Sejarah Sholawat Tarhim yang Bikin Pembalap Marcos Ramirez Kagum Mendengarnya
3-3 minutes
Ilustrasi sejarah sholawat tarhim.
PEMBALAP Moto2 Marcos Ramirez kagum mendengar sholawat tarhim berkumandang dari masjid di sekitar Sirkuit Mandalika menjelang pada pagi hari menjelang Sholat Subuh. Sholawat tarhim memang sudah menjadi tradisi di Indonesia menjelang azan Sholat Subuh.
Biasanya sholawat tarhim dilantunkan agar kaum Muslimin bisa mempersiapkan diri untuk menunaikan sholat fajar tersebut secara berjamaah di masjid.
Sebagaimana Okezone rangkum, sejarah sholawat tarhim bermula ketika dibuat oleh Syekh Mahmud Khalil Al Husshari (1917–1980), seorang qari' ternama lulusan Al Azhar, Kairo, Mesir. Syekh Mahmud Khalil merupakan Ketua Jam’iyatul Qurra’ wal Huffadz (organisasi para penghafal Alquran) di Mesir.
Sholawat tarhim sampai Indonesia pada akhir tahun 1960-an. Saat itu Syekh Mahmud Al Husshari berkunjung ke Indonesia dan diminta merekam sholawat tarhim di Radio Lokananta, Solo.
Hasil rekaman tersebut kemudian disiarkan oleh Radio Lokananta dan Radio Yasmara (Yayasan Masjid Rahmat) Surabaya. Dari sinilah awal mula sholawat tarhim menjadi populer di Indonesia.
Tujuan melantunkan sholawat tarhim adalah membangunkan kaum Muslimin agar mempersiapkan diri untuk sahur, Sholat Subuh, atau membangunkan mereka yang ingin Sholat Tahajud. Demikian dilansir Tebuireng.online.
Adapun keutamaan sholawat tarhim di antaranya adalah (1) Pengingat beribadah seperti terjadi pada bulan Ramadan, (2) Mendapat syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam ketika hari kiamat kelak, (3) Diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Komentar
Posting Komentar