Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Jokowi

    Kacau! Ada Pemburu Rente di Balik Banjir Barang Impor yang Bikin Kesal Jokowi - detik

    2 min read

     

    Kacau! Ada Pemburu Rente di Balik Banjir Barang Impor yang Bikin Kesal Jokowi

    Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
    Minggu, 27 Mar 2022 13:31 WIB
    Suasana aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2018). Aktivitas bongkar muat di pelabuhan tetap jalan di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpuruk. Begini suasananya.
    Foto: Pradita Utama
    Jakarta -

    Pengadaan barang dan jasa pemerintah dibanjiri produk impor. Hal ini pun bikin Presiden Joko Widodo geram. Dia jengkel anggaran belanja pemerintah sampai ratusan triliun namun banyak dibelikan barang-barang impor.

    Di balik banjir barang impor yang bikin jengkel Jokowi, menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira ada ulah pemburu rente impor. Hal ini menjadi salah satu biang kerok pengadaan barang dan jasa menggunakan barang impor daripada produk lokal.

    Bhima mengatakan pemburu rente bekerja di tahap seleksi pengadaan barang dan jasa. Mereka melakukan kongkalikong agar barang lokal kalah dalam proses seleksi.

    Menurutnya, hal ini bisa terjadi karena aturan soal penyerapan produk lokal dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah kurang tegas implementasinya.

    "Sejauh ini karena aturan belum tegas implementasinya, muncullah pemburu rente di bidang pengadaan barang jasa. Pemburu rente ini kongkalikong dengan importir agar barang lokal kalah dalam proses seleksi," jelas Bhima kepada detikcom, Minggu (27/3/2022).

    Baca juga:

    "Khusus untuk BUMN, bisa dikurangi PMN-nya saja jika tidak ada perbaikan signifikan dalam pengadaan barang dan jasa," sebut Bhima.

    Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menambahkan memang benar adanya dugaan kurang tegasnya penerapan aturan soal penyerapan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. Selama ini slogan 'Cinta Produk dalam Negeri' digaungkan namun implementasi aturannya lemah.

    "Ini kan nyanyian lama juga cinta produk dalam negeri, namun ini tataran pengawasan dan law enforcementnya kurang di jajaran pemerintah. Padahal kan persentase berapa produk dalam negeri dan impor kan sudah ada," ungkap Trubus kepada detikcom.

    "Nah kalau masih ada keluhan soal impor berlebihan kan berarti ada yang berlebihan, law enforcement-nya nggak jalan," pungkasnya.

    Simak Video 'Pernyataan-pernyataan Jokowi yang Jengkel Gegara Apa-apa Impor!':




    (hal/zlf)
    Komentar
    Additional JS