Ulama Purworejo Serukan Perangi Hoaks terkait Situasi Wadas - inews

 

Ulama Purworejo Serukan Perangi Hoaks terkait Situasi Wadas

Ahmad Antoni
 Ulama Purworejo Serukan Perangi Hoaks terkait Situasi Wadas
Habib Hasan bin Agil Ba'bud dan Muhammad Faqih Muqodam serukan memerangi hoaks terkait situasi Wadas. (IST)

PURWOREJO, iNews.id – Ramainya beragam isu yang berkembang di masyarakat melalui media sosial terkait proses pengukuran lahan oleh BPN di Desa Wadas menjadi perhatian sejumlah tokoh. Salah satunya Habib Hasan bin Agil Ba'bud, tokoh yang dituakan di kalangan ulama di Kabupaten Purworejo

"Sebagai tokoh agama dari Purworejo, saya turut prihatin dan sedih dengan adanya pemberitaan di media sosial yang tidak sesuai dengan kenyataan tentang kegiatan pengukuran lahan di desa Wadas," kata Habib Hasan dalam sebuah statemen video, Kamis (10/2/2022). 

Menurutnya, program dari pemerintah dan dengan pendampingan dari aparat yang dilakukan di Desa Wadas tidak bertujuan untuk menyengsarakan rakyat ataupun merampas hak rakyat. "Jadi insyaallah semua ada manfaat dan maslahatnya," katanya. 

Dia meminta agar masyarakat menyudahi miskomunikasi dan misinformasi yang berkembang di media sosial. Menurutnya, hal tersebut hanya akan merugikan masyarakat. 

"Kami insyaallah lebih mengerti karena kami di Kabupaten Purworejo dan dekat dengan kami, bukan kami (dari wilayah) tetangga, bukan hidup di luar jawa. Kebetulan kami juga tahu persis daerah sana (Wadas dan sekitarnya)," ujar ulama kharismatik ini. 

Senada juga disampaikan Ketua Ittihadul Muballighin Ponpes Lirboyo di Purworejo, Muhammad Faqih Muqodam. Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar bisa memfilter berita yang hoaks dan yang asli. 

"Saya mengajak pada masyarakat khususnya dari Purworejo untuk tidak termakan berita-berita hoaks. Proyek pemerintah dalam membangun Bendungan Bener adalah untuk kesejahteraan rakyat," kata Faqih 

Diharapkan kepada masyarakat agar jangan mau diadu domba dengan berbagai berita yang dipelintir demi kepentingan tertentu. "Berpandai-pandailah dalam menerima dan memfilter berita yang beredar karena kita hidup di era digitalisasi," ujarnya.

Editor : Ahmad Antoni

Bagikan Artikel:
line sharing button

Baca Juga

Komentar