Alasan Mendag Duga Ada Mafia Minyak Goreng di Tiga Kota
Mendag Muhammad Lutfi menuding ada mafia minyak goreng di balik kelangkaan yang terjadi beberapa waktu terakhir. (ANTARA FOTO/ISMAR PATRIZKI).
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menuding mafia menjadi penyebab kelangkaan minyak goreng di Jakarta, Medan, dan Surabaya. Tudingan itu bukan tanpa alasan.
Berdasarkan data yang ia terima, seharusnya komoditas tersebut melimpah di ketiga kota tersebut.
Di Kota Medan, misalnya, minyak goreng telah dikucurkan sebanyak 25 juta liter. Sementara jumlah warga di daerah tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 2,5 juta orang.
Artinya, dengan jumlah minyak goreng tersebut, satu orang warga bisa mendapat jatah 10 liter minyak goreng.
"Namun, saya pergi ke Kota Medan, saya pergi ke pasar, saya pergi ke supermarket tidak ada minyak goreng," kata Lutfi saat menghadiri rapat dengan Komisi VI DPR, Kamis (17/3).
Ia juga mengatakan hal serupa juga terjadi di Surabaya dan Jakarta. Distribusi minyak goreng di Surabaya yang mencapai 91 juta liter dan di Jakarta sebanyak 85 juta liter, seharusnya bisa menutupi kebutuhan untuk seluruh warga.
"Jadi spekulasi kami adalah ini ada orang-orang yang mengambil kesempatan di dalam kesempitan," kata Lutfi.
Tidak hanya itu, ia juga menduga ada penyelundupan minyak goreng di ketiga daerah tersebut. Terlebih, terdapat industri dan pelabuhan.
"Kementerian Perdagangan tidak bisa melawan penyimpangan-penyimpangan tersebut," imbuhnya.
Sebagai informasi, sudah setengah tahun terakhir masyarakat mengeluhkan harga minyak goreng yang mahal.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah pun mengeluarkan beragam kebijakan, mulai dari penetapan harga eceran tertinggi hingga subsidi.
Meski demikian, faktanya, minyak goreng malah menjadi langka di pasaran. Pada Selasa (15/3) lalu, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah dari Rp11.500 menjadi Rp14 ribu per liter.
Selain itu, harga minyak goreng kemasan akan menyesuaikan dengan nilai keekonomian. Artinya, harga akan mengikuti pasar dan tidak lagi menyesuaikan dengan HET.
Adapun, HET untuk minyak goreng kemasan sederhana sebelumnya Rp13.500 per liter, sedangkan untuk kemasan premium Rp14.000 per liter.
(mrh/sfr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar