Langsung ke konten utama

Pilihan

Tangani Pesantren Terafiliasi Teroris, BNPT Libatkan Tiga Lembaga - Tempo

 

Tangani Pesantren Terafiliasi Teroris, BNPT Libatkan Tiga Lembaga

Tempo.co 1 jam lalu
3-4 minutes

foto © Copyright (c) 2016 TEMPO.CO foto

TEMPO.COJakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melibatkan tiga kementerian atau lembaga untuk menangani berbagai pesantren yang diduga terafiliasi dengan jaringan teroris. Ini sebagai tindak lanjut pemetaan terhadap 198 pesantren.

Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris menjelaskan tiga kementerian atau lembaga yang disinergikan untuk menangani dugaan tersebut adalah Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, serta Polri. Semua itu disinergikan di bawah koordinasi BNPT.

"Penanganan ke depan kan ada program sinergitas kementerian dan lembaga. Bentuk konkretnya bagaimana kita mengajak paling tidak duduk bersama tiga kementerian dan lembaga," kata dia dalam sebuah diskusi di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat, 18 Februari 2022.

Khusus untuk Kementerian Agama, dia menjelaskan, akan diarahkan untuk memetakan pesantren yang telah memiliki dasar hukum dalam pembentukannya, serta meninjau kembali kurikulum yang digunakan pesantren tersebut.

"Hanya mau dapat bantuan beasiswa, tapi saat diperiksa kurikulumnya ternyata tidak ada wawasan kebangsaan dan pendidikan kewarganegaaran Pancasila, tidak ada empat konsensus berbangsa," ujarnya.

Adapun yang kedua, kata dia, adalah Kementerian Dalam Negeri karena berkaitan erat dengan izin pembangunan pesantren tersebut. Sementara itu, yang ketiga disebutkan Irfan adalah melibatkan Kepolisian Republik Indonesia atau Polri.

"Kalau tidak bisa diajak berdamai, tentu ada strategi hukum lainnya yang harus kami tempuh. Minimal ketiganya ini BNPT mengkoordinasikan, mari kita sisir berapa wilayah, berapa provinsi, berapa puluh ribu pesantren," tegas Irfan.

Di sisi lain, Irfan menekankan, data-data pesantren ini pada dasarnya bukanlah konsumsi publik, sebagaimana yang telah dikatakan Kepala BNPT Boy Rafli Amar. Sebab, dia menyebut, data-data ini masih dalam tahap penyidikan.

"Itu dalam proses penyelidikan. Makanya kalau disisir setelah dikritisi oleh Majelis Ulama ternyata satu-satu alamat itu bukan pesantren semua. Ada nama radio, klinik, tapi istilahnya kelompok radikal teroris melewati semua lembaga-lembaga itu," ucapnya.

Microsoft dan mitra dapat memperoleh kompensasi jika Anda membeli sesuatu melalui link yang direkomendasikan di halaman ini.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek