Pilihan

Tentara Ukraina Bertahan di Mariupol, Putin: Blokir Jangan Biarkan Lalat Masuk - tempo

 

Tentara Ukraina Bertahan di Mariupol, Putin: Blokir Jangan Biarkan Lalat Masuk

Reporter:

Tempo.co

Editor:

Yudono Yanuar

Jumat, 22 April 2022 11:05 WIB
Tentara Ukraina Bertahan di Mariupol, Putin: Blokir Jangan Biarkan Lalat Masuk
Konvoi tank pasukan pro-Rusia melintas di sepanjang jalan selama konflik Ukraina-Rusia di dekat kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 17 April 2022. REUTERS/Chingis Kondarov

TEMPO.COJakarta - Tentara Ukraina mempertahankan benteng terakhir mereka di Mariupol sampai Jumat ini, 22 April 2022, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim kemenangan dalam pertempuran terbesar dalam invasinya dengan menyatakan kota pelabuhan itu tekah dikuasai setelah berminggu-minggu pengeboman tanpa henti.

Amerika Serikat membantah klaim Rusia itu, dan mengatakan mereka yakin pasukan Ukraina masih menguasai kota itu. Putin memerintahkan pasukannya untuk memblokade sebuah pabrik baja raksasa tempat pasukan Ukraina bertahan dan tidak mengindahkan ultimatum untuk menyerah atau mati.

Ukraina mengatakan Putin ingin menghindari bentrokan terakhir dengan pasukannya di Mariupol, karena dia kekurangan pasukan untuk mengalahkan mereka. Namun para pejabat Ukraina juga meminta bantuan untuk mengevakuasi warga sipil dan tentara yang terluka.

Dalam pertemuan yang disiarkan televisi di Kremlin, Putin mengucapkan selamat kepada menteri pertahanannya dan pasukan Rusia atas "upaya pertempuran untuk membebaskan Mariupol" dan mengatakan tidak perlu menyerbu industri yang berisi pabrik baja Azovstal.

"Tidak perlu masuk ke catacombs ini dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri ini... Blokir kawasan industri ini sehingga lalat pun tidak bisa masuk," kata Putin.

Mariupol, sebuah pelabuhan utama di wilayah Donbas timur Ukraina, terletak di antara wilayah yang dikuasai oleh separatis dukungan Rusia dan Krimea, semenanjung Laut Hitam yang direbut Moskow pada 2014. Dengan merebut Mariupol, Rusia bisa menghubungkan kedua wilayah tersebut.

Bahkan ketika Putin mengklaim hadiah besar pertamanya sejak pasukannya diusir dari ibu kota Kyiv dan Ukraina utara bulan lalu, itu masih jauh dari kemenangan yang diinginkan Moskow setelah pertempuran berbulan-bulan di kota yang hancur menjadi puing-puing.

Dalam pidato larut malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia melakukan semua yang bisa "untuk mengklaim setidaknya beberapa kemenangan", termasuk memobilisasi kelompok-kelompok taktis batalion baru.

"Mereka hanya dapat menunda hal yang tak terhindarkan - waktu ketika penjajah harus meninggalkan wilayah kita, termasuk dari Mariupol, sebuah kota yang terus melawan Rusia terlepas dari apa yang dikatakan penjajah," kata Zelenskiy.

Moskow meningkatkan serangannya di Ukraina timur minggu ini dan melakukan serangan jarak jauh ke target lain termasuk Kyiv dan kota barat Lviv, di mana rudal menewaskan tujuh orang pada hari Senin.

Washington mengesahkan bantuan militer senilai Rp 11 triliun lebih lagi untuk Ukraina pada hari Kamis, termasuk artileri berat dan pesawat tak berawak Ghost yang langsung hancur setelah menyerang target mereka.

"Kita sekarang berada dalam ambang kritis di mana mereka akan menyiapkan panggung untuk fase berikutnya dari perang ini," kata Presiden AS Joe Biden.

Ditanya tentang deklarasi kemenangan Putin di Mariupol, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan itu "lebih banyak disinformasi dari buku pedoman mereka yang sudah usang".

Berikutnya: Ribuan warga sipil tewas, mayat berserakan

<!--more-->

Mariupol, yang dulu berpenduduk 400.000 orang, menjadi pusat pertempuran paling intens dari perang sejak 24 Februari, tetapi juga bencana kemanusiaan terburuk.

Ukraina memperkirakan puluhan ribu warga sipil tewas di Mariupol. PBB dan Palang Merah mengatakan korban sipil setidaknya ribuan.

Wartawan yang mencapai Mariupol selama pengepungan menemukan jalan-jalan penuh dengan mayat, hampir semua bangunan hancur, dan penduduk meringkuk kedinginan di ruang bawah tanah. Mereka hanya keluar untuk memasak sisa makanan di kompor darurat atau mengubur mayat di kebun.

Pasukan Ukraina tetap berada di dalam kompleks baja Azovstal, salah satu fasilitas metalurgi terbesar di Eropa, seluas 11 km persegi dengan bangunan besar, bunker bawah tanah, dan terowongan.

Walikota Mariupol, Vadym Boichenko, mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis bahwa hanya Putin yang dapat memutuskan nasib 100.000 warga sipil yang masih terjebak di kota itu.

"Penting untuk dipahami bahwa kehidupan yang masih ada, mereka hanya berada di tangan satu orang - Vladimir Putin. Dan semua kematian yang akan terjadi setelah sekarang akan ada di tangannya juga," kata Boichenko.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan 1.000 warga sipil dan 500 tentara yang terluka harus segera dibawa keluar dari pabrik. Ia menyalahkan pasukan Rusia atas kegagalan membangun koridor aman yang telah disepakati.

Moskow mengatakan Rusia telah memindahkan 140.000 warga sipil dari Mariupol dalam evakuasi kemanusiaan. Kyiv mengatakan beberapa dideportasi secara paksa, yang akan dianggap sebagai kejahatan perang.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada hari Selasa mengusulkan jeda kemanusiaan empat hari untuk pertempuran selama periode Paskah Ortodoks. Sebagian besar warga Ukraina dan Rusia adalah penganut Kristen Ortodoks, dan merayakan Minggu Paskah pada 24 April lusa.

Reuters

Jurnalis Tempo Raymundus Rikang melaporkan konflik Rusia - Ukraina secara langsung dari Ukraina. Simak laporan-laporan terkini eksklusif hanya di Tempo, klik bit.ly/TempoDariUkraina

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek