Rusia Sebut Ukraina Lebih Mampu Punya Nuklir Dibandingkan Iran-Korut - CNN Indonesia - Opsiin

Post Top Ad

demo-image

Rusia Sebut Ukraina Lebih Mampu Punya Nuklir Dibandingkan Iran-Korut - CNN Indonesia

Share This
Responsive Ads Here

 www.cnnindonesia.com

Rusia Sebut Ukraina Lebih Mampu Punya Nuklir Dibandingkan Iran-Korut

CNN Indonesia
3-4 minutes
Selasa, 22 Feb 2022 23:29 WIB

Ilustrasi. Rusia menganggap Ukraina memiliki kemampuan mengembangkan senjata nuklir lebih baik dari Iran dan Korea Utara berkat peninggalan Uni Soviet. (Foto: iStockphoto/svedoliver)

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu, menganggap Ukraina mampu mengembangkan dan mengoperasikan senjata nuklir taktis.

Menurut Shoigu, Kiev bahkan memiliki kemampuan teknologi nuklir melebihi Iran dan Korea Utara. Ia menilai Ukraina masih mewarisi kemampuan dan teknologi dari Uni Soviet untuk membuat senjata nuklir taktis.

"Kala era Uni Soviet, kapabilitas (nuklir) tak hanya dikembangkan untuk mengembangkan senjata seperti itu, tetapi pembawanya juga. Senjata nuklir taktis bisa muncul, termasuk lewat beberapa pembawa yang telah mereka (Ukraina) punya sebelumnya," tutur Shoigu, merujuk pada rudal balistik jarak pendek buatan Uni Soviet, Tochka-U, yang juga dikenal sebagai SS-21 Scarab B oleh NATO, dikutip dari Russian Today (RT).


"Mereka memiliki perangkat keras, teknologi, ahli yang bisa dan mampu, menurut kami, yang jauh lebih baik daripada Iran ataupun Korea Utara," paparnya menambahkan.

Selain itu, Shoigu mengatakan Kiev masih memiliki teknologi senjata rudal. Ia juga mengatakan rudal tersebut dapat membawa hulu ledak nuklir.

Mengutip Wilson Center, Ukraina berperan penting dalam pengembangan nuklir Uni Soviet. Sebelum Perang Dunia II, banyak ahli nuklir Soviet yang bekerja di Ukraina.

Namun, pemerintah Soviet kala itu menganggap enteng kapasitas penelitian nuklir di Ukraina. Jika Uni Soviet memulai program nuklir mereka dengan sungguh-sungguh, mungkin teknologi senjata nuklir mereka bisa menyaingi Amerika Serikat.

Setelah Perang Dunia II, Ukraina juga terus berperan secara signifikan dalam program nuklir sipil Uni Soviet.

Meski demikian, propaganda anti-nuklir yang dilakukan di Ukraina di 1950-an mempengaruhi keputusan negara itu, membuat Kiev menyerahkan senjata nuklir mereka.

Saat ini, Ukraina dan Rusia semakin memanas. Kondisi ini membuat sejumlah tokoh menyayangkan keputusan pemerintah Ukraina untuk melepaskan senjata nuklir mereka dahulu.

"Kami melucuti kemampuan itu tanpa mendapatkan apapun," kata Andriy Zahorodniuk, mantan Menteri Pertahanan Ukraina, merujuk pada jaminan keamanan yang didapatkan Ukraina sebagai ganti penyerahan nuklirnya, dikutip dari The New York Times.

Tahun lalu, Duta Besar Ukraina untuk Jerman, Andriy Melnyk, mengatakan Kiev mungkin akan mencoba mencari senjata nuklir bila negara itu tak kunjung dapat bergabung dengan NATO.

Selama ini, Ukraina ngebet untuk bisa menjadi anggota ke-31 NATO. Namun, niat Kiev itu terjegal protes Rusia yang menolak mentah-mentah wacana keanggotaan Ukraina di aliansi pertahanan itu.

Keanggotaan Ukraina di NATO bahkan tak jarang menjadi penyulut konflik Kiev dan Moksow yang bahkan kini semakin berada di ambang perang.

"Lantas bagaimana cara kami menjaga pertahanan kami?" ujar Melnyk.

(pwn/rds)

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages