TAK DISANGKA, Invasi Rusia Menguntungkan 'Bak Tambang Emas' bagi AS-NATO, Buntung bagi Ukraina - Tribun-medan.com

TAK DISANGKA, Invasi Rusia Menguntungkan Bagi Amerika, Tapi Buntung Bagi Ukraina, Rupanya Bak Mendapat 'Tambang Emas' Dadakan
TRIBUN-MEDAN.COM - Militer Rusia belum merilis berapa banyak kehancuran senjata selama operasi militer di Ukraina. Namun, dari foto dan video yang dirilis oleh Ukraina, tampaknya telah memperoleh beberapa senjata Rusia, seperti sistem peluncur rudal termobarik TOS-1A.
Selain itu, beberapa tank dan kendaraan militer Rusia juga mungkin rusak dan dibiarkan di jalan-jalan di Ukraina. Halnya dengan pesawat tempur, klaim Ukraina, ada 30 pesawat tempur sudah dijatuhkan.
Sementara, dari pihak Rusia, mengklaim telah banyak merebut senjata dari Ukraina. Hal itu terungkap saat penguatan senjata bagi 16.000 pasukan sukarelawan yang dipasok dari Timur Tengah.
Di mana Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (11/3/2022) mengakui telah mengizinkan sekitar 16.000 relawan dari Timur Tengah. Mereka dikerahkan bersama pemberontak yang didukung Rusia untuk berperang di Ukraina.
Langkah tersebut ternyata sudah dilakukan lebih dari dua minggu sejak Putin memerintahkan invasi.
"Rusia mengerahkan tentara bayaran andal dari konflik seperti Suriah tanpa risiko untuk mengurangi tambahan korban dari kubu militer Rusia."

Dalam pertemuan Dewan Keamanan Rusia, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan, ada 16.000 relawan di Timur Tengah yang siap datang untuk bertempur bersama pasukan yang didukung Rusia di wilayah Donbass yang belum lama ini memisahkan diri di Ukraina timur.
"Jika Anda melihat bahwa ada orang-orang yang ingin atas kemauan mereka sendiri, bukan karena uang, untuk datang membantu orang-orang yang tinggal di Donbass, maka kita perlu memberi mereka apa yang mereka inginkan dan membantu mereka sampai ke zona konflik," kata Putin di Kremlin, dikutip dari Reuters.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu juga mengusulkan agar rudal Javelin dan Stinger buatan Barat yang disita oleh tentara Rusia di Ukraina agar diserahkan kepada pasukan Donbass, bersama dengan persenjataan lain seperti sistem pertahanan udara portabel yang dikenal sebagai MANPADS, dan kompleks roket anti-tank lainnya.
"Mengenai pengiriman senjata, terutama senjata buatan Barat yang jatuh ke tangan tentara Rusia--tentu saja, saya mendukung kemungkinan memberikannya kepada unit militer republik rakyat Luhansk dan Donetsk," ujar Putin.
"Tolong lakukan ini," lanjutnya kepada Shoigu. Percakapan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menhan Rusia Sergei Shoigu itu ditayangkan di televisi Pemerintah Rusia.

Senjata Rusak Ibarat Tambang Emas
Menurut Mike Jason, pensiunan kolonel Angkatan Darat AS yang pernah bertempur di Afghanistan, Irak dan Kosovo, menjelaskan semua senjata Rusia yang dikumpulkan oleh militer Ukraina, baik utuh atau rusak, adalah "tambang emas".
Dari "tambang emas" ini, militer Ukraina dan Barat dapat mempelajari struktur, informasi, kekuatan dan kelemahan senjata Rusia.
Bahkan perangkat yang tampaknya tidak berbahaya seperti radio komunikasi, jika dibiarkan utuh, dapat berisi data tentang bagaimana komunikasi militer Rusia dienkripsi. Jika ketahuan, AS dapat mengembangkan teknologi untuk menyadap atau menguping komunikasi Rusia di masa depan, kata Kolonel Jason.
"Washington secara aktif mencari dan menguraikan teknologi senjata Rusia melalui senjata yang dikumpulkan oleh militer Ukraina," kata seorang pejabat militer AS yang tidak disebutkan namanya kepada Newsweek.
"Senjata yang diperoleh akan diambil kembali dan digunakan untuk melawan Rusia," kata seorang pejabat pertahanan Ukraina, yang tidak mau disebutkan namanya.

Pada Oktober 2021, AS menghabiskan lebih dari 7 juta dollar AS untuk membeli desain T-84 Oplot tank paling canggih di Ukraina. Dengan berat 51 ton, T-84 Oplot adalah versi perbaikan dari tank T-80UD era Soviet.
Pada 8 Maret 2022 kemarin, kontraktor militer Ukroboronprom (Ukraina) mengumumkan bahwa mereka akan memberikan hadiah kepada siapa saja yang menangkap pesawat militer Rusia dan mengembalikannya.
Secara khusus, Ukroboronprom berjanji untuk menghabiskan 500.000 dollar AS untuk setiap helikopter Rusia dan 1 juta dollar AS untuk setiap pesawat tempur.
Syarat untuk dapat menerima reward dari Ukroboronprom adalah perangkat harus dalam keadaan aktif. Namun, menurut beberapa ahli, dengan pertahanan modern terkemuka di dunia, militer Rusia tentu memiliki rencana untuk mengatasi ketika senjata diperoleh lawan.
Sebaliknya, AS dan NATO juga harus mewaspadai pengumpulan intelijen militer Rusia ketika terus menerus memberikan senjata modern ke Ukraina.

Seperti pekan lalu, militer Ukraina harus menenggelamkan kapal andalan Hetman Sagaidachny agar tidak jatuh ke tangan Rusia. Di mana kapal andalan Hetman Sagaidachny itu rusak setelah dihantam torpedo Rusia.
Bagi Amerika Serikat, memiliki akses ke senjata Rusia yang disita oleh militer Ukraina, bahkan yang rusak, adalah peluang yang tidak selalu ada.
"Ini adalah salah satu keberuntungan besar," kata Mike Jason, pensiunan kolonel Angkatan Darat AS yang bertempur di Afghanistan, Irak dan Kosovo.
(*/tribun-medan.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar