Uni Eropa Kandaskan Harapan Ukraina Jadi Anggota Lewat Jalur Cepat

Harapan Ukraina untuk bisa menjadi anggota Uni Eropa dalam prosedur khusus di tengah invasi berkelanjutan Rusia, kandas sudah. Para pemimpin negara-negara Uni Eropa menolak desakan Ukraina agar diterima menjadi anggota blok Eropa itu dengan cepat.
Kendati demikian, Uni Eropa diminta untuk tidak menutup permanen pintu keanggotaan bagi Ukraina.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (11/3/2022), dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) terbaru di Prancis pada Kamis (10/3) waktu setempat, para pemimpin Uni Eropa kompak mengecam 'penderitaan tak terucapkan' yang ditimbulkan Rusia di Ukraina.
Invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari -- merupakan serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia II -- telah menjungkirbalikkan tatanan keamanan Eropa. Negara-negara Uni Eropa juga dipaksa untuk memikirkan kembali soal apa yang harus diperjuangkan blok 27 negara itu, termasuk kebijakan ekonomi, pertahanan dan energinya.
Uni Eropa dengan cepat menjatuhkan sanksi-sanksi terhadap Rusia dan menawarkan dukungan politik maupun kemanusiaan kepada Ukraina, bahkan sejumlah pasokan senjata. Namun perbedaan pendapat mencuat dalam sejumlah isu, termasuk reaksi negara-negara Uni Eropa terhadap permintaan Ukraina untuk penerimaan keanggotaan yang dipercepat.
"Tidak ada yang bergabung Uni Eropa dalam semalam," tegas Perdana Menteri (PM) Kroasia Andrej Pkenkovic dalam pertemuan kepala negara anggota Uni Eropa pada Jumat (11/3) dini hari waktu setempat.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel melontarkan pernyataan yang menunjukkan simpati dan dukungan moral. "Ukraina tergabung dengan keluarga Eropa," ucapnya.
Simak video 'Prajurit Ukraina Ungkap Cerita Penyergapan Konvoi Tank Rusia di Brovary':
Namun yang lainnya memperjelas bahwa Ukraina tidak bisa bergabung dengan Uni Eropa secara tergesa-gesa.
Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr mendorong Uni Eropa untuk menerima Ukraina sebagai anggota dalam prosedur baru secara khusus, tanpa menjelaskan lebih lanjut maksudnya. Ukraina diketahui telah menerima sejumlah dukungan dari negara-negara tetangganya di Eropa bagian timur untuk hal itu.
"Tidak ada proses jalur cepat," tegas PM Belanda Mark Rutte, yang menentang perluasan blok Uni Eropa. Namun Rutte menambahkan bahwa Uni Eropa akan terus memperdalam hubungan dengan Ukraina.
Dalam forum yang sama, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengingatkan bahwa pintu keanggotaan Uni Eropa untuk Ukraina.
"Bisakah kita membuka prosedur keanggotaan dengan sebuah negara yang sedang berperang? Saya pikir tidak demikian. Bisakah kita menutup pintu dan berkata: 'Tidak pernah'? Itu akan tidak adil. Bisakah kita melupakan titik keseimbangan di kawasan? Mari kita waspada," cetusnya.
Diketahui bahwa bergabung dengan Uni Eropa merupakan proses yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun dan membutuhkan pemenuhan kriteria yang ketat, mulai dari stabilitas ekonomi untuk memberantas korupsi hingga menghormati hak asasi manusia (HAM) liberal.
(nvc/ita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar