7 Fenomena Langit di Akhir Ramadan hingga Pengujung 2022, Ada Hujan Meteor
Sepuluh hari terakhir Ramadan 1443 Hijriah akan ditutup dengan fenomena astronomis. Pusat Riset Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mencatat, ada lima benda langit yang akan tampak segaris secara visual sekaligus, yaitu Saturnus, Mars, Venus, Jupiter, dan Bulan di sekitar waktu sahur.
Peneliti dari Pussainsa LAPAN Andi Pengerang menjelaskan, fenomena bernama Konjungsi Kuintet ini bisa detikers saksikan sejak Minggu, 24 April 2022 pukul 04.00 dini hari waktu setempat. Khusus di hari terakhirnya, 29 April 2022, fenomena ini baru dapat disaksikan sejak awal fajar astronomis atau 75 menit sebelum Matahari terbit.
Dikutip dari akun resmi LAPAN, fenomena langit ini bisa dilihat dari arah timur dan memanjang hingga tenggara. Saat terlihat bersamaan, bulan memasuki fase Sabit Akhir dengan iluminasi 45,3% hingga 3,7%. Sementara itu, magnitudo Jupiter bervariasi antara -2,09 hingga -2,11.
Adapun magnitudo Venus bervariasi antara -4,16 hingga -4,12. Magnitudo Mars bervariasi antara +0,88 hingga +0,44. Di saat bersamaan, magnitudo Saturnus bervariasi antara +0,81 hingga +0,80.
Menyusul pada 1 Mei 2022, detikers juga bisa menyaksikan fenomena konjungsi Venus dan Jupiter. Berikut fenomena langit hingga akhir 2022:
Fenomena Langit hingga Akhir 2022
1.Puncak Konjungsi Venus dan Jupiter
Fenomena langit puncak konjungsi antara Venus dan Jupiter yang terpisah 14 menit busur (0,2°) bisa dilihat pada 1 Mei 2022. Fenomena ini dimulai pukul 03.30 subuh waktu setempat hingga 25 menit sebelum terbitnya Matahari.
2. Okultasi Venus
Fenomena Bulan tampak sedikit terhalang Venus akan terlihat pada 27 Mei 2022. Pussainsa LAPAN mendapati, fenomena langit ini baru akan kembali pada September 2026 dan Mei 2039.
Fenomena Bulang terhalang Venus disebut okultasi Venus. Pada momen ini, Bulan sedang di fase Sabit Akhir dengan iluminasi 10,3-10,6 persen. Fenomena langit okultasi Venus di Indonesia terjadi pada pagi ke siang hari. Jadi, perlu alat bantu untuk melihat fenomena langit ini. Fenomena itu bisa dilihat sejak pukul 9 pagi waktu setempat.
3. Bulan Purnama Super
Fenomena Bulan Purnama Super atau Bulan Purnama Perigee akan tampak pada 14-15 Juni dan 13-14 Juli 2022. Fase ini memungkinkan bulan mengalami purnama sekaligus berada di perigee, atau titip paling dekat dengan Bumi.
Pussainsa LAPAN mencatat, puncak Bulan Purnama Super terjadi pada 14 Juni pada pukul 18.51 waktu setempat dan 14 Juli pada pukul 01.37 malam waktu setempat. Fenomena ini terjadi setidaknya setahun sekali.
Bulan Purnama Super bisa dilihat sebelum Matahari tenggelam hingga setelah Matahari terbit di arah Tenggara sampai Barat Daya.
4. Okultasi Uranus
Setelah okultasi Venus pada 27 Mei, giliran Uranus yang menghalangi Bulan pada 25 Juni 2022. Pussainsa LAPAN mencatat, fenomena ini baru akan kembali terjadi pada 2030 mendatang.
Okultasi Uranus di Indonesia terjadi saat Bulan sedang di fase Sabit Akhir dengan iluminasi 15,2-15,3 persen. Karena terlihat dari sebelum hingga setelah Matahari terbit, detikers perlu alat bantu untuk menyaksikannya.
5. Hujan Meteor Perseid
Pada 13-14 Agustus mendatang, hujan meteor Perseid berada di puncaknya. Saat itu, hujan meteor ini turun dengan intensitas 100 meteor/jam dan berasal dari sisa debu komet 109P/Swift-Tuttle.
Meski sedikit terhalang cahaya Bulan, hujan meteor Perseid tetap dapat disaksikan kasat mata. Pastikan langit cerah, bebas polusi cahaya, dan medan pandang bebas halangan.
6. Gerhana Bulan Total
Bulan, Bumi dan Matahari akan berada dalam satu garis lurus pada 8 November 2022 sehingga muncul gerhana Bulan total. Pussainsa LAPAN memprediksi, masyarakat di sebagian besar wilayah Indonesia bisa melihat fenomena ini selama proses gerhana awal sebagian hingga akhir penumbra.
Fenomena gerhana bulan total yang cukup langka ini abaru akan kembali pada September 2025, Maret 2025, Desember 2028, Desember 2029, April 2032, dan Oktober 2032.
7. Hujan Meteor Geminid
Akhir tahun 2022 akan ditutup dengan puncak hujan meteor Geminid pada 14-15 Desember 2022. Fenomena langit ini berasal dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon.
Meski ada cahaya Bulan, puncak hujan meteor Geminid dapat disaksikan dengan mata telanjang. Pastikan saja langit cerah, bebas polusi cahaya, dan medan pandang bebas penghalang.
Hujan meteor Geminid akan dapat disaksikan di arah Timur Laut pada pukul 20.30 hingga Barat Laut 25 menit sebelum Matahari terbit. Turun dengan intensitas 120 meteor/jam, intensitas ini berbeda-beda di daerah Sabang dan Pulau Rote.
Itulah daftar fenomena astronomis 2022, termasuk hujan meteor yang akan tampak di langit Indonesia. Catat jadwalnya agar tidak terlewat, detikers!
Simak Video "Ada Gerhana Bulan Sebagian Hari Ini, Catat Jadwalnya!"
(twu/row)
Komentar
Posting Komentar