Meski Jadi Negara Terkaya Tapi Brunei Darussalam Tak Punya Gedung Pencakar Langit, Apa Alasannya? - TRIBUNNEWS
Meski Jadi Negara Terkaya Tapi Brunei Darussalam Tak Punya Gedung Pencakar Langit, Apa Alasannya? - Halaman all
BANGKAPOS.COM - Sudah bukan rahasia lagi, kalau negara Brunei Darussalam didapuk menjadi negara kaya raya dengan sumber daya alam melimpah.
Negara yang terletak di daratan Pulau Kalimantan itu sangat masif pada pertambangan gas dan minyak bumi.
Dua sumber daya alam itu adalah pendapatan utama negara yang penduduknya sekitar 400.000 jiwa ini.
Tak heran, jika masyarakatnya hidup berdampingan dengan damai nan sejahtera.
Namun mengetahui satu fakta ini akan membuat Anda tercengang.
Selain sedikit memiliki kendaraan motor, di Brunei ternyata tak ada gedung pencakar langit?
Tentunya hal ini membuat Anda bingung.
Bagaimana bisa negara dengan sebutan terkaya ini tak punya gedung-gedung tinggi?
Kondisi ini bahkan mengalahkan negara Indonesia.
Usut punya usut, ada alasan dibalik mengapa Brunei Darussalam tak dihiasi dengan gedung super tinggi.
Ada dua hal yang disebut-sebut menjadi alasan itu.
Yang pertama adalah karena di Brunei memiliki larangan tak boleh membangun gedung yang ketinggiannya mengalahkan ketinggian menara masjid-masjid di sana, terutama Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin.
Diketahui Gedung tertinggi di Brunei Darussalam, hanya memiliki tinggi sekitar 120 meter atau gedung dengan 21 lantai.
Gedung tertinggi tersebut merupakan gedung Kementrian Kewangan.
Alasan kedua adalah Brunei Darussalam tak berpenduduk banyak.
Yang membuat negara itu belum membutuhkan gedung-gedung pencakar langit yang memiliki kapasitas banyak.
Gedung-gedung yang tersedia saat ini masih bisa menampung masyarakat di Brunei.
Pendapatan per kapita
Memiliki pendapatan per kapita rata-rata Rp445 juta per tahun, membuat penduduknya hidup sejahtera.
Hidup di negara ini, rasanya semua sendi kehidupan terjamin oleh kerajaan.
Sehingga membuat penduduk Brunei memiliki mata pencaharian di bidang layanan jasa ekspor impor dan perindustrian yang bergerak di bidang pertambangan.
Melansir dari Sekretariat Nasional Asean-Indonesia, penjualan minyak bumi Brunei Darussalam menyumbang sekitar 92% total pendapatan nasional.
Pada daerah-daerah penghasil minyak seperti yang telah disebutkan sebelumnya, produksinya mencapai kurang lebih 200 ribu barrel per hari.
Sementara, hampir semua gas asli Brunei Darussalam dicairkan di Loji Gas Asli Cecair Shell Brunei yang dibuka tahun 1972.
Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan gas alam cair (LNG) terbesar di dunia.
Lebih dari 82% LNG yang dihasilkan Brunei Darussalam dijual kepada Jepang melalui perjanjian jangka panjang yang pembaruannya dilakukan pada 1993.
Brunei Darussalam adalah negara pengekspor LNG terbesar keempat di Asia Pasifik.
Sebagian besar minyak bumi Brunei Darussalam dihasilkan di dekat Seria, lepas Pantai Kuala Belait, Ampar, dan Jerudong.
Pantas saja negara ini dijuluki sebagai negeri dengan harta karun tak terduga lantaran menyimpan SDA yang tak main-main.
Tak hanya itu, Brunei juga cukup berkembang di industri pertaniannya, walau tak begitu besar.
Biasanya hasil pertanian negara tersebut biasanya hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)
Komentar
Posting Komentar