AS Ancam Tak Hadir di G20 Jika Ada Rusia,Tak Disangka Begini Respon Santai Indonesia - Tribun Palu


AS Ancam Tak Hadir di G20 Jika Ada Rusia,Tak Disangka Begini Respon Santai Indonesia

3-3 minutes

TRIBUNPALU.COM - Indonesia saat ini sedang berada dalam tekanan.

Diketahui sebagai ketua Kelompok negara berkembang dan maju (G20) Indonesia didesak AS dan sekutu Eropanya untuk mengeluarkan Rusia dari G20.

Hal ini berkaitan dengan serangan Rusia ke Ukraina.

"Kami sedang melihat masalah ini. Memang, itu mengharuskan kami untuk mempertimbangkan dengan sangat hati-hati sebagai presiden G20 bagaimana menanggapinya," katanya.

Baca juga: Otak-atik Pasukannya, Putin Ganti Komandan Pasukan Rusia dengan Jenderal yang Bertugas di Suriah

Baca juga: Rusia Harus Dikeluarkan dari G20 Amerika Ancam Boikot Pertemuan di Indonesia Bila Putin Datang

"Kami akan mengomunikasikan pandangan kami kepada publik. Ketika saatnya tiba," menurut Straits Times mengutip Dr Dedy Permadi, khusus penasihat Menteri Informasi dan Komunikasi Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan pada konferensi pers online pada 7 April, ketika seorang wartawan bertanya kepada Permadi tentang pernyataan Menteri Keuangan AS Jane Yellen.

Bahwa AS tidak akan berpartisipasi dalam beberapa pertemuan G20 jika, Rusia bergabung.

Sehari sebelumnya, Dr Yellen mengatakan kepada Komite Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat AS. 

"Presiden Joe Biden telah menjelaskan dan saya tentu setuju dengannya bahwa aktivitas Rusia tidak dapat berjalan seperti biasa bagi siapa pun dan lembaga keuangan mana pun," katanya.

"Dia menuntut agar Rusia dikecualikan dari G20," tambahnya.

Pertemuan yang disebutkan Menteri Yellen adalah pertemuan para menteri keuangan G-20 dan gubernur bank sentral pada 20 April di sela-sela pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan pertemuan musim semi Bank Dunia di Washington, sebagai serta pertemuan-pertemuan delegasi yang bersangkutan.

Juga pada 7 April, Rusia dikeluarkan dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB melalui keputusan Majelis Umum.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyebutnya sebagai "momen bersejarah dan penting".

Berbicara setelah pemungutan suara Majelis Umum PBB, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Gennady Kuzmin menggambarkan langkah itu sebagai "langkah ilegal dan bermotivasi politik".

Menambahkan bahwa Rusia memutuskan untuk meninggalkan Dewan Hak Asasi Manusia lebih awal, menurut The Guardian.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul "Amerika Sampai Ditekan Mati-Matian Indonesia Untuk Keluarkan Rusia Dari G20, Tak Disangka Begini Respon Santai Indonesia Ketika Mendengar Seruan AS dan Sekutunya Ini"

Baca Juga

Komentar