"Senjata" AS Ini Ampuh buat Rusia Babak Belur, Nih Buktinya
Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan Amerika Serikat (AS) sepertinya mampu membuat India akhirnya mengecualikan pembelian minyak mentah dari Rusia. Ini terungkap dari sumber, sebagaimana dimuat Reuters, dikutip Rabu (13/4/2022).
Pengilangan utama India memberi tahu pelaku pasar bahwa minyak mentah Rusia, seperti Ural, tidak lagi ada dalam daftar tender terbaru yang ditutup pada Selasa. Padahal, Bloomberg sempat mencatat India membeli setidaknya 13 juta barel minyak Ural Rusia sejak akhir Februari 2022 lalu.
Ini terjadi pasca Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengadakan pertemuan secara virtual, Senin. Sikap netral India telah menimbulkan kekhawatiran, mengingat status negeri itu sebagai sekutunya AS di aliansi pengamanan Asia-Pasifik QUAD.
Biden sendiri disebut telah memberi penegasan. Perilaku India yang membeli minyak Rusia, dikatakannya, seharusnya bukan menjadi "kepentingan" mengingat ini dapat menghambat sikap AS terhadap perang di Ukraina.
Sebenarnya selain minyak, India juga bergantung pada senjata Rusia. Ini tak lain karena masalah klaim wilayah dengan China di Himalaya.
Untuk urusan ini, dalam pengumuman terpisah, Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyatakan bahwa India harus menghentikan hubungan strategisnya dengan Rusia. India, kata keduanya, akan membiarkan AS menjadi mitra pertahanan utamanya.
"Hubungan India dengan Rusia berkembang selama beberapa dekade, pada saat AS tidak dapat menjadi mitra India," kata Blinken.
"Waktu telah berubah. Hari ini, kami mampu dan bersedia menjadi mitra pilihan. dengan India di hampir setiap bidang perdagangan, teknologi, pendidikan, dan keamanan."
Minyak sendiri merupakan salah satu pemasukan besar buat Rusia. Bagaimana tidak, negara itu merupakan eksportir minyak mentah terbanyak ke-2 di dunia, setelah Arab Saudi, merujuk data Worldstopexports di 2020.
Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mencatat bahwa pabrik senjata di Rusia menyumbang 5% dari total 100 penjualan senjata teratas global pada 2020. Nilainya mencapai US$ 26,4 miliar di tahun yang sama.
Belum diketahui apa tanggapan Rusia terhadap hal ini. Sebelumnya akibat bombardir sanksi AS dan sekutu, ekonomi Rusia diyakini berkontraksi 15% tahun ini oleh Bank Dunia (World Bank).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar