Duh China Bakal Setop Ekspor Bensin, Nasib RI Kian Terancam!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China mendesak agar perusahaan kilang menghentikan ekspor bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin dan diesel pada April seiring dengan rencana dipangkasnya produksi kilang.
Seperti diketahui, perusahaan kilang minyak China akan memangkas produksi dalam beberapa minggu mendatang karena lonjakan harga minyak yang didorong oleh Perang Rusia - Ukraina menekan margin pabrik pengolahan minyak mentah.
Analis menyebut, dengan lonjakan harga minyak mencapai US$ 130 per barel, ini mengkhawatirkan produsen. Rencana penurunan produksi kilang ini akan berdampak pada pengurangan impor minyak mentah.
Kilang yang sebagian besar berlokasi di Provinsi Shandong timur ini telah diperkirakan beroperasi pada tingkat yang lebih rendah pada tahun ini setelah Beijing memangkas kuota impor minyak mereka. Tetapi lonjakan harga minyak global ke level tertinggi dalam 14 tahun di tengah krisis Ukraina ini semakin menambah tekanan pada perusahaan kilang.
"Margin kilang telah menipis dengan cepat karena biaya minyak mentah impor melonjak jauh lebih cepat daripada harga bahan bakar olahan domestik," kata konsultan komoditas China JLC, dikutip dari Reuters, Kamis (10/03/2022).
"Jika harga minyak mentah tetap tinggi, mungkin ini berpotensi terjadi pembatasan produksi (kilang) yang lebih luas atau penutupan kilang secara penuh untuk pemeliharaan," tambahnya.
Sebagai informasi, lebih dari 40 kilang independen yang disurvei oleh JLC beroperasi dengan kapasitas sekitar 58% pada minggu ini, dibandingkan dengan lebih dari 70% pada periode yang sama tahun lalu.
Bila China benar menghentikan ekspor produk kilang minyak mereka, maka Indonesia juga bisa ikut terdampak. Pasalnya, Indonesia merupakan termasuk lima besar dari negara tujuan ekspor bensin China sepanjang 2021 atau bahkan terbesar no.3 sebagai negara tujuan ekspor bensin China di Desember 2021.
Mengutip SPGlobal, berdasarkan data Bea Cukai China (General Administration of Customs), China mengekspor 1,05 juta ton bensin ke Indonesia sepanjang Januari-Desember 2021, naik 134% dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar 447 ribu ton.
Indonesia merupakan negara terbesar ke-4 tujuan ekspor bensin China, setelah Singapura, Pakistan, Filipina, dan Malaysia, sepanjang 2021.
Khusus untuk ekspor pada Desember 2021, China mengekspor bensin sebanyak 104 ribu ton, naik 52,6% dibandingkan ekspor pada Desember 2020 sebesar 68 ribu ton.
Dari sisi Indonesia, sebagai negara net importir minyak, impor BBM, terutama bensin Indonesia masih dikatakan cukup besar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) RI, volume impor BBM RI selama 2021 naik 5,5% menjadi 21,93 juta ton dari 29,79 juta ton sepanjang Januari-Desember 2020.
Berdasarkan data BPS, volume impor BBM terbesar masih berasal dari produk bensin, seperti bensin dengan nilai oktan (RON) di atas atau sama dengan 90 berupa Pertalite, Pertamax dan sejenisnya, dan juga bensin di bawah RON 90 berupa Premium (RON 88).
Impor bensin sepanjang 2021 ini tercatat mencapai 13,97 juta ton, naik 14% dibandingkan 2020 yang tercatat sebesar 12,23 juta ton. Dari sisi nilai, impor bensin pada 2021 ini melonjak 96% menjadi US$ 9,33 miliar dari US$ 4,75 miliar pada 2020.
Bila merujuk pada data China di mana ekspor bensin China ke Indonesia mencapai 1,05 juta ton sepanjang 2021, maka artinya 7,5% impor bensin Indonesia berasal dari China.
Sebagai informasi, harga minyak jenis Brent pada perdagangan hari ini, Jumat (11/03/2022) pukul 06:22 WIB, berada di US$ 109,33 per barel, ambles 1,63% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 106,02 per barel, anjlok 2,47%.
Dalam sebulan terakhir, harga Brent dan light sweet masih membukukan kenaikan 15,49% dan 15,97% secara point-to-point. Selama setahun ke belakang, harga meroket 56,64% dan 60,59%.
(wia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar