Maudy Ayunda Juru Bicara Dapat Kritik Tajam, Disebut Pemerintah Indonesia Sombong Dalam Acara G20 Indonesia By Cerdik Indonesia
Maudy Ayunda Juru Bicara Dapat Kritik Tajam, Disebut Pemerintah Indonesia Sombong Dalam Acara G20 Indonesia
CerdikIndonesia - Maudy Ayunda terpilih menjadi juru bicara presidensi G20 Indonesia, tetapi media asing mengkritik penunjukan juru bicara tersebut.
Maudy Ayunda dipilih sebagai juru bicara presidensi G20 Indonesia yang mana Indonesia akan menjadi tuan rumah G20.
Terpilihnya Maudy Ayunda menuai kritikan pedas, termasuk dari media asing yakni Bloomberg.
Bloomberg sempat menulis bahwa generasi muda yang dipilih oleh pemerintah Indonesia akan memunculkan "kesombongan" bagi generasi muda.
Mengingat, pemimpin dunia akan membicarakan tentang perang Rusia dan Ukraina sehingga Maudy Ayunda bersiap-siap menghadapi isu perang tersebut.
Beberapa negara sempat memboikot acara G20 Indonesia karena apabila Indonesia mengundang Rusia dalam acara tersebut.
Pemerintah Indonesia menegaskan akan tetap mengundang Rusia sebagai bagian dari anggota G20.
"Penunjukan Maudy Ayunda adalah langkah terbaru dalam apa yang dikatakan para kritikus sebagai 'serangkaian selebriti, pendiri startup, dan anak-anak taipan' yang ditunjuk untuk peran politik saat pemerintahan Presiden Joko Widodo berusaha merayu populasi muda yang menghadapi pengangguran tinggi," ujar Bloomberg, Senin, 18 April 2022.
Media asing tersebut melakukan analisis mendalam melihat dari total keseluruhan penduduk Indonesia.
Pendudukan Indonesia tercatat sebanyak 273 orang yang memiliki umur dibawah 35 tahun. Namun, yang berusia 16 hingga 30 tahun meningkat hingga 14 persen pada tahun 2021 lalu.
"Penunjukan simbolis ini adalah bagian dari upaya untuk meredam kritik dari kaum muda tentang isu-isu kritis, seperti pekerjaan dan layanan publik," kata Wasisto Raharjo Jati, seorang peneliti politik di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Penjangkauan pemerintah condong ke arah pemuda perkotaan yang istimewa, jenis milenium yang sesuai dengan gagasan yang ingin mereka promosikan, sambil meninggalkan mayoritas yang berpenghasilan menengah ke bawah dan tinggal di daerah pedesaan," ujarnya menambahkan.
Media Bloomberg menyoroti bagaimana anak muda di Indonesia lebih cenderung menganggur dua kali lipat di tingkat nasional, yakni 6,5 persen.
"Meskipun program pelatihan kerja yang dikelola negara dan beasiswa untuk pendidikan tinggi, sekitar satu dari lima dari mereka tidak bekerja atau belajar, angka yang menjadi pertanda buruk bagi tujuan Indonesia untuk menjadi ekonomi berpenghasilan tinggi pada tahun 2045," kata Bloomberg.
***
Komentar
Posting Komentar