Majelis Umum PBB Desak Rusia Segera Angkat Kaki dari Ukraina

141 dari total 193 negara mendukung resolusi Majelis Umum PBB berisikan kecaman terhadap invasi Rusia ke Ukraina. (Foto: Spencer Platt/Getty Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Rusia segera menarik seluruh pasukannya dari Ukraina di tengah invasi Moskow yang terus menggila.
Mayoritas negara PBB sangat mendukung kecaman terhadap invasi Rusia ke Ukraina dalam resolusi Majelis Umum yang disepakati pada Rabu (2/3) malam waktu Amerika Serikat.
"Resolusi menuntut Federasi Rusia menarik seluruh pasukan militernya dari wilayah teritorial Ukraina sepenuhnya dalam waktu sesegera mungkin dan tanpa syarat apa pun," demikian kutipan resolusi Majelis Umum PBB itu seperti dikutip CNN.
Resolusi Majelis Umum tersebut mendesak Rusia mengakhiri seluruh tindakan bermusuhan Rusia terhadap Ukraina.
"Pesan Majelis Umum PBB jelas dan lantang: Akhiri permusuhan di Ukraina. Turunkan senjata. Buka pintu untuk dialog dan diplomasi sekarang. Kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina harus dihormati sejalan dengan Piagam PBB," demikian kutipan resolusi tersebut.
Sebanyak 141 dari total 193 anggota PBB mendukung resolusi kecaman terhadap invasi Rusia. Indonesia juga mendukung resolusi Majelis Umum tersebut.
Sementara itu, lima negara menolak dan 35 negara lainnya abstain terkait resolusi tersebut. Kelima negara itu merupakan Rusia, Suriah, Korea Utara, Belarus, dan Eritrea.
Sementara itu, China sebagai salah satu sekutu dekat Rusia memilih abstain terhadap resolusi tersebut.
Sebagian besar anggota PBB bertepuk tangan dengan meriah menyambut hasil akhir penghitungan jajak pendapat terkait resolusi itu, sebuah momen langka yang terjadi dalam rapat Majelis Umum.
Meski didukung mayoritas anggota, resolusi Majelis Umum PBB tidak mengikat secara hukum sehingga banyak pihak pesimistik bahwa itu akan menggertak Rusia.
Namun, resolusi itu menandakan tekanan politik global yang meluas terhadap agresi Rusia ke Ukraina.
Sebelum jajak pendapat dilakukan, Menlu Ukraina, Emine Dzhaparova, dan Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, menjadi perhatian hingga mendapat tepuk tangan meriah dalam ruang rapat.
Dalam pidatonya di Majelis Umum, Dzhaparova menyerukan PBB untuk mendukung draf resolusi yang diajukan negaranya terkait permintaan penyelidikan dugaan kejahatan perang selama invasi Rusia berlangsung.
"Kami sedang menghadapi serangan tidak manusiawi. Tapi saat ini bukan lah waktu untuk menangis, tapi justru kami memastikan akan mengejar kemenangan," kata Dzhaparova.
Dzhaparova menegaskan setidaknya 352 warga sipil Ukraina, termasuk 16 anak-anak telah terbunuh gempuran Rusia. Korban tewas termuda yakni bayi berumur 18 bulan.
(rds)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar