6 Fakta Perundingan Perdana Rusia-Ukraina di Perbatasan Belarusia - detik

 

6 Fakta Perundingan Perdana Rusia-Ukraina di Perbatasan Belarusia

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 01 Mar 2022 08:28 WIB
Members of delegations from Ukraine and Russia, including Russian presidential aide Vladimir Medinsky (2L), Ukrainian presidential aide Mykhailo Podolyak (2R), Volodymyr Zelenskys Servant of the People lawmaker Davyd Arakhamia (3R), hold talks in Belarus Gomel region on February 28, 2022, following the Russian invasion of Ukraine. (Photo by Sergei KHOLODILIN / BELTA / AFP) / Belarus OUT
Foto: Perundingan Rusia-Ukraina di Belarusia (Foto:AFP/SERGEI KHOLODILIN)
Jakarta -

Delegasi Rusia dan Ukraina melakukan pertemuan di perbatasan Belarusia. Kedua negara yang tengah berperang itu berunding untuk membahas soal gencatan senjata.

Pertemuan perdana itu dilakukan Senin (28/2/2022) waktu setempat. Namun sayangnya perundingan keduanya buntu. Kedua pihak memutuskan kembali ke ibu kota mereka untuk berkonsultasi.

Berikut 6 fakta perundingan Ukraina dan Rusia:

1. Rusia-Ukraina Sepakat Berunding Lagi

Dilansir CNN, Selasa (1/3) kedua pihak akhirnya sepakat untuk melakukan perundingan negosiasi kedua guna mengembangkan tuntutan utama Ukraina soal gencatan senjata.

"Delegasi Ukraina dan Rusia mengadakan negosiasi putaran pertama. Tujuan utama mereka adalah untuk membahas gencatan senjata dan akhir aksi pertempuran di wilayah Ukraina," kata penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mikhaylo Podolyak, kepada wartawan usai perundingan.

" Para pihak telah menentukan topik di mana keputusan tertentu dipetakan. Agar keputusan ini dapat diambil alih. Diimplementasikan sebagai roadmap, para pihak kembali untuk berkonsultasi ke ibu kotanya," sambung dia.

Sementara dikutip dari AFP, kepala delegasi Rusia, Vladimir Medinsky sepakat untuk melakukan perundingan putaran kedua bersama Ukraina.

"Kami sepakat untuk melanjutkan negosiasi," katanya.

2. Ukraina Minta Rusia Tarik Pasukan

Sebelumnya Ukraina menuntut Rusia melakukan gencatan senjata. Selain itu, Ukraina juga meminta Rusia menarik pasukan.

"Isu utama dari pembicaraan itu adalah gencatan senjata segera dan penarikan tentara dari Ukraina," demikian pernyataan kantor kepresidenan Ukraina, seperti dilansir AFP, Senin (28/2).

Kantor kepresidenan Ukraina dalam pernyataannya, seperti dikutip CNN, juga menyebut delegasi yang mewakili Ukraina dalam perundingan itu terdiri atas Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov, penasihat Kepala Kantor Krepresidenan Ukraina Mykhailo Podoliak, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mykola Tochytskyi. Presiden Volodymyr Zelenksy tidak termasuk dalam delegasi tersebut

3. Rusia Ingin Ada Kesepakatan Damai

Delegasi Rusia dipimpin oleh penasihat kepresidenan Rusia, Vladimir Medinsky, dalam perundingan ini. Kepada wartawan, Medinsky menuturkan keinginan Rusia untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina.

"Kami jelas memiliki kepentingan untuk mencapai sejumlah kesepakatan sesegera mungkin," tutur Medinsky yang merupakan penasihat Presiden Vladimir Putin.

Otoritas Ukraina menyebut perintah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi telah diperhitungkan demi memberikan tekanan menjelang dialog yang akan dilakukan Rusia dan Ukraina di perbatasan Belarusia.

Presiden Volodymyr Zelenksy sebelumnya menyatakan Rusia setuju untuk berunding dengan Ukraina di perbatasan Belarusia, dekat Sungai Pripyat. Ini akan menjadi perundingan pertama antara kedua negara yang berperang sejak invasi dimulai pekan lalu.

4. Ratusan Ribu Orang Tinggalkan Ukraina saat Invasi Rusia

Ratusan ribu orang Ukraina mengugsi ke negara-negara tetangga. Mereka melarikan diri dari invasi Rusia.
Dalam tiga hari sejak invasi dimulai, lebih dari 115.000 orang telah menyeberang ke Polandia untuk beberapa bepergian selama lebih dari dua hari, yang lain bergabung dalam antrian sepanjang 15 km di titik perbatasan.

Mereka yang melarikan diri sebagian besar adalah kaum perempuan dan anak-anak.

Alasannya, semua pria Ukraina berusia 18 hingga 60 tahun diperintahkan untuk tetap tinggal dan berjuang - dalam beberapa kasus mereka terpisah dari keluarganya.

5. Ukraina Akan Bebaskan Tahanan yang Punya Pengalaman Tempur

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan akan membebaskan tahanan dari penjara bagi yang memiliki pengalaman tempur. Para tahanan itu akan dikerahkan untuk membantu pertahanan Ukraina dalam menghadapi serangan pasukan Rusia.

Seperti dilansir kantor berita Ukraina, Ukrinform dan media lokal The Kyiv Independent, Senin (28/2), langkah tersebut diumumkan Zelenksy dalam pidato terbarunya kemarin.

"Kita mendedikasikan setiap menit untuk perjuangan negara kita. Setiap orang yang bisa bergabung perjuangan melawan penjajah, harus melakukannya," ucap Zelensky dalam pidatonya.

Zelensky mengakui bahwa keputusan ini memang sulit diterima secara moral, namun diperlukan demi pertahanan negara.

"Oleh karena itu, keputusan telah diambil, tidak semata-semata dari sudut pandang moral, tapi juga dalam hal berguna untuk perlindungan kita," jelasnya.

"Warga Ukraina dengan pengalaman tempur yang nyata akan dibebaskan dari tahanan, dan akan bisa menebus kesalahan mereka di titik pertempuran," ujar Zelensky saat mengumumkan rencana pembebasan tahanan dengan pengalaman tempur.

6. Ukraina Klaim Ribuan Tentara Rusia Tewas saat Invasi

Invasi Rusia ke Ukraina masih terus terjadi. Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim lebih dari 5.000 tentara Rusia tewas dalam pertempuran sejak invasi dimulai pekan lalu. Ukraina juga mengklaim banyak kendaraan dan peralatan militer Rusia yang hancur.

Seperti dilansir BBC, dalam pernyataan via Facebook, sejumlah pejabat Ukraina menyebut bahwa sekitar 5.300 tentara Rusia tewas dalam pertempuran sejak invasi dimulai pada Kamis (24/2) lalu.

Disebutkan juga bahwa 191 unit tank, 29 jet tempur, 29 helikopter militer dan 816 kendaraan pengangkut lapis baja telah dihancurkan oleh militer Ukriana.

Klaim itu belum bisa diverifikasi secara independen oleh BBC. Namun Kementerian Pertahanan Inggris meyakini Rusia mengalami korban jiwa cukup 'besar' dalam invasinya ini.




(dek/aud)

Baca Juga

Komentar