik Kremia.

Tahun lalu Rusia kesal karena Ukraina menjalin kerja sama dengan NATO. Ada indikasi negara itu juga ingin menjadi anggota pakta pertahanan Atlantik tersebut. Inilah yang kemudian memicu kemarahan Putin hingga mengerahkan pasukan ke perbatasan Ukarina. Pengamat militer meyakini pengerahan kekuatan militer Rusia ke Ukraina ini merupakan yang terbesar sejak Perang Dingin.

Editor : Anton Suhartono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages