Kisah Prajurit TNI di Perbatasan, Naik Tower 70 Meter Pasang Alat Penguat Sinyal demi Warga - inews - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kisah Prajurit TNI di Perbatasan, Naik Tower 70 Meter Pasang Alat Penguat Sinyal demi Warga - inews

Share This

 kalsel.inews.id

Kisah Prajurit TNI di Perbatasan, Naik Tower 70 Meter Pasang Alat Penguat Sinyal demi Warga

3-4 minutesKisah Prajurit TNI di Perbatasan, Naik Tower 70 Meter Pasang Alat Penguat Sinyal demi Warga Prajurit TNI. (Foto: Reuters)

JAKARTA, iNews.id - Prajurit TNI di perbatasan Indonesia tidak hanya bertugas mengamankan wilayah. Mereka bahkan harus naik tower listrik 70 meter untuk memasang alat penguat sinyal.

Menjadi seorang prajurit harus siap untuk ditempatkan di mana saja. Termasuk panggilan tugas untuk mengabdi di wilayah ambang batas negara. Banyak kisah inspiratif dari para prajurit TNI yang bertugas di perbatasan untuk menjaga kedaulatan NKRI. Mulai dari membangun akses komunikasi hingga membantu menjadi tenaga pendidik bagi para generasi penerus bangsa. 

Berikut kisah inspiratif tentara di perbatasan;

1. Membangun Akses Komunikasi 

Kisah pertama datang dari Serka Adhi Susilo yang bertugas di Kabupaten Keerom, salah satu wilayah di pedalaman Papua. Untuk bisa mendapat akses komunikasi dan menghubungi keluarganya, para tentara harus menaikkan penguat sinyal yang mereka bawa ke atas tower listrik setinggi 70 meter. 

Mereka mengerek alat penguat sinyal ke atas tower tersebut dengan menggunakan tali. Jika hal itu tidak dilakukan, dia tidak bisa menghubungi keluarganya yang berada di Sukoharjo, Jawa Tengah.  Sebab distrik yang menjadi tempatnya bertugas sangat terpencil dan tidak ada sinyal telekomunikasi sama sekali.

2. TNI Bantu Masyarakat Dapatkan Air Bersih

Selain menjaga keamanan dan kedaulatan, para tentara yang bertugas di perbatasan bagian selatan Kefamenanu, Timor Tengah Selatan, NTT juga membantu membenahi saluran air di desa setempat. Hal tersebut dilakukan guna mempermudah masyarakat mendapatkan air bersih. 

Langkah pembenahan air yang dilakukan di antaranya dengan memasang jaringan pipa baru dan memperbaiki yang telah rusak. Para prajurit juga menyambungkan jaringan pipa baru dengan pipa lama. Melalui proses ini, prajurit menargetkan akan membuat 13 tugu keran air yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Seluruh pendanaan proses pipanisasi berasal dari dana pemerintah setempat.

3. Tentara sebagai pendidik di perbatasan 

Tentara yang berjaga di sekitar perbatasan Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua memberikan pengetahuan dasar dan pendidikan kepada anak-anak setempat mengenai wawasan kebangsaan. Kegiatan tersebut biasa dilakukan di pinggir pantai dan dinilai sebagai langkah yang sangat positif. Dikutip dari berbagai sumber, pantai dipilih sebagai lokasi belajar karena memang lokasinya dekat dengan tempat tinggal anak-anak. Kegiatan belajar diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. 

Dengan diterapkannya langkah ini, maka karakter generasi muda yang tangguh dan berwawasan luas diharapkan bisa mulai terbangun.

Editor : Nani Suherni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages