RUSIA Kewalahan, 66.000 Warga Ukraina Kembali dari Luar Negeri, Bentuk 12 Brigade Tempur By Sripoku
RUSIA Kewalahan, 66.000 Warga Ukraina Kembali dari Luar Negeri, Bentuk 12 Brigade Tempur
:extract_focal()/https%3A%2F%2Ft-2.tstatic.net%2Fpalembang%2Ffoto%2Fbank%2Fimages%2Ftpekskngs.jpg)
SRIPOKU.COM, UKRAINA--Menteri Pertahanan Ukraina Oleskii Reznikov menyebutkan sudah lebih dari 66.000 warga Ukraina kembali dari luar negeri untuk berperang melawan Rusia.
Hal itu dikatakan Reznikov melalui akun Twitternya, Sabtu (5/3/2022).
"66.224. Itulah berapa banyak pria yang kembali dari luar negeri pada saat ini untuk membela Negara mereka dari gerombolan. Ini adalah 12 brigade tempur dan motivasi lainnya! Ukraina, kami tak terkalahkan!," kata Reznikov.
Sebagian besar analisis invasi katanya fokus pada jumlah militer Ukraina yang kecil, dibandingkan dengan Rusia.
"Dan, meski masih cukup kecil dibanding oleh pasukan Rusia, lebih dari 66.000 pria Ukraina telah kembali dari luar negeri untuk berperang bagi negara," kata Oleskii Reznikov.
Salah satu dari mereka yang memutuskan untuk kembali adalah Yuriy Vernydub, seorang pelatih sepak bola berusia 56 tahun.
Ia pernah memimpin tim Moldova Sheriff Tiraspol meraih kemenangan mengejutkan melawan Real Madrid di Liga Champion tahun lalu.
Dikutip dari BBC.COM, Yuriy mengatakan dia memutuskan untuk kembali ke Ukraina, saat putranya menelepon untuk memberi tahu dia bahwa Rusia telah menyerang.
"Dan Anda dapat membaca di sini tentang orang-orang Ukraina di Inggris yang akan pulang untuk berperang," ujarnya.
Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam para pemimpin NATO karena menolak permintaannya menerapkan zona larangan terbang di seluruh Ukraina.
Dalam pidato berapi-api Zelensky mengatakan keengganan Barat untuk campur tangan telah memberi Rusia 'lampu hijau' untuk terus membombardir kota-kota dan desa-desa di Ukraina.
Seperti diketahui NATO berpendapat bahwa zona larangan terbang akan menghasilkan konfrontasi dengan Moskow.
Tetapi Zelensky mengatakan dia tidak setuju bahwa tindakan langsung dapat 'memprovokasi agresi langsung Rusia terhadap NATO'.
Dengan pernyataan emosional penuh kemarahan, Zelensky mengatakan argumen tersebut mencerminkan 'hipnosis diri dari mereka yang lemah, kurang percaya diri di dalam'.
Juga katanya bahwa reservasi Barat menunjukkan bahwa tidak semua orang menganggap perjuangan untuk kebebasan sebagai tujuan nomor satu Eropa.
"Semua orang yang akan mati mulai hari ini juga akan mati karenamu NATO. Karena kelemahanmu, karena perpecahanmu," tambah Zelensky yang marah.
Pada hari Jumat, sekretaris jenderal NATO, Jens Stoltenberg, memperingatkan bahwa pengenalan zona larangan terbang dapat menyebabkan perang penuh di Eropa yang melibatkan lebih banyak negara dan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia.
"Satu-satunya cara untuk memberlakukan zona larangan terbang adalah dengan menembak jatuh pesawat Rusia," kata Stoltenberg
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengesampingkan pengenalan zona larangan terbang, tetapi mengatakan kepada BBC bahwa dia yakin Ukraina dapat memenangkan perangnya dengan Rusia.
"Saya tidak bisa memberi tahu Anda berapa lama ini akan berlangsung," kata diplomat top Amerika ITU.
"Saya tidak bisa memberi tahu Anda berapa lama waktu yang dibutuhkan. Tetapi gagasan bahwa Rusia dapat menundukkan 45 juta orang yang dengan gigih berjuang untuk masa depan dan kebebasan mereka, itu tidak melibatkan Rusia yang mengacungkan jempolnya di Ukraina, itu memberitahu Anda, kamu banyak hal," katanya.
Saat invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari kesepuluh, pasukan Moskow terus menyerang banyak kota.
Gencatan senjata pertama, sejak invasi yang dimulai 10 hari akhirnya disepakati dan mulai diterapkan di dua kota yakni di Mariupol dan Volnovakha.
Gencatan senjata dilakukan untuk memberi kesempatan warga sipil di dua kota itu keluar dari Ukraina.
Sebelumnya lebih dari satu juta orang telah meninggalkan Ukraina.
Banyak yang menuju Polandia.
Rusia dan Ukraina telah menyetujui gencatan senjata sementara di dua kota selatan untuk memungkinkan warga sipil mengungsi.
Ini adalah gencatan senjata pertama sejak Rusia menginvasi Ukraina sepuluh hari lalu.
Meskipun kabar baik bagi warga sipil di Mariupol dan Volnovakha yang ingin pergi, kedua kota ini adalah satu-satunya tempat yang tercakup dalam perjanjian sementara.
Sementara itu, kota-kota di seluruh negeri terus dibombardir.
Evakuasi akan dimulai hanya dalam waktu kurang dari satu jam, pada pukul 11:00 waktu setempat (09:00 GMT).
Walikota Mariupol, Vadym Boichenko, mengeluarkan pernyataan emosional setelah pengumuman gencatan senjata yang disebut koridor kemanusiaan dari kotanya.
"Mariupol bukan jalan dan rumah", katanya. "Itu adalah penghuninya."
"Di bawah kondisi penembakan yang terus-menerus dan kejam dari penjajah, tidak ada pilihan lain selain memberi penduduk, kesempatan untuk meninggalkan Mariupol dengan aman," katanya.(bum)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com