Inilah Fakta Mengejutkan Sekolah di Korea Utara, Bawa Kursi dan Meja dari Rumah hingga Jam Sekolah - Tribunnnews

 

Inilah Fakta Mengejutkan Sekolah di Korea Utara, Bawa Kursi dan Meja dari Rumah hingga Jam Sekolah - Halaman all

Senin, 14 Maret 2022 17:00

Editor: Iwan Satriawan

AA

Siswa membutuhkan meja dan kursi mereka sendiri di Korea Utara

BANGKAPOS.COM - Sebagai salah satu negara paling tertutup di dunia, tidak heran banyak yang penasaran seperti apa kehidupan di Korea Utara.

Salah satunya tentang sistem pendidikan mereka.

Melansir beberapa sumber, ternyata ada banyak fakta-fakta mengejutkan tentang sekolah di Korea Utara.

1. Sekolah 16 jam

Seberapa kuat perasaan orang Korea tentang pendidikan? Itu akan mengejutkan Anda.

Rata-rata siswa SMA pada umumnya memiliki kelas dari sekitar jam 8 pagi sampai jam 21:30 atau jam 10 malam.

Untuk rata-rata siswa sekolah menengah Korea, tujuannya adalah untuk masuk ke perguruan tinggi yang bagus dan seringkali, persaingannya tinggi.

Alhasil, banyak yang akan mengikuti agwon (alias program belajar privat sepulang sekolah) untuk mempercepat belajar mereka. 

Hagwon adalah entitas swasta, yang membantu memperkuat pendidikan tinggi dan keterampilan bahasa Inggris, sehingga sering kali ada permintaan yang tinggi untuk mereka.

Bagi siswa, ini mungkin satu-satunya saluran sosial mereka dan cara untuk bertemu teman-teman lain.

Karena pendidikan menjadi kegiatan utama, rata-rata remaja tidak pulang sampai tengah malam.

Jadi, makan malam sebenarnya disajikan di sekolah.

Sekolah menengah sedikit lebih lunak, karena kelas berakhir sekitar jam 4 sore, dengan kemungkinan pembelajaran hagwon sesudahnya.

2. Sekolah sampai hari Sabtu

Jika Anda berpikir siswa Korea memiliki akhir pekan untuk rekreasi, pikirkan lagi. Hari-hari sekolah resmi awalnya Senin sampai Sabtu, yang tidak membuat siswa atau guru senang.

Sejak 2010, jadwal sekolah berubah dan dilonggarkan. Sekarang sistem sekolah umum Korea memiliki dua hari Sabtu per bulan, libur.

Update: Seorang sukarelawan dari Korean Culture and Information Service (KOCIS) telah memberitahu saya bahwa “…sejak 2012, sistem sekolah umum Korea libur setiap hari Sabtu.”

3. Guru begitu dihormati di Korea

Di Korea ada pepatah mengatakan “ Guru setinggi Tuhan ”.

Anda tidak akan menebaknya dari skala gaji mereka, tetapi guru memegang tempat yang berharga dan dihormati di masyarakat. 

Korea menekankan pendidikan dan sekolah dengan kekuatan seratus. Akibatnya, Korea sangat menghargai guru bahasa Korea sebagai pilar sistem sekolah.

Usia pensiun tidak sampai 65 tahun.

 Senioritas berarti kenaikan gaji dan jam kerja keseluruhan, liburan dan tunjangan liburan dikatakan lebih baik daripada pekerjaan kantor biasa.

4. Sisi bisnis di dsekolah

Siapa yang mengira saya akan membuat presentasi Powerpoint (unduh contoh di sini ) dan menyimpan file di stik memori USB untuk tugas mengajar saya? Alat-alat itu terdengar seperti pekerjaan kantor. Tapi ini adalah alat perdagangan di sekolah saya. Saya sangat senang mengetahui dasar-dasar Powerpoint kantor!

Pakaian berpakaian? Pakaian kasual profesional hingga kantor sangat direkomendasikan, mulai dari sekolah dasar. 

Korea adalah budaya yang modis dan bergaya.

Jas yang bagus dengan jaket atau blazer adalah permulaan yang baik karena seseorang harus terlihat terhormat saat mengajar.

5. Hukuman fisik 

Sementara di AS, hukuman fisik terhadap anak-anak menimbulkan “ gugatan segera ”, sistem pendidikan Korea dan orang tua tidak terlalu mempermasalahkan disiplin fisik di ruang kelas sekolah.

Hukuman fisik dulunya diizinkan, dan sekarang, agak ditoleransi.

Sistem sekolah menindak penyalahgunaan ini, tetapi masih terjadi di beberapa sekolah. Salah satu teman guru asing saya berkata bahwa mereka memiliki tongkat disiplin di sekolah mereka, yang oleh guru Korea dinamai "tongkat ajaib".

Biasanya yang disiplin adalah guru laki-laki.

6. Bawa bangku dan meja sendiri

Di Korea Utara, pemerintah memang membebaskan biaya selama enam tahun di sekolah menengah.

Meski begitu, para siswa harus membawa bangku dan kursi sendiri jika hendak bersekolah.

Itu lantaran karena biaya yang dibebaskan tidak meliputi kursi dan meja.

(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtytyas)