Putin Kurung Kepala Dinas Intelijen Rusia, Salah Prediksi Ukraina Bakal Cepat Takluk

TRIBUN-MEDAN.com - Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan telah menghukum kepala Dinas Keamanan Federal Federasi Rusia (FSB) dan wakilnya sebagai tahanan rumah.
Putin menyalahkan intelijen atas berbagai kekalahan memalukan di Ukraina.
FSB adalah badan keamanan utama Rusia dan badan penerus utama dari KGB di era Uni Soviet (Komite Keamanan Negara).
Tanggung jawab utamanya dalam kemanan negara mencakup kontra intelijen, keamanan internal dan keamanan perbatasan, kontra-terorisme, dan pengawasan serta menyelidiki beberapa jenis kejahatan berat dan pelanggaran hukum federal.
Andrey Soldatov, seorang penulis terkenal di Rusia, mengatakan sumber di dalam FSB mengatakan kepadanya bahwa Sergey Beseda telah ditahan atas perintah Putin.
Menurut Soldatov, Putin 'benar-benar tidak senang' dengan badan yang sewaktu masih bernama KGB itu pernah dipimpin oleh Putin sebelum ia menjadi presiden.
Putin disebutmenyalahkan badan intelijen yang meyakinkannya menjelang invasi bahwa pasukan Rusia hanya akan menghadapi perlawanan kecil dari tentara Ukraina dan bahwa Ukraina sendiri sangat ingin menyingkirkan para pemimpin mereka.
Dinas keamanan FSB diduga menyerahkan informasi intelijen yang menunjukkan bahwa Ukraina lemah, memiliki banyak kelompok neo-Nazi, dan akan mudah menyerah jika diserang.
Faktanya, angkatan bersenjata Rusia telah menghadapi perlawanan sengit dari tentara Ukraina yang telah memerangi mereka hingga terhenti, menimbulkan kerugian besar, dan memaksa komandan Putin untuk menggunakan perang pengepungan brutal yang sejauh ini hanya menghasilkan sedikit hasil.
Putin dikatakan telah memecat jenderal utamanya dan 'mengamuk' di FSB setelah intelijen gagal dan strategi yang buruk menyebabkan serangkaian kekalahan memalukan pada hari-hari pembukaan perang di Ukraina.
Oleksiy Danilov, kepala dewan keamanan Ukraina, mengatakan 'sekitar delapan' komandan Rusia telah dipecat sejak awal konflik.
Soldatov sebelumnya mengatakan kepada The Times bahwa sebagian besar agen FSB masuk ke lembaga itu karena orang tua atau kakek nenek mereka adalah agen itelijen.
Rekrutmen di FSB tidak seperti di Barat yang cenderung merekrut dari universitas atau perguruan tinggi elit untuk memastikan mereka mendapatkan 'hasil terbaik'.
Kemungkin juga, katanya, organisasi itu telah mengumpulkan data intelijen yang baik - tetapi terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Putin. (The Daily Mail)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar