PIKIRAN RAKYAT - Presiden Vladimir Putin kembali memberi pidato bernada peringatan kepada semua negara yang ikut campur konflik Rusia-Ukraina.
Hadir untuk pidato di depan Dewan Legislator di St Petersburg, Vladimir Putin memberi peringatan bahwa negara-negara yang ikut campur dengan konflik Rusia-Ukraina akan segera dapat balasan secepat kilat.
Menurut Vladimir Putin, negara yang ikut campur dengan konflik sama dengan ancaman untuk Rusia, sehingga Moskow akan segera memberi balasan secepat kilat dan mematikan.
Ditambahkan dalam pidator itu, Vladimir Putin kembali menargetkan semua tujuan Rusia untuk konflik dengan Ukraina, pasti akan tercapai.
"Jika seseorang berniat untuk ikut campur dalam apa yang terjadi dari luar, mereka harus tahu bahwa itu merupakan ancaman strategis yang tidak dapat diterima bagi Rusia," ucap Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam pernyataan pidato di depan Dewan Legislator.
"Mereka harus tahu bahwa respons kita terhadap serangan balik akan secepat kilat," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, Putin mengklaim pasukan Rusia yang masih melakukan operasi militer khusus di Ukraina, juga akan menjamin keselamatan warga Donbas dan Krimea.
Tak lupa, Putin kembali mengeluarkan peringatan untuk Barat, yang dianggap mencekik ekonomi Rusia, bahwa setiap negara yang ikut campur akan dapat balasan setimpal.
Ini terbukti dengan Rusia memberlakukan sanksi terhadap 200 anggota parlemen Inggris dan mantan anggota parlemen.
Sedangkan perkembangan saat ini, Rusia telah menghentikan pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia melalui pipa Yamal-Eropa, yang disebut karena kedua negara itu menolak pembayaran dalam mata uang rubel.
Ini merupakan balasan terberat yang dijatuhkan Rusia terhadap negara-negara yang ikut campur dalam konflik dengan Rusia.
Diketahui, sejumlah negara Eropa, termasuk Polandia dan Bulgaria memilih bergabung dengan Amerika Serikat (AS) untuk membantu Ukraina dengan berbagai senjata militer.
Namun bagi Polandia dan Bulgaria, keputusan Rusia tidak memberi masalah karena mereka sudah menemukan negara lain yang bisa menjadi alternatif impor gas alam.
Sementara itu, Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa keputusan Rusia melalui Gazprom untuk menghentikan pasokan gas merupakan provokasi lain dari Kremlin dan usaha untuk memeras negara-negara Eropa.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar