Kisah Dokter Asal Aceh Mau dibayar Apa Saja Oleh Pasien Saat Berobat, Pernah Pakai Sayur dan Buah - Serambinews.com
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Amirullah
TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
SERAMBINEWS.COM - Belakangan ini media sosial sedang ramai membicarakan sosok dokter yang membuka praktik di seputaran Kota Depok.
Viralnya sosok dokter ini lantaran kisahnya yang rela dibayar dengan apa saja oleh pasien saat berobat di kliniknya.
Bahkan, pernah ada pasien yang hanya mampu membayar jasanya dengan sayur mayur dan buah-buahan.
Ialah dokter Rinal Dhuhri, dokter tampan dan baik hati yang saat ini sedang disorot karena program berobat yang dia adakan di tempat praktiknya, yaitu di jalan Jatimulya Nomor 30 RT 02/04, Cilodong, Kota Depok.
Meski membuka praktik yang membolehkan pasien bayar seikhlasnya di Kota Depok, dokter Rinal sebenarnya bukanlah warga di kawasan tersebut.
Diwartakan TribunJakarta.com yang merupakan jaringan Serambinews.com, dokter Rinal Dhuhri lahir dan tumbuh besar di Aceh.
Bahkan, pendidikan kedokterannya juga ia tempuh di salah satu universitas di Aceh.
Dokter berusia 32 tahun ini merupakan angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama, Aceh.
Adapun kisahnya yang viral ini berawal dari sebuah postingan di media sosial.
Dalam postingan tersebut, dr Rinal membuat pernyataan bahwa dirinya akan membuka jasa pengobatan rawat jalan di kliniknya dengan bayar seikhlasnya.
"Berobat ditempat saya mulai hari ini, tanggal 15 November 2021, insyaallah untuk kedepannya kita akan mengadakan berobat umum bayar seikhlasnya," ujarnya yang dikutip dalam sebuah postingan video di akun TikToknya, @dr.ronaldhudri, Minggu (2/1/2022).
Lalu bagaimana cerita dibalik program berobat bayar seikhlasnya yang diadakan dokter Rinal di tempat praktinya?
Apa yang menjadi motivasi dokter Rinal untuk tidak mematok tarif pengobatan pada pasien yang berobat di tempatnya?
Berobat Bayar Seikhlasnya
Dilansir dari TribunJakarta.com, dokter Rinal mengatakan, awalnya ia hanya sekedar iseng membagikan informasi bahwa berobat di kliniknya tidak dipatok tarif.
Setiap pasien silahkan membayar seikhlasnya saja.
Namun selang beberapa jam, unggahan informasi tersebut langsung viral dan ia pun tak pernah menduganya.
Unggahan tersebut pun kini ia telah hapus, musabab pria yang merupakan anak ke-4 dari lima bersaudara ini memang cukup pemalu.
Namun soal berobat bayar seikhlasnya, dr Rinal Dhuhri mengatakan bahwa niat itu sudah ada sejak awal ia menjadi dokter umum.
“Kalau soal pengobatan bayar seikhlasnya ini dari dulu sebenarnya saya niat, tapi baru kali ini terlaksana dan atas izin Allah," kata Dokter Rinal di ruang kerjanya, sebagaimana dikutip dari pemberitaan TribunJakarta.com, Rabu (17/11/2021).
"Semoga ini bisa menjadi berkah, menjadi amal baik saya untuk seluruh orang dimanapun yang terjangkau ke tempat saya silahkan, Insya Allah saya tangani,” tambahnya.
Dokter Rinal mengatakan, dirinya ingin tidak ada lagi masyarakat yang takut berobat karena terkendala biaya.
“Jangan lagi ada beban biayanya berapa kalau mau berobat.
Kalau saya masih bisa tangani disini Insya Allah saya tangani sesuai dengan sop dan profesi saya.
Nah kalau untuk penanganan lebih lanjut akan saya sarankan ke rumah sakit,” katanya.
“Sebenarnya niat saya cuma satu, saya ingin berbuat baik kepada semua orang supaya mereka tidak lagi takut memikirkan biaya ketika berobat.
Apalagi di masa pandemi ini kemungkinan besar banyak masyarakat yang ekonominya terdampak, ketika mereka sakit mereka takut untuk berobat karena terkendala biaya.
Intinya saya ingin menjadi orang yang berbuat baik kepada orang lain.
Mudah-mudahan apa yang saya lakukan ini menjadi berkah,” jelas bapak dua anak ini.
Respon Masyarakat
Klinik yang dibuka oleh dokter Rinal memang memang tak cukup besar.
Dalam tayangan video yang diunggah di akun TikToknya, hanyalah sebuah ruko sederhana yang dijadikan sebagai tempat praktiknya.
Di bagian depan klinik tersebut, terdapat plang bertuliskan ‘Praktek Dokter, dr Rinal Dhuhri, SIP : 446.1/14939/SDK/X11/2017, buka Senin sampai dengan Minggu’.
Akan tetapi, klinik kecil yang berlokasi jalan Jatimulya Nomor 30 RT 02/04, Cilodong, Kota Depok ini
ramai dikunjungi pasien.
Dokter Rinal mengatakan, respon masyarakat memang cukup bagus dengan adanya berobat bayar seikhlasnya.
Ia mengatakan, sejak viralnya unggahan tersebut, pasien yang datang ke kliniknya berasal dari berbagai kecamatan di Kota Depok.
Profesionalitas pun ia terapkan, tak pernah sekalipun dr Rinal Dhuhri membeda-bedakan pasien baik dari kalangan apapun.
“Alhamdulillah yang sudah datang kesini responnya sangat baik, mereka datang berobat dengan biaya seikhlasnya.
Saya periksa secara detail, tidak ada kata saya beda-bedakan pasien dari kalangan apapun,” ungkapnya.
“Insya allah saya tangani disini dengan berobat seikhlasnya, tidak ada jasa dan obat (tarif), mereka bayar berapapun saya terima,” timpalnya menegaskan.
Sebelum membuka klinik di Jalan Jatimulya, dr Rinal Dhuhri membuka praktik di kediamannya Perumahan Kopwani, Cilodong.
“Kalau disini kan saya baru pindah, sebelumnya saya buka praktek di rumah di Perumahan Kopwani kurang lebih sudah satu bulan disini, dan disinilah saya mulai buka berobat seikhlasnya,” jelasnya.
Dibayar Sayur dan Buah Saat Home Visit
Sebelum membuka klinik, kurang lebih empat tahun lamanya dr Rinal Dhuhri membuka jasa home visit (kunjungan ke rumah).
Sejumlah daerah di Kota Depok dan Bogor pun telah ia sambangi, sudah tak terhitung berapa pasien yang ia tangani dari sistem home visit ini.
“Saya melakukan home visit atau panggil ke rumah untuk pengobatan, biasanya itu paling banyak lansia. Karena kebanyakan pasien yang meminta saya datang ke rumah adalah lansia, karena mereka tidak mampu berjalan, atau mungkin tidak punya kendaraan, sehingga saya datang ke rumah beliau,” tutur Dokter Rinal.
Ada cerita menarik dari pengalaman Dokter Rinal saat melakukan home visit, ketika keluarga pasien yang diobatinya hanya mampu membayar dengan sayur mayur hingga buah-buahan.
“Jadi dari awal saya buka praktek di rumah dan disini, itu saya tidak pernah mengambil jasa (tarif). Jadi dari awal memang seikhlasnya. Mereka kasih alhamdulillah, gak kasih juga gak masalah. Soalnya saya tidak pernah mematok jasa saya,” imbuhnya.
“Nah dari pengalaman itu kadang mereka ada yang memberikan sayuran, terus Buah-buahan kaya pisang setandan gitu. Itulah rezeki menurut saya,” timpalnya lagi.
Dokter Rinal selalu memegang teguh keyakinannya bahwa rezeki bukanlah materi (uang) semata.
“Karena rezeki menurut saya tidak hanya materi (uang), nah itu saya makan alhamdulillah sangat berharga bagi tubuh saya.
Mudah-mudahan saya sehat terus dengan makanan yang mereka kasih dan doa dari mereka,” ungkapnya.
Latar Belakang Program Berobat Bayar Seikhlasnya
Soal latar belakang berobat bayar seikhlasnya, Dokter Rinal berujar bahwa dirinya bukanlah orang pertama yang melakukan hal tersebut.
“Kalau untuk pengobatan bayar seikhlasnya ini banyak senior-senior saya di luar sana yang sudah banyak melakukan itu, mungkin saya termotivasi juga dari mereka mereka itu,” bebernya.
“Saya melihat bagaimana mereka bahagia, keikhlasan mereka, bukan hanya materi yang dilihat.
Tapi kebahagiaan dari pasien itu sendiri ketika datang dia senyum dan pulang bahagia dengan berobat seikhlasnya, alhamdulillah sangat bahagia menurut saya,” sambungnya lagi.
Dari sejumlah faktor itu lah, dr Rinal Dhuhri tergugah dan bertekad untuk membuka berobat dengan membayar seikhlasnya, yang telah ia lakukan sejak awal pekan ini.
“Itu yang saya lihat, dan saya harus bisa seperti mereka,” tegasnya.
Dokter Rinal juga mengatakan, sedari awal dirinya menjadi dokter untuk berkorban bagi masyarakat.
“Sebetulnya saya dari awal menjadi dokter itu, memang saya mau jadi orang yang bukan dibayar. Kalau bisa saya berkorban untuk mereka.
Dengan apa yang ada, yang saya terima, rezeki dari Allah, saya pergunakan untuk membantu mereka diluar sana yang kurang mampu untuk pengobatan,” ucapnya.
Ia juga menambahkan, menjadi dokter bukan hanya sekedar profesi, lebih dari itu ada panggilan jiwa dan melibatkan hati nurani yang terdalam.
“Iya Insya Allah seperti itu,” pungkasnya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar