Putin Sebut Denazifikasi Jadi Alasan Invasi Ukraina, Ternyata Ini Maksudnya - tempo

 

Putin Sebut Denazifikasi Jadi Alasan Invasi Ukraina, Ternyata Ini Maksudnya

Reporter:

Tempo.co

Editor:

Dewi Rina Cahyani

Sabtu, 5 Maret 2022 06:37 WIB
Putin Sebut Denazifikasi Jadi Alasan Invasi Ukraina, Ternyata Ini Maksudnya

TEMPO.COJakarta - Saat mengumumkan operasi militer Kamis pekan lalu, Presiden Vladimir Putin menyatakan Rusia tidak ingin berperang dengan Ukraina. Namun Rusia ingin melakukan demiliterisasi dan denazifikasi melalui operasi militer spesial.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobyova, menyebut istilah Nazi dalam konteks ini adalah ideologi rejim Ukraina pro-Barat yang mulai berkuasa pada tahun 2014. Menurut Vorobyova, kekuasaan ini menyebarkan russo-phobia dan Rusia ingin membebaskan warganya.

“Jadi bagi rezim Kiev, orang-orang yang berbicara bahasa Rusia, tidak manusiawi. Dan mereka mulai menindas orang-orang yang dianggap Rusia di Ukraina. Sangat sulit untuk memisahkan orang Ukraina dan Rusia, 40 persen dari populasi Ukraina adalah orang Rusia,” kata Vorobyova saat wawancara khusus dengan Tempo di rumah dinasnya di Jakarta, Kamis, 3 Februari 2022.

Banyak kebijakan pemerintah Ukraina, menurut Vorobyova, mengandung ideologi anti-Russia. Akibatnya tiga wilayah Ukraina, Krimea, Luhansk, dan Donetsk memprotes keras karena mereka didominasi oleh keturunan Rusia.

Dia mengatakan, Rusia sendiri masih menganggap Ukraina sebagai saudara. Dalam konflik kali ini, sama dengan sebelum-sebelumnya, Rusia tidak bermaksud mengincar warga sipil Ukraina. Rusia, kata Vorobyova, bahkan hanya berniat mempertahankan warganya yang mendapat perlakuan diskriminatif Kyiv.

“Tidak hanya mereka tertindas secara budaya, tetapi juga mereka secara fisik benar-benar terancam dan dibunuh, dan banyak orang terbunuh,” kata Vorobyov.

Rusia menjadi sorotan atas operasi militernya di Ukraina. Majelis Umum PBB sudah mengeluarkan resolusi yang berisi kecaman dan meminta Rusia untuk sesegera mungkin meninggalkan Ukraina.

Aktivis kemanusiaan dan beragam pihak juga mengutuk serangan Rusia ke Ukraina. Sementara, eskalasi konflik yang masih berlangsung, menunjukkan belum ada solusi dari permasalahan Ukraina dan Rusia ini.

Baca Juga

Komentar