Tujuh Titik Rawan Jalur Mudik Pansela
Kamis, 21 Apr 2022 12:17 WIB
Jalan di daerah rawan longsor di Kebumen. (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --
Arus mudik Lebaran 2022 diprediksi meningkat setelah dua tahun dilarang karena pandemi Covid-19. Kemacetan beserta dampak buruk lainnya bisa jadi tak terhindarkan. Pemerintah memprediksikan bakal ada 85 juta orang yang mudik di Lebaran tahun ini.
Karena itu pemerintah mengimbau penggunaan jalur non-tol dan jalur alternatif lain untuk mudik. Seperti jalur Pantai Selatan atau Pansela yang bisa dipakai pemudik dari Jakarta yang ingin menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, atau bahkan Jawa Timur.
Namun, bukan berarti trek ini bebas hambatan. Pemudik tetap perlu berhati-hati. Ada sejumlah titik rawan bencana dan kecelakaan di sepanjang Jalur Pansela.Sepanjang jalan ini pemudik akan disajikan keindahan pemandangan alam dan berbagai tempat wisata. Pemudik yang bosan dengan pemandangan tol di Trans Jawa, bisa ganti suasana di jalur ini.
Kendala di jalur ini adalah kondisi alam yang mendorong para pengemudi untuk berkonsentrasi ekstra. Terutama ketika melintasi kawasan perbukitan.
Secara umum, Jalur Pansela memiliki kondisi aspal yang baik, terbilang mulus dan minim lubang. Meskipun ada beberapa jalan yang rusak. Masalah lain yaitu penerangan yang minim di sepanjang jalan.
Sedikitnya ada lima titik rawan Jalur Pansela dari Jakarta hingga Yogyakarta.
Tim CNNIndonesia.com telah menyusuri jalur ini melalui Ciwidey, Kabupaten Bandung.
1. Kemacetan di Ciwidey
Keluar dari Gerbang Tol Soreang, Bandung, pemudik akan melintasi daerah dataran tinggi. Trek mulai berliku dan menanjak di Jalan Raya Soreang-Ciwidey. Lebar jalan sekitar 5 meter untuk dua ruas jalan.
Di titik ini banyak tempat wisata. Beberapa di antaranya yaitu Kawah Putih, Ciwidey Valley, Ranca Upas. Para pengunjung dari luar kota kebanyakan membawa kendaraan pribadi. Kemacetan pun tak terelakkan.
Pemudik yang ingin menghindari kemacetan sebaiknya berangkat lebih pagi. Sebelum pukul tujuh, arus lalu lintas biasanya masih lengang. Suasana sejuk di daerah pegunungan juga jadi nilai tambah pengendara yang melintasi wilayah ini.
2. Kawasan Berkabut di Gunung Sumbul
Setelah melewati area perkebunan teh milik PTPN VIII, pemudik akan memasuki wilayah Gunung Sumbul, Kabupaten Bandung. Di titik ini, kabut biasanya turun menutupi jalan. Jarak pandang jadi lebih pendek, apalagi ketika hujan.
Sopir perlu waspada ketika melintasi jalanan berliku di pinggir jurang, sebab tak ada pagar besi pembatas jalan di daerah ini.
3. Tanjakan Kelok 1000
Lewat dari kawasan berkabut, pengendara bakal melintasi jalanan dengan tikungan yang semakin ekstrem. Daerah ini adalah Jalan Tanjakan Kelok 1000. Di titik ini, kecepatan laju kendaraan perlu dikurangi, bahkan hingga 20 kilometer per jam.
Pengendara yang datang dari arah Ciwidey akan menyusuri jalan turunan yang cukup curam. Namun bagi pengendara yang datang dari arah sebaliknya, yaitu Cidaun, mereka akan melewati tanjakan yang berat.
Memasuki perbatasan Bandung-Cianjur, terdapat Rest Area Naringgul. Pemudik perlu beristirahat sejenak. Selain memeriksa kembali kondisi kendaraan, kesehatan fisik pemudik juga perlu diperhatikan, terutama sopir. Sebab setelah ini trek yang akan dilalui semakin menantang.
4. Rawan Longsor di Naringgul
Di Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, ruas jalan semakin menyempit. Sekitar 3-4 meter untuk dua ruas jalan. Ini adalah kawasan hutan.
Pengendara disarankan agar tidak melewati kawasan ini pada malam hari. Selain tak ada lampu jalan, trek yang dilalui juga terbilang ekstrem.
Beberapa titik di Jalan Suka Bakti, Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, terpantau rusak. Pengendara juga akan melintasi jalan di antara tebing dan jurang. Ketika hujan, daerah ini menjadi rawan longsor.
Tikungan tajam serta tanjakan dan turunan ekstrem akan banyak dilalui pengendara, terutama di Tanjakan Huut. Saat kami melewati daerah ini, kendaraan berjalan bergantian untuk menghindari kecelakaan saat berpapasan.
Jalan yang menantang itu berakhir di Jembatan Cipandak. Setelah itu, trek yang dilalui tak sesulit sebelumnya. Hingga akhirnya tiba di Jalur Pantai Selatan, Cianjur.
5. Jalan Malam di Hutan Sancang
Jika pemudik terpaksa melakukan perjalanan di malam hari, sebaiknya perhatikan kondisi kendaraan, terutama lampu. Sebab Jalur Pansela sangat minim penerangan.
Setelah melewati Jembatan Cibaluk, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, trek yang dilalui pengendara akan semakin berat di malam hari. Penerangan hanya mengandalkan sorotan lampu kendaraan.
Rumah penduduk baru dijumpai setelah berjalan sekitar 6 kilometer. Di sini jalanan mulai terlihat. Tak lama kemudian, jalanan yang dilalui kembali gelap gulita. Jalan berliku dan tidak rata. Ini adalah kawasan Hutan Sancang, Garut.
Perjalanan di titik ini akan makin sulit ketika menembus hujan di malam hari. Nyaris tidak ada kendaraan yang melintas di malam hari.
6. Rawan Longsor di Kalipucang
Sebelum memasuki perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, pemudik kembali memasuki kawasan perbukitan di Kecamatan Kalipucang, Pangandaran. Setelah Lembah Putri di Desa Putrapinggan, trek mulai berliku dan menanjak.
Daerah ini rawan longsor, terutama di Jalan Raya Banjar-Pangandaran, Kalipucang. Posisinya berada di tengah hutan. Di beberapa titik, warga berjaga sambil membawa bendera untuk mengatur lalu lintas.
7. Jalur Ekstrem Kebumen
Wilayah lain yang cukup menantang di Jawa Tengah adalah Kabupaten Kebumen. Setelah melewati Jembatan Ayah, pemudik akan memasuki Hutan Wanalela. Kondisi jalanan rusak dan berlubang banyak ditemui di sepanjang Jalan Ayah-Karangbolong.
Daerah ini rawan longsor. Pemudik berjalan di antara tebing dan jurang. Bahkan di beberapa titik, jurang tak dilengkapi dengan pagar pembatas jalan.
Usai melintasi persimpangan Jalan Pantai Menganti, pemudik akan menemui tanjakan tajam leter S di Jalan Ayah-Karangbolong. Sepanjang jalan ini pemudik akan menyusuri trek berkelok menanjak dan menurun dengan kondisi jalan rusak.
Jalur ini berada jauh dari bibir pantai. Trek menantang ini setidaknya dilalui hingga Jembatan Suwuk, Kabupaten Kebumen.
Setelah itu, perjalanan kembali menyusuri pantai selatan. Pada umumnya, jalur yang dilalui sepanjang Pantai Selatan adalah lurus. Pengemudi tak boleh lengah dengan trek yang kadang membuat mata terpejam.
(pmg)
Saksikan Video di Bawah Ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar