Pasukan Rusia Masuki Kota di Ukraina Selatan, Bikin Pos Pemeriksaan
Jakarta, CNN Indonesia --
Pasukan Rusia disebut memasuki kota Kherson di Ukraina selatan dan mendirikan pos-pos pemeriksaan. Kota ini berada di dekat Crimea, wilayah yang dianeksasi Moskow pada 2014 lalu.
"Tentara Rusia tengah menyiapkan pos pemeriksaan di pintu masuk Kherson. (Tapi) Kherson telah dan akan tetap menjadi milik warga Ukraina" kata Wali Kota Kherson, Igor Kolykhayev di Facebook, yang dikutip AFP pada Selasa (1/3).
Dari video yang beredar di media lokal, pasukan Rusia sudah memasuki Kherson.
"Hari ini, saya bertanggung jawab atas kehidupan kota kami dan memberikan perlindungan sesuai kemampuan kami," kata Kholykhayev.
Ia kemudian menegaskan, "Nilai terbesar yang dimiliki kota ini adalah hidup Anda. Ini bukan pertarungan, ini perang."
Diketahui, Kherson itu memiliki populasi sekitar 280 ribu warga. Wilayah ini terletak di utara semenanjung Crimea.
Sebelumnya sejak Minggu (27/2), Rusia mengklaim telah mengepung Kherson. Mereka juga mengatakan telah menguasai kota pelabuhan Berdyansk, yang terletak di barat laut Krimea di Laut Azov.
Tempo hari juga Rusia nyaris menguasai ibu kota Ukraina, Kiev. Namun pasukan Ukraina berhasil menghalau mereka dan kota ini tetap di bawah kendalinya.
Konflik di Ukraina masih belum menunjukan tanda-tanda deeskalasi sejak pertama Rusia mengumumkan invasi ke Ukraina timur pada pekan lalu.
Ledakan terdengar berkali-kali di sejumlah kota Ukraina. Rusia bahkan sempat menembakkan rudal ke arah negara eks Uni Soviet itu.
Kedua negara ini sempat menggelar pembicaraan tapi Moskow terus melakukan gempuran. Sementara itu pasukan Kiev berjuang mati-matian melindungi negara mereka.
Tindakan Rusia menginvasi Ukraina memicu kemarahan dunia. Sejumlah negara pun menjatuhkan sanksi berat dan melarang penerbangan dari negara ini memasuki wilayah udara mereka.
Pertempuran sengit yang masih berlangsung menyebabkan banyak korban jiwa berjatuhan. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tercatat 102 warga sipil tewas dan 500 ribu warga mengungsi.
(isa/bac)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar